Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Datang di News Right Now: Posting yang Dapat Dihukum…

 


Bulan lalu, Badan Investigasi Nasional India (#NIA) mengumumkan serangkaian tuntutan sesuai dengan hukum pidana India terhadap Muhammad Iqbal yang berusia 31 tahun, yang merupakan kasus ketiga di Tamil Nadu hanya dalam tempo tiga bulan. Saudara kita Mohammed dituduh menyebarkan pesan yang tidak dapat diterima di media sosial hanya karena mengadakan sesi diskusi mengenai pendirian kembali sistem #Khilafah di negeri Muslim di Facebook. NIA juga mengatakan bahwa Mohammed Iqbal adalah pendukung Hizbut Tahrir, yang mereka laporkan secara salah sebagai penghasut jihad dengan kekerasan yang ingin mendirikan pemerintahan Islam di India.

Narasi palsu tentang kegiatan Hizbut Tahrir semarak tersebar luas di India. Didorong oleh NIA dan pemerintah Modi, serta sebagian besar mesin media India, kebohongan dan propaganda yang bertujuan menyamakan ide Khilafah dengan ekstremisme dan terorisme… dan demikian membuat monsterisasi seruan Islam. Secara khusus, ide mengobarkan Jihad di India adalah taktik menyebarkan ketakutan yang digunakan untuk menciptakan kesalahpahaman, ketidakpercayaan, dan perpecahan dalam masyarakat. Demikian pula, negara Khilafah Islam diasumsikan dan digambarkan sebagai negara yang menindas dan diskriminatif dan hanya bagi umat Islam saja, sehingga harus ditakuti dan diperangi dengan cara apapun.

Sesungguhnya tugas Hizbut Tahrir adalah mengemban dakwah Islam untuk mengubah situasi masyarakat yang korup, sehingga berubah menjadi masyarakat Islam. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah pemikiran masyarakat yang ada saat ini kepada pemikiran Islam sehingga pemikiran murni tersebut menjadi opini publik.

Perjuangan politik Hizbut Tahrir diwujudkan dalam perjuangan melawan negara-negara imperialis kafir… untuk membebaskan umat dari dominasi mereka dan untuk membebaskan umat Islam dari pengaruh intelektual, budaya, politik, ekonomi dan militer mereka.

Perjuangan politik juga muncul dalam menantang para penguasa, dengan cara mengungkapkan pengkhianatan dan konspirasi mereka melawan ummat, dan menegur mereka dan mengubah mereka agar tidak menyangkal hak-hak umat, atau berhenti melakukan tugas mereka kepada umat, atau mengabaikan apapun dari urusan ummat, atau melanggar hukum Islam.

Sejak pemerintahan Modi berkuasa pada tahun 2014, dia telah menjadi musuh bagi Muslim India. Pemerintah nasionalis sayap kanan itu semakin meradikalisasi para anggota partai BJP, yang secara rutin berusaha membuat ketegangan agama dengan menguatkan bagian penduduk Hindu agar benci terhadap kaum Muslim dan Islam. Hal ini terlihat dalam peningkatan eksponensial kejahatan kebencian terhadap kaum Muslim, yang meliputi pemukulan, pembunuhan, pembakaran rumah, bisnis dan masjid. Terjadi penghasutan ketegangan terbaru di Delhi pada tahun 2020 di mana setidaknya 100 Muslim terbunuh dan ratusan lainnya terluka saat rumah dan tempat usaha mereka diserang dan dibakar, yang kesemuanya diketahui diakibatkan oleh retorika kaum nasionalis sayap kanan.

Selain itu, pemerintah Modi bertanggung jawab untuk memperkuat RUU anti-Muslim yang baru untuk menjadi undang-undang, yang telah diserukan BJP selama bertahun-tahun. Serangkaian tindakan dibuat berkaitan dengan pernikahan Islam, daging halal, tempat ibadah, dan Undang-Undang Amandemen Anti Kewarganegaraan (ACC) yang sangat kontroversial dan ditentang, yang telah secara dramatis meningkatkan marginalisasi kaum Muslim di negara itu, yangmerupakan salah satu minoritas terbesar dan tertua di dunia.

India adalah negara munafik yang memuji dirinya sebagai negara demokrasi terbesar di dunia. Negara itu mengklaim warisan pengetahuan, kebijaksanaan dan pencerahan yang pada kenyataannya adalah sisa-sisa dari pemerintahan Mughal Muslim, yang memperkenalkan wilayah tersebut pada praktik-praktik Islam yang luhur dan nilai-nilai kebersihan, kejujuran, disiplin diri dan integritas. Dan karena masa pemerintahan Inggris, India mewarisi warisan kolonialnya sendiri yang merupakan satu-satunya faktor yang membuatnya relevan dalam lanskap geopolitik Kapitalis sekuler saat ini. Seperti yang didiktekan oleh para penguasa kolonialnya, India percaya bahwa mereka memperjuangkan toleransi beragama, HAM, dan kebebasan berbicara – tetapi pada kenyataannya, toleransinya hanya untuk sapi. Jangankan kaum Muslim, bahkan kaum Hindu diperlakukan dengan hina berdasarkan orang-orang sistem kasta yang mencelakakan.

Sebagian orang disebut bahkan ‘tidak tersentuh’ dan hidup mereka dipenuhi dengan bahaya dan hal-hal buruk yang bisa dibayangkan. Namun, menurut kepercayaan yang merosot pemerintah Modi adalah karena ‘Karma’, orang-orang miskin, malang yang dilanda kemiskinan, karena orang-orang yang terlupakan dibiarkan seperti ini dengan sengaja, sehingga mereka bereinkarnasi menjadi individu dengan kasta yang lebih tinggi di kehidupan lain. Ini adalah alasan yang buruk dan menyedihkan bagi pemerintah yang meninggalkan warganya sendiri dan fokus pada mengumpulkan kekayaan hanya untuk para kaum elitnya. Sistem kepercayaan seperti itu tidak layak untuk didiskusikan apalagi diterapkan dan tentu saja dari pemikiran irasional yang cacat seperti
tentang kehidupan, akan muncul sikap munafik tentang hak dan perlindungan warganya dari agama apapun yang sama cacatnya – itulah sebabnya kita melihat kaum Muslim dianiaya meskipun Modi secara politis membual tentang hak dan perlindungan kaum minoritas.

Rakyat India harus menjauhkan diri dari kebijakan pemerintah Modi yang membawa bencana dan menyadari bahwa adalah penting bagi mereka untuk menjaga hubungan bertetangga yang baik dengan umat Islam, karena umat Islam sedang mempersiapkan kebangkitan besar, yang akan segera didirikan dengan izin Allah (Swt) dan dengan kabar gembira dari Nabi (Saw). Saat Khilafah kembali, umat akan melihat semua ketidakadilan dan pelanggaran yang dilakukan terhadapnya, dengan mempertimbangkan orang-orang yang baik bagi umat dan orang-orang yang menghinanya. Allah (swt) berfirman,

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ كَانُوْٓا اَكْثَرَ مِنْهُمْ وَاَشَدَّ قُوَّةً وَّاٰثَارًا فِى الْاَرْضِ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.” [TQS Ghafir: 82].

Posting Komentar untuk "Selamat Datang di News Right Now: Posting yang Dapat Dihukum…"

close