V-Day, Hari Raya Cinta?



Oleh: Sitti Amina, S.Pd (Tenaga Pendidik dan Aktivis BMI Co Jambi)


Perayaan Valentine’s Day sudah kepalang dinobatkan sebagai hari kasih sayang di seluruh dunia. Termasuk kita yang muslim jadi latah ikut heboh setiap tanggal 14 Februari. Padahal V-Day ternyata punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari Islam. 

V-Day sering diidentikkan sebayai perayaan cinta atau hari kasih sayang. Tanpa pernah berpikir kalau kasih sayang awal cinta itu uda dibungkus rapi, sehingga semua orang tidak pernah tahu mana yang yang original cinta, mana yang nafsu. V-Day utelah berhasil membius semua orang, termasuk kita yang muslim. 

Dari segi perayaan V-Day di Barat. Bukan rahasia lagi kalau kehidupan Barat identik dengan seks bebas. Gambaran sepelenya bisa dilihat di film-film Barat. Laki-laki dan perempuan bergaul bareng tidak kenal batas. Gaya gaul model kissing, necking, petting dan intercourse uda jadi kebisaan mereka. 

Tidak bisa dipungkiri jika perayaan selalu dipengaruhi oleh cara pandang seseorang terhadap kehidupan. Kalau sebagian remaja memandang bahwa hidup ini adalah sebagai ajang hura-hura dan foya-foya, maka perayaan V-Day pun tidak jauh-jauh dengan sikap hidup hedonis, materialis dan liberalis. Tidak memperdulikan lagi halal dan haram. Urusan agama hanya di mesjid saja, agama tidak boleh ikut campur urusan anak muda. Menganggap agama seperti orang tua jompo yang tidak perlu lagi mengurus hiruk pikuk kehidupan. Jika butuh, baru menggunakan aturan agama. Misalnya seperti shalat, dzikir atau pada saat tertimpah masalah baru menggunakan aturan agama. Islam bukan agama prasmanan dimana memilih aturan  sesuai keinginan. 

Rasulullah bersabda: “Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehast. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasululla, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang Nasrani? Rasulullah bersabda: kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR Bukhari dan Muslim).

Padahal hadits di atas telah disampaikan berabad-abad yang lalu dan sekarang terbukti jika mulai cara bicara, cara makan, cara tidur adalah hasil contekan dari budaya barat. Inilah yang disebut westernisas. Jadi membaratkan kaum muslim, tidak hanya dalam hal fisik, tapi juga pemikiran. Bukti kuatnya remaja muslim jadi tidak pede, takut disebut tidak gaul, ketika remaja seusianya pada menyambut V-Day, sementara dia hanya diam di rumah, atau malah menolak V-Day. 

Baratisasi ini tidak akan berhenti hanya sampai di sini saja, bahkan terus sampai orang-orang muslim mengikuti agama mereka. Allal SWT jauh-jauh hari telah mengingatkan manusia dalam firmannya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka” (QS Al-Baqarah: 120). []

Posting Komentar untuk " V-Day, Hari Raya Cinta?"