Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Palestina Mengecam Kesepakatan Normalisasi



Ramallah, Visi Muslim- Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menggambarkan penandatangan kesepakatan normalisasi antara Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel pada Selasa, (15/9/2020) sebagai hari yang "Kelam"

"Ini adalah hari kelam dalam sejarah sistem resmi Arab, dan hari yang menyedihkan bagi rakyat Palestina dan perjuangan rakyat Palestina," kata Wasel Abu Yousef, anggota Komite Eksekutif dan Sekretaris Jenderal Front Pembebasan Palestina PLO.

"Ini adalah tusukan dari  belakang yang berbahaya bagi perjuangan, hak, kesucian, dan pengorbanan rakyat Palestina," katanya.

Kesepakatan semacam itu akan memungkinkan Israel untuk meningkatkan kekejamannya terhadap Palestina dan melakukan kejahatan termasuk "perampasan tanah, kebijakan pembersihan etnis dan hukuman kolektif di semua wilayah Palestina yang diduduki," kata Abu Yousef.

Sementaea itu Sekretaris Dewan Revolusi Gerakan Fatah Majid Al-Fityani mengatakan kepada kantor berita Turki: "Hari ini mereka menandatangani, dengan aib mereka, perjanjian ketergantungan, perlindungan, dan kepatuhan dengan negara penjajah Israel."

"Sayangnya, tanda tangan ini datang pada malam [peringatan] pembantaian Sabra dan Shatila," pada 16 September 1982 ketika milisi Kristen yang bersekutu dengan Israel membantai lebih dari 3.500 warga sipil, kebanyakan warga Palestina dan Syiah Lebanon, di sebuah kamp pengungsi Palestina di Beirut.

"Ini adalah hari yang kelam, dan memalukan di dahi para penguasa Emirates dan Bahrain," ujarnya. "Bahrain dan UEA tidak mewakili apapun kepada Palestina dan mereka tidak berbicara atas nama mereka. Kami memiliki perwakilan tunggal dan sah dari Organisasi Pembebasan Palestina."

Israel secara resmi telah menandatangani perjanjian dengan perwakilan Bahrain, UEA dan Israel dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Putih yang dipimpin oleh Presiden AS Donald Trump.

Bahrain menjadi negara Arab keempat yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel Jumat lalu setelah Mesir pada 1979, Yordania pada 1994, dan UEA pada Agustus.

Palestina menggelar serangkaian aksi unjuk rasa pada Selasa di Tepi Barat dan Jalur Gaza menentang perjanjian kontroversial tersebut. [] Gesang

Posting Komentar untuk "Palestina Mengecam Kesepakatan Normalisasi"

close