Kapitalisme, Perlawanan dan Strategi Islam



Oeh : M. Azzam Al Fatih (Penulis dan aktivis Dakwah)


Tampaknya kaum muslimin masih dalam zona terpuruk. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai problem yang dialami oleh  negeri – negeri muslim. Yakni masih dalam kubangan penjajahan barat. Penjajahan yang tidak wujud fisik seperti di era Belanda, Namun penjajahan dengan cara halus yang tidak dapat dimengerti oleh mereka yang terbuai oleh cinta dunia.

Negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ternyata hanya sebutan saja. Faktanya dengan nama terbesar namun lemah dan tak berdaya. Hidup dalam penindasan dan persekusi ulama, aktivis dan ajarannya tidak kunjung selesai. Kajian dan khutbah Jum’at selalu diawasi dan dimata – matai. Ajaran Islam Khilafah dan jihad yang merupakan murni ajaran islam dihapus dari fiqihnya (republika.co.id). Bahkan tak segan – segan para aktivis dakwahnya di penjara dengan segala pasal karet yang rezim buat demi kepentingan pribadi dan pesanan Yahudi.

Arab Saudi, negeri muslim yang menjadi kiblat umat Islam seluruh dunia. Negeri di mana orang mengenalnya sebagai negara Islam yang banyak menerapkan hukum islam dan negeri di mana dienul Islam diturunkan. Ternyata, negeri tersebut juga tidak bisa menjamin umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Bahkan  umat Islam mulai di geser dan digiring kepada sekulerisme. Seperti yang kita ketahui dibawah kepemimpinan mahkota Muhammad bin Salman, di Jeddah telah dibuka diskotik, konser musik besar – besaran serta perempuan sudah diperbolehkan membawa mobil sendiri. Adapun para ulama yang mengingatkan hal tersebut namun malah berujung penjara oleh raja yang sekuler (tribunnews.com).

Terlepas dari dua negeri yang muslim tersebut, masih terdapat negeri muslim yang terus didera penjajahan secara fisik dan penindasan yang keji. Semisal Palestina, Uighur, suriah syiria, Myanmar dan beberapa negara lainya. Mereka hidup dalam ancaman kejaran oleh para rezim anti Islam, dikejar, dibunuh, diperkosa, dan dibantai beramai – ramai. Mereka berlaku seperti binatang.

Itulah fakta yang terjadi pada tubuh kaum muslim, Terkekang oleh keadaan yang memaksa harus berjibaku dengan kedzolimaan rezim sekuler. Tidak bisa menghindar,  yang ada adalah tetap bersabar  dan Istiqomah menjalankan ibadah sebagai kewajian seorang muslim

Hal ini menunjukkan bahwa strategi barat berjalan dengan baik. Sebuah strategi yang buat oleh Rand, pusat penelitian dan kajian strategis tentang Islam di timur tengah dengan dibiayai oleh Smith foundation. Rand telah mengeluarkan dokumen dua kali, pada tahun 2003 dan 2007. Dokumen pertama memetakan kemudian memecah belah dan menciptakan konflik internal umat Islam. Dan strategi ini berjalan ternyata berjalan dengan mulus.

Lalu dokumen kedua pada tahun 2007 memuat langkah – langkah membangun jaringan Muslim moderat pro barat.

Selain itu barat juga berhasil memetakan tubuh  umat Islam dengan mengelompokkan 4 golongan.

1, fundamentalis, kelompok umat Islam yang menolak nilai  – nilai demokrasi dan menerapkan Islam secara kaffah.

2.tradisionalis, kelompok Islam yang mencurigai modernitas. Kelompok ini berpegang pada substansi ajaran Islam tanpa peduli formalisasi.

3.modernis, kelompok masyarakat modern yang ingin reformasi Islam agar sesuai tuntunan zaman sehingga bisa sebagai bagian modernitas.

4.sekuleris, kelompok masyarakat Islam yang ingin menjadikan Islam sebagai privasi dan dipisah dari urusan negara.

