Visi Pendidikan Cemerlang Khilafah



Oleh: Achmad Fathoni (Direktur El Harokah Research Center)

Tak dapat dipungkiri bahwa risalah Islam membawa pandangan yang berbeda bagi dunia untuk mencari pengetahuan dan pendidikan. Belajar dan mengajar yang terjalin erat dengan agama dianggap sebagai bagian ibadah kepada Allah SWT, dan ia merupakan sarana untuk mendapatkan imbalan yang besar di akhirat. Nabi (saw) mengatakan,

«وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ» (رواه مسلم)

Oleh karena itu Islam memberikan apresiasi yang tinggi bagi aktivitas mencari ilmu, bahkan mengklasifikasikannya sebagai tindakan ibadah, dan membuat aktifitas tersebut sebagai ukuran derajat individu, dan meninggikan derajat orang-orang berilmu. Allah (swt) mengatakan,

﴿يَرْفَعُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتٍ﴾

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang telah diberi ilmu.” [Al-Mujadilah: 11]

Visi pendidikan era Khilafah. Ada tiga tujuan utama pendidikan Islam, yakni pertama, membangun syakhsiyah Islam.Terlebih dahulu anak didik dibangun aqidah Islamnya sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya.

Kedua, mengajarkan keterampilan dan pengetahuan praktis untuk kehidupan. Para siswa diajarkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka. Seperti matematika, sains umum, serta pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan berbagai alat dan penemuan. Misalnya peralatan listrik dan elektronik, komputer, peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian dan industri, dan sebagainya.

Mereka akan diajarkan olahraga yang bermanfaat seperti berenang dan memanah, dan setelah baligh mereka akan dilatih dalam keterampilan militer di bawah pengawasan tentara.

Tujuan pendidikan era Khilafah yang ketiga adalah mempersiapkan siswa untuk memasuki pendidikan tinggi atau universitas. Mempersiapkan siswa untuk memasuki universitas dengan mengajarkan ilmu-ilmu utama yang menjadi prasyarat, apakah ilmu budaya (tsaqafah) seperti fiqh, bahasa Arab, atau Tafsir al-Quran, ataupun ilmu empiris seperti matematika, kimia, biologi, atau fisika. Tujuannya untuk menciptakan kepribadian-kepribadian yang terhormat, para ulama, ilmuwan, dan pakar dalam setiap bidang kehidupan untuk menegakkan Khilafah sebagai negara adidaya dunia yang terdepan dan berpengaruh.

Untuk mencapai hal ini, metode dan gaya pengajaran yang digunakan adalah yang menginspirasi dan menstimulus pemikiran yang mendalam. Sebagai contoh, ilmu-ilmu empiris akan diajarkan dengan cara membangun kemampuan analisis.

Selain itu, topik-topik diterapkan untuk memecahkan masalah kehidupan nyata dan dipelajari untuk mendapatkan manfaat guna melayani kepentingan dan isu-isu penting umat.

Tiga tujuan pendidikan tersebut akan berjalan melalui setiap tahapan sekolah, dengan setiap tahap berlanjut pada tingkat-tingkat yang dicapai sebelumnya, menjamin kelangsungan pendidikan dari pendidikan dasar sampai menengah.

Kurikulum pengajaran integral yang holistik ini akan menciptakan kepribadian Islam holistik yang mulia. Baik dalam pemahaman dien mereka maupun sifat-sifat dunia ini,  siap dengan pondasi yang diperlukan untuk memasuki studi yang lebih tinggi.

Selanjutnya di level perguruan tinggi, tujuannya adalah untuk memperkuat dan memperdalam kepribadian Islam para mahasiswa. Menjadikan mereka para pemimpin yang menjaga dan melayani masalah-masalah penting umat. Seperti memastikan pelaksanaan Islam yang benar, mengoreksi kepemimpinan, mengemban dakwah, dan menghadapi ancaman-ancaman terhadap persatuan umat, dien, atau Khilafah.

Pendidikan tinggi, juga berusaha untuk menghasilkan berbagai gugus tugas yang mampu mengurus kepentingan-kepentingan vital umat ini seperti menjamin makanan, air, perumahan, keamanan, dan kesehatan yang cukup dan berkualitas bagi masyarakat, serta untuk menghasilkan cukup dokter, insinyur, guru, perawat, penerjemah, dan profesi-profesi lainnya untuk mengurus urusan umat.

Penerapan sistem kehidupan Islam yang menyatukan materi dan ruh adalah kunci kesuksesan khilafah dalam membangun peradaban mulia berikut infrastruktur berkualitas khususnya dalam hal pendidikan.

Penguasa beserta aparat negara yang amanah lagi capable dan keseluruhan struktur sistem pemerintahan Islam benar-benar mampu menghadirkan atmofsir ketaqwaan dalam urusan pemenuhan hajat hidup publik termasuk pembangunan infrastruktur pendidikan, yang dimanivestasikan dalam wujud penerapan prinsip-prinsip yang benar, di antaranya adalah: Pertama, pembangunan pendidikan termasuk infrastrukturnya dijiwai sudut pandang yang tidak sedikitpun persinggungan dengan sudut pandang barat bahwa ilmu sebatas jasa untuk dikomersialkan, akan tetapi dijiwai sudut pandang bahwa ilmu adalah saudara kembar iman,  karena Allah swt telah memerintahkan dalam banyak ayat al- Quran agar berilmu dalam segala perkara termasuk perintah memikirkan ciptaan-Nya sebagai jalan memperoleh ilmu agar beriman kepada eksistensi-Nya.

Ini di satu sisi, di sisi lain dijiwai oleh pandangan bahwa ilmu adalah ruh kehidupan yang diibaratkan Rasulullah saw dalam tuturnya yang mulia sebagai air hujan,

إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا

artinya ”Perumpamaan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepadaku berupa petunjuk dan ilmu itu adalah seperti air hujan yang jatuh ke bumi” (HR. Muslim).

Sudut pandang cemerlang ini terwujud dalam tujuan pendidikan yang direalisasikan dalam sistem pendidikan berbasis aqidah Islam. 

Posting Komentar untuk "Visi Pendidikan Cemerlang Khilafah"