Hak Pendidikan Teramputasi Pembangunan Ala Kapitalistik

 

Ilustrasi

Oleh: Cynthia Putri

Tak semua pelajar di berbagai pelosok negeri mendapatkan akses pendidikan dengan mudah di era pandemi ini. Pembelajaran secara daring memang merupakan ide cemerlang, tapi tak selalu berjalan mulus. 

Sebagaimana berita yang diunggah di mediaindonesia.com mengenai fakta yang dialami Dimas Ibnu Alias, siswa SMP 1 Rembang, Jawa Tengah. Ia tetap berangkat ke sekolah setiap hari karena tidak memiliki handphone untuk mengakses pembelajaran secara online.

Fakta lain yang dialami guru dan murid di Kampung Todang Ili Gai, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT jauh lebih miris lagi. Situs merdeka.com menginformasikan bahwa wilayah tersebut terisolir dari berbagai akses kehidupan (listrik, jalan, hingga telekomunikasi). Bahkan sekolah pun tidak ada biaya untuk mempersiapkan radio untuk akses pembelajaran via RRI misalnya.

Padahal untuk mencapai kesuksesan program belajar mengajar secara virtual haruslah didukung dengan sarana-prasarana yang memadai. Infrastruktur yang dibutuhkan tidak hanya berupa akses jalan saja namun juga ketersediaan jaringan listrik, hingga akses internet yang murah.

Namun nyatanya pemerintah sejauh ini lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur untuk kepentingan investasi asing. Daripada pemenuhan kebutuhan dasar rakyat seperti ketersediaan sarana pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia. 

Pembelajaran jarak jauh yang menuntut adanya sarana telekomunikasi dan ketersediaan jaringan memaksa puluhan juta pelajar kehilangan haknya untuk mengakses pendidikan. 

Lain halnya dengan sistem Islam yang menjamin adany pemenuhan kebutuhan dasa rakyat. Serta menempatkannya sebagai prioritas utama pembangunan dalam kondisi apapun.

Sudah saatnya kita sadar, bahwa hanya sistem Islam yang mampu mengatasi permasalahan di segala sisi. Serta menjamin kebutuhan dasar rakyat termasuk pendidikan. Bahkan Islam menempatkan pendidikan sebagai prioritas dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Baik dari sisi ketakwaan kepada Sang Pencipta, pemahaman dan pemikiran yang cemerlang tentang hakikat kehidupan hingga bekal berupa skill berupa ilmu duniawi.

Posting Komentar untuk "Hak Pendidikan Teramputasi Pembangunan Ala Kapitalistik"