Generasi Penakluk
Oleh: Muthmainnah Kurdi (Pegiat literasi Banyuasin)
"Saat kami sedang menulis di sekeliling Rasulullah Saw. tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah Saw. menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu." Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR. Ahmad).
Sejarah membuktikan bahwa, kota Konstantinopel akhirnya ditaklukkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih atau juga dikenal dengan Sultan Mehmed II, Sultan Utsmaniyah ketujuh. Peristiwa ini membuktikan kebenaran bisyarah Rasulullah Saw.dalam hadis di atas, 8 abad sebelumnya.
Bisyarah Rasulullah Saw dalam hadis itu menunjukkan bahwa, selain kota Heraclius ada satu kota lagi yang akan ditaklukkan (dibebaskan) oleh kaum muslim, adalah Rumiyah atau ibukota Italia saat ini, yaitu Roma. Artinya, saat ini kaum muslim harus membuktikan dengan perjuangan, kebenaran janji Rasulullah Saw tersebut.
"Sesungguhnya Konstantinopel itu pasti akan dibuka (dibebaskan). Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya. " (HR. Bukhari).
Sosok yang terbaiklah yang juga akan berhasil membebaskan kota Roma, sebagaimana pada penaklukan kota Konstantinopel.
Harapan lahirnya sosok generasi sebaik-baik pemimpin nampaknya sulit dan absurd dijumpai, jika fakta menunjukkan sebaliknya. Sebut saja, mulai kasus kriminal dan asusila pelakunya banyak dari kalangan usia muda yang lebih bangga berkiblat dan gandrung dengan budaya asing.
Potret Generasi Masa Kini
Masih segar dari ingatan publik, viralnya di media-media dan dunia maya yang dihebohkan dengan BTS Meal dan Army (panggilan untuk penggemar BTS). BTS Meal merupakan menu kolaborasi McDonald's dengan grup idola asal Korea Selatan, BTS. Kompas.com (10/6/2021).
Tak kalah ramainya jadi gelombang pemberitaan, adalah orang tua yang juga seorang publik figur menemani anaknya menonton film porno dengan alasan sebagai edukasi dan tak ingin dibilang kolot. detikcom.(26/6/2021).
Fakta ini tentu memicu reaksi keras dari masyarakat. Orang tua seharusnya memberi teladan, nasehat, inspiratif able yang membangun. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.
Menurut ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Susanto, "Konten porno itu konten berbahaya. Dampak negatifnya serius bagi tumbuh kembang anak, dan konten porno tak boleh ditonton oleh anak-anak meski diawasi atau ditemani. Menurutnya, konten porno tetap memiliki dampak buruk." Detikcom. (26/6/2021).
Pemandangan lain yang tak kalah mirisnya adalah viralnya wawancara seorang selebritas, dengan santai mengaku sudah meniduri (baca: berzina) dengan ratusan wanita. Medcom.id (10/6/2021).
Kasus serupa juga viral, yang pelakunya juga publik figur. Ternyata bukan hanya itu, para selebritas dan selegram beberapa kali ditangkap karena kasus prostitusi. Tempo.com (18/3/2021).
Begitulah sebagian potret kehidupan generasi muda saat ini. Sayangnya, perilaku mereka dijadikan bahan tontonan di berbagai kanal hiburan. Seolah lumrah dan layak menjadi tuntunan bagi khalayak, utamanya oleh generasi muda. Padahal perilaku yang sengaja disuguhkan itu, jauh dari nilai agama, mendewakan materi dan sarat dengan pembenaran perbuatan asusila yang tentu saja, bertentangan dengan adat budaya Indonesia.
Dalam dunia kapitalisme, gaya hidup seperti itu lumrah terjadi. Karena basic aturan dalam kehidupannya adalah meniadakan aturan agama. Agama hanya berada di ranah individu saja. Menjadi wajar jika, berbagai tontonan yang disuguhkan kering dari ruh agama, sosok yang munculkan juga mewakili sistem itu. Hasilnya, ya merosotnya akhlak makin hari makin menggerogoti generasi, dengan suguhan tontonan yang merusak, nafi nilai agama dan sosok agamis.
Oleh karena itu, perjuangan melahirkan sosok generasi muda yang bervisi penakluk, harus benar-benar menjadi prioritas utama kaum muslim.
Generasi Bervisi Penakluk
Sepanjang perjalanan sejarahnya, Islam telah melahirkan banyak sosok generasi muda yang berkarakter dan berkepribadian mulia, cerdas dan berfisisik kuat. Adalah Sultan Al-Ghazi Muhammad salah-satunya. Lahir pada tanggal 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432M. Putra dari Sultan Murad II, Sultan keenam Daulah Utsmaniyah.
Sosoknya fenomenal dikenal sebagai Muhammad al-Fatih, setelah berhasil menaklukkan kota Konstantinopel, yang terkenal dengan kekokohan benteng pertahanannya. Saat itu usianya masih sangat muda, 21 tahun. Diusia itu juga, Muhammad sudah fasih Berbahasa Arab, Turki, Persia, Latin dan Yunani.
Juga, sejak akil baligh ia tidak pernah meninggalkan shalat sunah rawatib dan tahajud. Menguasai berbagai ilmu. Dari ilmu agama yakni; Al-Qur'an, hadis, fikih dan ilmu modern lainnya seperti ilmu falak, berhitung, sejarah dan ilmu militer teori dan praktik. Dialah sosok muda yang membuktikan janji Rasulullah Saw. Menaklukkan benteng Konstantinopel.
Sosok generasi seperti Muhammad al-Fatihlah yang mampu menjadi generasi penakluk, yang lahir dari sekolah besar, yang di dalamnya menjadikan Islam sebagai satu-satunya tuntunan. Dengan berpegang teguh pada wasiat Rasulullah Saw. Al-Qur'an dan hadits sebagai jalan keselamatan.
Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. yang artinya:
"Sesungguhnya telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang tidak akan tersesat selagi (kalian) berpegang teguh dengan keduanya yaitu Al-Qur'an dan sunahku." (HR. Muslim no: 1218).
Pada akhirnya, hanya dengan kembali kepada Islam saja, jalan menyelamatkan generasi muda kita. Hanya dengan pendidikan Islam paripurna, akan lahir sosok-sosok generasi teladan, generasi yang bervisi penakluk yang menghancurkan sosok dan berbagai budaya asing yang merusak.
Wallahu A'lam.
Posting Komentar untuk "Generasi Penakluk"