Barat mengelompokkan Islam tersebut agar lebih mudah menghancurkan Islam dari dalam. Kelompok ke 2,3, dan 4 dibuat  bersahabat dengan kondisi zaman untuk melawan kelompok fundamentalis ( manurut bahasa mereka) dan faktanya memang benar bahwa kelompok pertama dibuat seolah – olah musuh umat Islam, hingga kaum muslimin menjauhi kelompok pertama. Padahal kelompok pertama adalah kelompok yang benar – benar memperjuangkan agama Allah SWT agar syariat Islam diterapkan secara kaffah dengan tegaknya daulah khilafah demi terwujudnya kehidupan islami yang rahmatan Lil Alamin.

Barat  sangat serius menjalankan strategi Rand ini dengan mengeluarkan dana yang besar demi kesuksesannya. mereka memunculkan para tokoh  yang bisa dijadikan alat melaksanakan strategi ini. Mereka memanfaatkan rezim sekuler dan antek – anteknya. Mereka juga memanfaatkan anak muda yang berpresti untuk diberikan beasiswa untuk belajar di negeri – negeri pengusung kapitalisme.

Para jurnalis dan penulis, pun dimanfaatkan untuk  mencitra buruknya kelompok yang mereka anggap sebagai fundamentalis, dengan menerbitkan buku dan mengadakan seminar – seminar dikampus dan tempat di mana prospek untuk dimanfaatkan sebagai corong barat.

Keterpurukan umat Islam selain disebabkan oleh strategi Rand yang dijalankan secara baik juga karena umat Islam sendiri yang enggan mempelajari Islam secara kaffah dan menerapkanya. Mereka terlalu sibuk dengan urusan karier dan  nyenyak bobok dibawah siatem kapitalisme.

Yang pada akhirnya umat tertumpu pada masalah pribadinya sehingga mudah menelan racun strategi barat dan membenarkan sesuatu yang buruk.

Oleh karena itu jika umat islam ingin lepas dari keterpurukan akibat cengkeraman rezim sekuler. maka diperlukan usaha dan perlawan sebagai wujud kewajiban kita kepada Allah SWT. Tidak ada yang lain selain berjuang dan melawan penjajahan kafir berupa perang pemikiran, melawan pemikiran barat yang menjauhkan ketaatan kepada Allah SWT dan mencounter propaganda jahat war on terorism dan war on radicalism.

Maka dari itu keistiqomahan dan ghiroh seorang pengemban dakwah sangat dibutuhkan demi meneruskan perjuangan dalam rangka mengukir peradaban islam. Dan dalam rangka  menyambut kemenangan yang telah Allah SWT janjikan dan  Rosululloh  SAW kabarkan. Terjun ke masyarakat dan berinteraksi dengan umat adalah jalan yang mesti dilakukan sebagaimana yang Rosululloh SAW contohkan. menjelaskan dan memahamkan kepada umat agar kembali kepada ajaran Islam secara kaffah.

Pengemban dakwah harus bisa mengambil hati umat Islam untuk meluruskan fitnah – fitnah yang terus dihujamkan oleh musuh – musuh islam. Seperti sebutan terorisme dan radikal yang terus mereka  gemborkan, harus dijelaskan bahwa Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan. Islam hanya mengajarkan agar kita taat kepada Allah dengan sebenar – benarnya taqwa dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an ayat Ali Imron ayat 102.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim”.

Memang kata radikal dalam arti bahasa sesuatu yang baik ” akar ” yang mana mempelajari Islam dari akar hingga daun atau dalam bahasa Qur an adalah kaffah. Namun karena kata radikal telah  digunakan dan diartikan dengan kekerasan untuk membung kam para pejuang kebenaran. Maka kata radikal harus ditolak dan dijelaskan kepada umat. Bahwa Islam mengajarkan ketaqwaan yang tinggi agar mencapai derajat kemuliaan disisi Allah SWT. Yang sejatinya taqwa yang sesungguhnya adalah masuk Islam secara kaffah dan menerapkannya dalam bingkai daulah Khilafah Islamiyyah agar buah dari penerapan Islam secara kaffah bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia. []

Posting Komentar untuk "Kapitalisme, Perlawanan dan Strategi Islam"