Timeline Dakwah Khilafah Di Nusantara

 

Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)


Rasulullah Muhammad SAW dan kehidupannya adalah anugerah bagi  manusia dan alam semesta. Timeline dakwah Beliau SAW adalah 23 tahun, tetapi pengaruhnya itu telah menjangkau 2/3 dunia selama 14 abad dalam bingkai Khilafah.

Mulai diangkat menjadi Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun, Baginda SAW mendapatkan 40 kader (sahabat) terbaik umat ini dan mulai menggoyang sistem jahiliyah yang amat kuat di Makkah. Rasulullah pada usia ke-12 tahun dakwahnya ditolak banyak kabilah.

Namun, di titik kritis itu lah nasrullah (pertolongan Allah SWT) datang tahun ke-12 Para Pemimpin Umat di Madinah mendaulat Beliau SAW menjadi kepala Daulah Islam yang pertama. Wafatnya Beliau SAW kemudian dilanjutkan oleh para Khalifah yang sangat kuat dari masa ke masa. Khulafaur Rasyidin dilanjutkan oleh Khilafah Ummayah, Abbasiyah, Mamluk, Ayyubiyah dan Ustmaniyah.

Dan sejak dulu, Khilafah memulai timeline dakwahnya di bumi Nusantara. Jejak sejarah pertama yang didapatkan di bumi Nusantara adalah masuk Islamnya Raja Sriwijaya Jambi pada abad ke-7 Masehi. Sang raja ini terpesona dengan dakwah Islam oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Raja bersurat kepada Khalifah 

Pada saat Kekhilafahannya, dunia Islam diliputi dengan kemakmuran. Khalifah ini diakui sepanjang sejarah dan namanya sering diperbincangkan di khutbah-khutbah dan mimbar-mimbar di Indonesia sebagai cerminan salahsatu Khalifah terbaik Kaum Muslimin.

Banyak bukti sejarah mencatat banyaknya perkampungan Muslim di Sepanjang Sumatera selama abad ke-7 hingga ke-14. Bahkan utusan Kekaisaran Kuno China, yang mendampingi Laksamana Cheng Ho, membuat catatan khusus tentang perkembangan dakwah Islam di Nusantara.

Pada abad ke -13 hingga abad ke-14 Wali Songo diutus Kekhilafahan Islam pada era Khilafah Utsmaniyah, untuk mendakwahkan Islam kepada para Raja dan Sultan. Salahsatu Raja Majapahit memeluk Islam. Islam pun berkembang sejak masa Raja Hayam Wuruk bahkan Adipati Gaj Ahmada (Gajah Mada) yang kuat menggenggam Nusantara masuk Islam (Lihat Api Sejarah jilid 1 karya Prof Ahmad Mansur Suryanegara).

Raden Fattah tercatat sebagai Sultan Pertama Kesultanan Islam yakni Kesultanan Demak. Pengukuhannya diridhoi oleh Khalifah Turki Utsmani dengan mengirimkan bendera Islam yang sampai sekarang dijaga dengan baik di Kesultanan Jogjakarta (simak pidatao Sri Sultan Hamengkubuwono X di KUII Jogja).

Bahkan, Khilafah terus menjaga hubungannya dengan Nusantara pada era perjuangan melawan penjajah. 

Pada abad ke-16, Khilafah Ustmani berhasil melatih Kesultanan Aceh kemampuan militer tingkat tinggi. Sultan Aceh dan rakyatnya mampu membuat senapan api dan meriam. Kemudian Kesultanan ini mengusir Portugis dari Aceh dan Malaka sampai selama-lamanya.

Penjajah Belanda memang lebih kuat karena berhasil menerapkan politik divide et impera. Melalui Snouck Hurgronje, seorang intel yang pura-pura menjadi muallaf, kelemahan Kaum Muslimin diketahui.

Kekuatan Kaum Muslimin terletak pada kecintaannya kepada Syariat Islam dan kedekatannya dengan para Ulama. 

Snouck berhasil meyakinkan penjajah Belanda untuk memisahkan Islam Politik dari Kaum Muslimin di Nusantara. Penjajahan pun makin kokoh, ditambah dengan penguasa-penguasa antek Belanda yang menyokong imperialisme di Nusantara.

Khilafah terus mencoba mengusir penjajah di Nusantara meski sedang sakit. Khilafah dicaplok Inggris, Perancis, AS dan sekutunya namun usaha untuk membebaskan Nusantara terus berlanjut.

Konsulat Khilafah Ustmaniyah di Jakarta terus mengagitasi masyarakat untuk melawan penjajah Belanda. Namun, hal ini ketahuan Penjajah, konsulat ini diganti.

Ustadz Tengku Zulkarnain menyatakan hanya orang culas yang mencoba menghapus jejak Khilafah di Indonesia. Menurutnya, pernah ada pejuang Nusantara, seorang kepala daerah di Aceh. Beliau berusia 19 tahun menembak mati Mayor Jenderal Belanda Khloer di Aceh.

Senjata itu didapatkan dari hasil masyarakat Aceh belajar militer ke Khilafah Ustmani. Begitu juga hal yang sama dengan Malahayati, Pejuang Muslimah Aceh yang menembak mati Cornelis de Houtman jenderal Barat di Aceh.

Ini semua hasil kerjasama Aceh dengan Khilafah. 200 Kesultanan Islam bisa hadir di Nusantara karena kontribusi Khilafah di Nusantara. Indonesia menjelang merdeka pernah membentuk Komite Khilafah yang bertujuan menegakkan kembali Kekhifahan Islam pada tahun 1928.

Inilah timeline dakwah Khilafah di Nusantara. Semoga timeline baru bisa segera terwujud entah itu di Indonesia mau pun di negeri Kaum Muslimin lainnya dengan tegaknya Khilafah janji Allah SWT. Khilafah alaa minhajin nubuwwah. []

Bumi Allah SWT, 17 Agustus 2020

Posting Komentar untuk " Timeline Dakwah Khilafah Di Nusantara"