Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ulama Karawang: Saatnya Tinggalkan Demokrasi-Sekularisme dan Komunisme Menuju Islam



Karawang, Visi Muslim-  Ahad, 12 September 2021, Alhamdulillah berkumpul puluhan ulama, kyai- asatidz, habaib mengikuti sebuah agenda Multaqo Ulama Aswaja Karawang dan Purwakarta. Walaupun bulan Muharrom dan Agustus telah berlalu, namun acara yang bertajuk “Muharram Momentum Perubahan Umat Menuju Kemuliaan dan Kemerdekaan Hakiki Tinggalkan Demokrasi-Sekulerisme, Kapitalisme, dan Komunisme.”, meneguhkan ihtimam para ulama terhadap kondisi umat dan negeri ini, sekaligus meneguhkan arah perjuangan umat menuju kebangkitan Islam.

Selain itu sebagai bentuk tanggungjawab ulama sebagai pewaris para nabi dana pemegang amanah perjuangan serta kecintaan kepada negeri dengan niat tulus untuk memperbaiki negeri ini menuju baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.

Acara secara online ini dihadiri lebih dari 56 ulama, kyai dan asatidz dari seluruh penjuru Karawang dan Bekasi. Dalam room zoom bersamaan nonton bareng dengan para muhibbin, serta telah ditonton sebanyak 226 kali melalui akun Youtube FORMULA (Forum Mudzakaroh Ulama) Channel.

Acara dibuka oleh Rois Jalsah, almukarram Ustadz Arif Nurdaiman, kemudian diteruskan pembacaan ayat suci al Qur’an yang dilantunkan oleh shohibul fadhilah almukarram Ustadz Ade Abdurrahman, pengasuh Majelis Taklim Thoriqul Huda, Cikampek.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian sambutan dari shohibul hajat yang disampaikan oleh shohibul fadhilah almukarram Ustadz Abu Fatih yang menyampaikan bahwa bulan Muharram harusnya menjadi pembeda antara haq dan batil serta terwujudnya kemenangan dan kemuliaan serta kemerdekaan hakiki. Berkat peristiwa hijrah, umat Islam merengkuh kekuatan dan kekuasaan dari kegelapan Jahiliyyah menuju kemuliaan Islam.

Bahkan Daulah Islamiyyah yang dipimpin Rasulullah saw sukses menyaingi dan kelak meruntuhkan kekuasaan Romawi dan Persia, dua negara adidaya di masa itu. Muharram menjadikan sebagai pembeda dari haq dan batil.

Beliau juga menyampaikan Muharram kali ini istimewa karena bertepantan dengan perayaan hari kemerdekaan negeri ini. sebuah peristiwa yang patut disyukuri karena mengingat pentingnya untuk mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, dengan tegas Allah berfirman:

وَإِذ تَأَذَّنَ رَبُّكُم لَئِن شَكَرتُم لَأَ زِيدَنَّكُم وَلَئِن كَفَرتُم إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ketika Tuhan memberi izin kepada kalian, seandainya kalian bersyukur maka benar-benar akan saya tambahkan nikmat kalian dan apabila kalian kufur sesungguhnya siksaku sangatlah pedih” (QS. Ibrahim [14]: 7).

Islam hadir dalam rangka menumpas penindasan, penjajahan, dan intimidasi. Islam lahir untuk menumpas penjajahan dan ketidakadilan. Dalam Islam, kemerdekaan hakiki merupakan keadaan disaat kita terbebas dari segala bentuk penghambaan terhadap makhluk menuju penghambaan secara totalitas hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana Islam yang datang untuk membebaskan manusia dari segala bentuk penghambaan kepada selain Allah SWT, memberantas kezaliman, dan menegakkan keadilan berdasarkan aturan yang bersumber dari wahyuNya.

Selanjutnya Sebagai Keynote Speaker KH Syamsudin Ramadhan tampil dengan mengingatkan kembali bahwa urusan menerapkan Syariat Islam itu adalah urusan yang sangat sangat penting. Kalau kita tidak memiliki keinginan untuk hidup dalam naungan Islam secara Kaffah maka keimanan kita patut dipertanyakan sebagaimana dijelaskan di dalam tafsir al-Wasith yang ditulis oleh Profesor Doktor Wahbah al-Zuhaili saat menjelaskan tafsir surah Albaqarah ayat 208.

Beliau kemudian berpesan yang pertama di momentum Muharam yang meskipun sudah terlewat bulannya, akan tetapi spirit Muharam ini tidak boleh kita tinggalkan. Ada hukum yang sangat penting dalam agama kita yaitu hukum hijrah. Hijrah menuju sistem Islam dan sudah saatnya kita pada saat ini, untuk berjuang dengan sangat serius agar Islam bisa kita terapkan dalam semua aspek kehidupan.

Kedua, kta harus sungguh-sungguh untuk mewujudkan Darul Islam, negara Islam, seperti yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad salam dan para Sahabat.

Selanjutnya acara dipandu oleh Rois Multaqo shohibul fadhilah al mukarram Ustadz Yan Prasetyadi yang menghadirkan para penyampai kalimah minal ulama seperti :

1. KH. Asep Djamaluddin, (Ponpes Nurrohman, Purwakarta)

2. Ustad Roni Ruslan (Ponpes Darussalam, Purwakarta)

3. KH Sufyani Fahmi, (Ponpes Mursyidul Falah, Karawang)

4. KH Dr. Azi Ahmad Tajuddin (Ponpes Uswatun Hasanah, Purwakarta)

5. Ustad Abu Hamzah (Ponpes Daaru Khair, Purwakarta)

6. Ustad Dindin Misbahudin (Ulama Aswaja, Karawang)

7. Ustad Burhan (Ulama Aswaja, Karawang)

8. Ustad Muhammad Irda (Ulama Aswaja, Karawang)

9. Ustad Ahmad Hariri (Ulama Aswaja, Karawang)

10. Kyai Ahmad Zainuddin (Ponpes Al Husna, Cikampek, Karawang)

Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir dan para asatidz tetap setia mengikutinya dengan khidmat. Sebelum acara berakhir KH Asep Djamaluddin kembali tampil membacakan pernyataan sikap Ulama dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh KH Azi Ahmad Tajudiin. [AF]

Posting Komentar untuk "Ulama Karawang: Saatnya Tinggalkan Demokrasi-Sekularisme dan Komunisme Menuju Islam"

close