Multaqa Ulama Aswaja Jatim, Tolak Separatisme, Tolak Pemimpin Dzalim, Hentikan Kriminaliasasi Ulama dan Pejuang Islam



Surabaya, Visi Muslim-  Mensikapi perkembangan sosial politik di tanah air, kembali ulama Aswaja Jawa Timur menggelar Multaqa Ulama Aswaja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk ihtimam bi amril muslimin, kepedulian ulama atas persoalan kaum muslimin.

Multaqa ulama Aswaja Jatim digelar secara daling, Senin (7/12/2020) mulai pukul 20.00 sd 22.30 melalui channel Youtube. Kali ini topik yang menjadi pembahasan adalah “Kiprah Ulama Cinta Negeri, Jaga Keutuhan Negeri, Tolak Pemimpin Dhalim, Terapkan Islam Kaffah”.

Hadir menyampaikan kalam minal ulama, perwakilan kyai dari ujung timur hingga ujung barat Jawa Timur, sisi utara hingg sisi selatan Jawa Timur. Diantara ulama yang diberikan ihtirom oleh panitia multaqa untuk menyampaikan kalamnya adalah Kyai Saiful Hadi dari PP Al Munawwarah Jember, Kyai Ahmad Sukirno, Pengasuh MT. Baitus silmi Sukorejo Pasuruan, Kyai Mahmudi Syukri Malang, KH. Abah Kholiq dari Forum Umat Islam Surabaya, KH. Abdul Halim MT Ibadurrahman Jombang, KH. Thoha Cholili, Bangkalan, Madura, Kyai Qutub Amrullah, Ngawi, KH. Sahal, MT Al-Muttaqin Tulungagung, Kyai In’am Anis dari Sampang, Madura, Kyai Zainullah Muslim, Pengasuh MT. Baitul Muslimin, Rembang, Pasuruan.

Sebagaiman kita ketahui, akhir-akhir ini di tanah air, kita disuguhkan ketidakadilan yang dilakukan penguasa atas ulama, kyai yang kritis menasehati penguasa. Kriminalisasi ulama terus terjadi, ulama yang kritis, memberikan nasehat kepada penguasa dianggap sebagai ancaman. Segala gerak dan kegiatannya dicari-cari kesalahannya, dijerat dengan undang-undang ITE atau undang-undang protokol kesehatan.

Disisi lain, pemerintah tetap melaksanakan Pilkada secara serentak di lebih dari 200 daerah di Indonesia. Sementara para ulama, tokoh masyarakat, berbagai organisasi sudah mengingatkan untuk menunda pelaksaan Pilkada ini karena membahayakan masyarakat, namun pemerintah tidak bergeming.

Sikap ambigu pemerintah ini juga ditunjukkan pada kasus yang lain, organisasi separatis, teroris OPM (Organisasi Papua Merdeka) melakukan pawai peringatan hari ulang tahun OPM dengan mengibarkan benderanya. Pemimpinnya Benny Wanda melalui media sosial menyatakan diri sebagai Presiden Sementara Papua Barat dan tidak akan tunduk pada pemerintah Indonesia. Namun respon pejabat negara sangat landai, “wong pengumuman lewat medsos saja kok ditangapi”.

Gerakan separatisme OPM yang jelas-jelas nyata, angkat senjata melakukan perlawanan terhadap aparat tidak ditindak.

Hal ini berbeda jika dilakukan oleh umat Islam, yang belum jelas perkaranya sudah ditembak. Ulama, atau kyai yang menyatakan nasehat atau kritik terhadap penguasa, dengan sigap pihak keamanan langsung menindak, bahkan tak segan-segan hingga menghilangkan nyawa orang. Dengan garang aparat berkata akan mencari sampai ke lubang semut sekalipun, dengan jerat hukum undang-udang ITE.



Persoalan inilah yang melatarbelakangi pelaksanaan Multaqa Ulama Aswaja Jawa Timur, (Senin, 7/12/2020) pukul 19.30 sd 22.00 melalui media sosial channel Youtube. Ribuan ustad dan para muhibbinnya menyaksikan melalui channel Youtube.

Multaqa ini dilakukan semata-mata wujud cinta ulama kepada negeri ini.

Para ulama tidak ingin negeri ini terpecah belah, hanya karena ulah pemimpin dhalim hasil pemilu demokrasi yang telah menyengsarakan rakyat. Pemimpin ini lebih tunduk pada arahan para cukong-cukongnya dan tak segan-segan menghabisi rakyat jika mereka menentang kebijakannya.

Pemilihan pemimpin melalui sistem demokrasi berbiaya mahal hanya menghasilkan pemimpin dholim, membohongi rakyat. Rakyat hanya dijadikan komoditas untuk meraih suara, namun setelah pemimpin berkuasa, mereka mengikuti arahan cukong-cukong yang membiaya perhelatan mereka.


Karenanya melalui multaqa kali ini, kembali para ulama mengingatkan untuk meninggalkan sistem demokrasi karena hanya menghasilkan pemimpin yang mendhalimi rakyat, membohongi rakyat, menambah beban hutang kepada rakyat. Jangan mau ditipu dan tertipu dengan janji manis, cukuplah hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita, jangan diulangi lagi.

Para ulama dalam multaqa kali ini menyerukan kepada umat Islam untuk memilih pemimpin melalui jalur islam, biaya murah menghasilkan pemimpin yang amanah. Sudah saatnya, kita umat islam hidup diatur dengan syariah islam kaffah di bawah naung khilafah islamiyyah ala minhajin nubuwwah. Hanya dengan sistem ini umat manusia bisa hidup aman dan tentram karena inilah sistem yang diwariskan oleh baginda Rasululllah Saw untuk mengatur kehidupan manusia di bumi ini. []



Posting Komentar untuk "Multaqa Ulama Aswaja Jatim, Tolak Separatisme, Tolak Pemimpin Dzalim, Hentikan Kriminaliasasi Ulama dan Pejuang Islam"