Novel Baswedan: Teror Terhadap Pejuang Antikorupsi Tak Pernah Terungkap



Jakarta, Visi Muslim- Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menuturkan, sejumlah teror dialamatkan kepada para pejuang antikorupsi. Dari deretan teror-teror tersebut, tak ada yang diungkap oleh penegak hukum.

"Iya mas. Bahkan semua serangan kepada pejuang anti-korupsi belum pernah ada yang terungkap," ujar Novel saat dikonfirmasi, Minggu (12/7).

Menurut Novel, dari deretan teror terhadap pejuang antikorupsi, hanya teror terhadap dirinya yang diungkap penegak hukum. Walaupun akhir pengungkapan kasusnya anti-klimaks.

"Satu-satunya yang ada proses adalah kasus serangan terhadap saya. Itu pun prosesnya seperti terpaksa, janggal, dan sangat terlihat banyak yang ingin ditutupi, bahkan orang yang dijadikan terdakwa hanya dituntut satu tahun," kata Novel.

Novel membandingkan perlakuan pemerintah Indonesia dengan negara lain dalam memperlakukan pejuang anti-korupsi. Di Malaysia, Novel sempat mendapat penghargaan dari Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF) pada 11 Februari 2020.

Pemberian penghargaan langsung dilakukan oleh Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Muhammad di hadapan para pejabat utama Malaysia dan perwakilan lembaga negara di Malaysia.

"Saya hanya ingin menggambarkan betapa keberpihakan mengenai pemberantasan korupsi di Malaysia sangat kuat dan didukung dengan kebijakan yang jelas. Ini semua tidak kita jumpai di Indonesia. Tentunya miris atas hal itu," kata Novel.

Untuk diketahui, sebelum Novel, pada 2015 aksi teror yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Kompol Apip Julian Miftah. Bahkan, aksi teror sudah dilakukan sebanyak tiga kali di rumahnya, Perumahan Mediterania, Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Pada 2015, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto bersama beberapa penyidik KPK lainnya mendapat teror ancaman pembunuhan. Ancaman itu muncul saat penyidik KPK menangani kasus dugaan korupsi petinggi kepolisian.

Dua pimpinan KPK Agus Raharjo dan Laode Syarif juga pernah mendapat teror bom. Barang diduga bom itu diletakkan di depan rumah Agus Raharjo di Bekasi dan di depan rumah Laode Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan.

Bom yang ditemukan di rumah Agus berupa paralon. Sedangkan, bom yang ditemukan di rumah Laode berupa pecahan botol dan bekas asap api. [] Sumber: Liputan6.com

Posting Komentar untuk "Novel Baswedan: Teror Terhadap Pejuang Antikorupsi Tak Pernah Terungkap"