Karut Marut Rekening Gendut Narkoba




Oleh: Afiyah Rasyad (Aktivis Peduli Ummat)


"Dan narkotika (tika)

Apa pun jenismu..

Tak akan kukenal lagi

Dan tak akan kusentuh lagi

Walau secuil (secuil)


Gara-gara kamu orang bisa menjadi gila

Gara-gara kamu orang bisa putus sekolah

Gara-gara kamu orang bisa menjadi edan

Gara-orang kehilangan masa depan" - Rhoma Irama

Lirik lagu Mirasantika di tahun 90-an sudah jelas memberi nasihat bagi khalayak. Benar adanya, narkoba menjerumuskan siapa pun yang berdekatan dengannya berada di jurang kehinaan. Bagai benang kusut yang tak bisa diurai, narkoba menjamur di negeri muslim terbesar ini.

Peredaran narkoba bukan berada di pihak konsumen saja, tentunya ada produsen yang memproduksinya. Kemudian, jaringan distributor dan mafia pengedar menjadi lingkaran setan yang seakan tak diketahui ujung pangkalnya. Sehingga, upaya membasminya menjumpai kegagalan. Alih-alih banyak yang tertangkap, justru peredarannya kian meningkat.

Karut Marut Rekening Gendut

Bukan hanya pejabat teras yang menjanjikan rekening gendut, kini bisnis narkoba juga bisa mewujudkan impian rekening gendut bagi pelakunya. Sebagaimana Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menemukan transaksi narkoba selama periode 2016 sampai dengan 2020. Ketua PPATK, Dian Erdiana Rae menyebut, banyak korporasi dan individu yang terlibat dalam aliran dana rekening jumbo sebesar Rp120 triliun yang ditemukan PPATK. Totalnya, ada 1.339 korporasi dan individu yang masuk hitungan PPATK tersebut (Republika, 7/10/2021).

Dalam kurun waktu 5 tahun, Rp120 triliun diraup sebagai keuntungan bisnis haram itu. Sungguh fantastis! Belum lagi jika dihitung sejak awal kemunculan bisnis haram itu. Para pelaku bisnis haram bukan hanya putra bangsa, ada sindikat dari luar negeri yang turut terlibat. 

Sebagaimana disebutkan, aliran dana rekening jumbo juga melibatkan sindikat luar negeri. Menurut pihak PPATK aktivitas sindikat narkoba tak hanya lingkup dalam negeri saja (IDNtimes (6/10/2021).

Sungguh, karut marut rekening gendut bisnis haram ini telah menggurita. Padahal jelas, bisnis haram ini mendatangkan kerusakan yang amat besar bagi generasi dan juga bangsa ini. Kasus demi kasus narkoba terus bergulir seakan tak ada tepinya. Semua orang waras, meski ia nonmuslim memahami bahwa narkoba tak berfaedah bagi potensi tumbuh kembang generasi.

Lantas ada apa di balik sengkarut temuan rekening gendut ini? Apakah temuan rekening gendut ini akan ditarik sejumlah pajak?

Melihat banyaknya korban kasus narkoba, khalayak berharap karut marut rekening gendut ini bukan sebatas incaran pajak saja. Namun, hal ini semakin memotivasi pemerintah untuk memberantas narkoba hingga akarnya. Wajar harapan itu menyeruak di tengah masyarakat. Pasalnya, pemberantasan narkoba yang telah diupayakan seakan menemui kebuntuan.

Akar Maslah

Berbagai kasus yang menimpa selebriti tak surut meski sudah ada yang ditangkap. Bahkan, sering dijumpai kasus narkoba hadir di kalangan aparat. Hal itu justru semakin memukul kepercayaan masyarakat. Belum lagi sanksi yang terkesan tebang pilih dan memberi efek jera semakin menyuburkan peredaran narkoba.

Wajar jika kasus narkoba subur dan menjamur di negeri yang menerapkan sistem kapitalisme ini. Asas manfaat mendorong siapa pun untuk berbisnis meraih keuntungan. Sementara sekularisme yang memisahkan agama dan kehidupan membuat pelaku bisnis tak peduli akan usahanya, apakah halal ataukah haram.

Kondisi ini diperparah dengan sanksi yang seakan tebang pilih. Di mana ada uang, di sana ada jalan keluar seakan tercermin sempurna dari keadilan di sistem kapitalisme ini. Separah apa pun kasusnya, jika pelaku orang terpandang dan memiliki segudang kekayaan, maka sanksi sosial hanya berujung rehabilitasi semata. Sungguh tragis. Jelas akar masalah suburnya narkoba hingga karut marut rekening gendut adalah sistem kapitalisme yang lempeng dengan aktivitas haram dan menjunjung tinggi nilai materi.

Islam Solusi Tuntas Persoalan Narkoba

Islam bukan sebatas agama ritual, namun juga sistem kehidupan yang kaffah. Sistem Islam akan mendorong negara untuk menjaga akal manusia yang menjadi salah satu peran penting dalam kehidupan. 

Narkoba adalah salah satu zat yang merusak akal dan bahkan fisik manusia. Maka, negara akan menghilangkan segala macam peredaran dan transaksinya. Negara akan sungguh-sungguh membina rakyat agar suasana keimanan dan ketakwaan di tengah masyarakat.

Setiap individu akan terpelihara akal dan jiwanya dalam sistem Islam. Pemeliharaan ini akan dikontrol dengan ketat oleh qodhi hisbah yang terus berpatroli demi keamanan dan keselamatan akal dan nyawa manusia. Jika diketahui ada transaksi barang haram, maka akan disanksi tegas sesuai syariat Islam.

Selain itu, sistem pendidikan Islam yang berasas akidah Islam akan mendorong tiap individu beramal dengan timbangan syariat. Sehingga, rakyat akan berhati-hati tatkala akan melaksanakan amal perbuatan. Syariat Islam benar-benar dijadikan tolok ukur tiap perbuatannya. Sehingga, rakyat akan menjaga diri dari meneguk khamr dan narkoba.

Sebagaimana halnya khamr, narkoba tak boleh tersebar secara luas di tengah kaum muslim. Khamr boleh dikonsumsi oleh nonmuslim di lingkungan khusus mereka saja. Apabila dijumpai di tempat umum, maka ta'zir akan segera ditetapkan bagi pelakunya. Berat ringannya sanksi akan dilihat dari berat ringannya kasus. Hal itu akan merujuk pada pendapat khalifah, sanksi bisa berupa cambuk sampai hukuman mati.

Amar ma'ruf nahi munkar dalam negara yang menerapkan Islam akan tumbuh subur. Sehingga, kepedulian masyarakat akan mencegah siapa pun untuk bermaksiat. Masyarakat akan saling menjaga dan mencegah dari kemungkaran. Mereka melakukannya semata demi meraih rida Allah Swt.

Betapa indahnya jika negara menerapkan syariat Islam. Karut marut narkoba akan terusut tuntas ke akarnya, tak akan sampai ditemukan rekening gendut dan bisnis hatam itu. Sebagai kaum muslim, sudah saatnya berjuang mengembalikan syariat Islam sebagai tatanan kehidupan dalam naungan institusi negara.


Wallahu a'lam bish shawab. 

Posting Komentar untuk "Karut Marut Rekening Gendut Narkoba"