Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Multaqa Ulama ASWAJA Cianjur: Kiprah Ulama Cinta Negeri, Jaga Keutuhan Negeri, Tolak Pemimpin Dzalim, Terapkan Islam Kaffah



Cianjur, Visi Muslim-  Menutup akhir tahun yang penuh dengan kepiluan para ulama langit berkumpul menyampaikan kalimahnya baik di ruang zoom maupun kopdar melalui live streaming youtube yang ditayangkan secara eksklusif oleh MBUTv Channel. (Senin, 14 Desember 2020)

Acara ini digelar dalam Multaqo Ulama Aswaja Suci (Sukabumi-Cianjur) dengan mengangkat tema besar : “MULTAQA ULAMA ASWAJA: KIPRAH ULAMA CINTA NEGERI, JAGA KEUTUHAN NEGERI, TOLAK PEMIMPIN DZALIM, TERAPKAN ISLAM KAFFAH”.

Multaqo dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh ust. Muhammad Rusliana.

Selanjutnya Ust. M. Cecep Jafar Mukarom selaku MC menghaturkan kalimah taqdim kepada Kyai Muhlis Ali beliau dari Cibadak Sukabumi. Dalam sambutannya sambil menyapa para peserta yang hadir baik diruang zoom maupun yang nobar via streaming Kyai Muhlis menyampaikan bahwa: “Keruntuhan suatu peradaban ditandai dengan merajalelanya kezaliman, hilangnya keadilan, dan semakin jauhnya manusia dari keta’atan kepada Allah SWT. Demokrasi sekuler adalah biang dari kezaliman. Kembali kepada Islam Kaffah merupakan satu-satunya jalan menuju tegaknya keadilan.”

KH. Saidin ulama asal Cipanas Cianjur sebagai penyampai kalimah pembuka walaupun dalam keadaan prihatin mencermati kondisi negara saat ini,  penuh semangat menyampaikan kalimahnya diantara yang beliau sampaikan adalah bahwa Al Quran adalah solusi akar masalah negeri.

“Jelas masalahnya dan jelas solusinya. Hanya satu solusinya laksanakan Islam secara kaaffah Insya Allah bukan hanya negeri ini, tapi alam semesta akan penuh berkah dengan melaksanakan syariat islam secara kaaffah”, ungkap beliau.

Ulama dari Baros Kota Sukabumi Pimpinan Majlis Taklim At Taufik yakni KH. Ade Hikmat Nugraha tak kalah bersemangatnya menyampaikan kalimahnya dalam multaqo akhir tahun ini. Beliau menyeru peserta bahwasannya separatisme dan kedzaliman adalah buah sistem demokrasi kufur, untuk itu hentikanlah.

“Mari kita sama-sama berjuang untuk kembali bertahkim pada hukum Allah SWT dengan berjuang demi tegaknya khilafah untuk menerapkan syariatnya”, seru beliau

Kewajiban dakwah ini bukan milik para kyai para ustadz maupun ulama yang memiliki ilmu tinggi, namun diwajibkan pada setiap individu muslim. Jangan sampai ulama-ulama dengan amanah ilmu menjadi ulama yang terkena virus fulus. Kalimah ini disampaikan oleh kyai muda Pengasuh Ma’had Khoiru Ummah Cianjur Ust Iman Firmansyah.

Hadir dari Majlis At Tarbiyah Cilaku Cianjur Kyai Abu Muhammad, beliau menyampaikan bahwa persatuan umat merupakan nikmat dari Allah. Beliau mengutip ayat dalam surah Ali Imron ayat 103. Persatuan permanen itu ada dalam syariah Islam yang kaaffah. Mau tidak mau para asatidz menyeru umat agar kembali kepada Islam yakni kembali menjalankan Syariah Islam.

Sangat aneh sekali kalau ada orang-orang yang menolak Khilafah padahal Khilafah adalah ajaran Islam. Para Ulama bersepakat bahwa Khilafah ini wajib ditegakkan bahkan merupakan taajul furud (mahkota kewajiban). Dalam seruannya Kyai Muda dari Majlis An Nuriyah Cibeber Cianjur ini menyampaikan seruan bahwa Khilafah Ajaran Islam, Campakkan sistem Demokrasi Kapitalis dan Tolak Pemimpin Dzalim.

Multaqo Ulama aswaja ini dipandu oleh Rois Multaqo dari Majlis Baitusy Syifa ur Rahmah ustadz Usman Abu Murod. Beliau dalam sela-sela acara senantiasa menyemangati peserta yang hadir sesekali mengajak takbir para peserta.

Berikutnya hadir dari Cicurug Sukabumi Pimpinan Majlis Mahabbatul Quran Al-Fatih. Beliau menyampaikan bahwasannya Allah itu pembuat hukum, manusia pelaksana. Nah. Kalau demokrasi posisi Allah sebagai pembuat hukum digantikan manusia. Definisi zhalim terpenuhi, bahkan demokrasi menjadi induk kezhaliman.

“Peran Ulama sangat penting bagi Indonesia dan berharga untuk mempertahankan Indonesia. Maka jika para mulai ditinggalkan oleh para penguasa maka tunggu saat kehancurannya. Para ulama adalah kunci-kunci kebaikan bagi semua sebagai pembuka-pembuka ilmu bagi masyarakat. Jika mereka (ulama) menutup ilmu maka akan membuka kejahatan-kejahatan akibat diamnya para ulama”. Kalimah yang mengetuk hati ini disampaikan oleh Kyai Luthpi Hapidudin dari Rumah Quran Aisyah Kota Sukabumi.

Di akhir penyampai kalimah pada Multaqo Ulama Aswaja Suci ini Kyai Eri Muhammad Ridwan menegaskan bahwa Perjuangan Ulama kedepan, ada 3 kata dalam Multaqo ini yakni Ulama, Khilafah dan Demokrasi.

Ketika berbicara Ulama dan Khilafah maka itu fakta karena sejalan, tapi berbicara Ulama dengan Demokrasi itu fake (palsu) atau ilusi. Maka ulama menjadi garda terdepan sebagai pewaris para Nabi. Terdepan dalam perubahan hakiki. Beliau adalah pengasuh Majlis Baitul Ummah Cianjur.

Acara ini ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh KH. Dede Tori Masturi, Ketua DKM Masjid Al Mukhtar PIC Cianjur. Dalam do’anya beliau memohon semoga Allah segera memenuhi janjiNya dengan kembali tegaknya Khilafah ala minhajin Nubuwwah. Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.

Posting Komentar untuk "Multaqa Ulama ASWAJA Cianjur: Kiprah Ulama Cinta Negeri, Jaga Keutuhan Negeri, Tolak Pemimpin Dzalim, Terapkan Islam Kaffah"

close