Bahaya Moderasi Bagi Umat Islam




Oleh: Mutiara Aini (Pegiat Literasi)


Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Pasuruan, Jawa Timur, Habib Abu Bakar Assegaf mengomentari pernyataan K.H. Abdul Buya Syakur saat acara moderasi agama di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta Selatan yang viral di media sosial (medsos). Salah satu pernyataan Buya Syakur adalah Islam bukan agama sempurna (Republika.co.id, Senin 1/11/21).

Sikap Habib Abu Bakar Assegaf saat mengomentari pernyataan Buya Syakur bahwa Islam bukan agama yang sempurna, disambut baik oleh publik yang mayoritas beragama Islam. Sebab, semua ulama harus tegas menolak moderasi Islam yang menyesatkan umat.

Moderasi beragama diharapkan mampu mencegah radikalisme melalui regulasi pemerintah. Kepala PKUB Kemenag, Nifasri, menyampaikan, menyikapi isu-isu KUB, penting bagi pemerintah membangun moderasi beragama di masyarakat. Hal mendasar dalam pengamalan ajaran agama moderat ialah pendidikan toleransi dan pengakuan terhadap segala bentuk perbedaan. Agar terpelihara harmoni antarkelompok beragama, sekaligus mencegah praktik radikalisme yang berpotensi mengganggu KUB (mediaindonesia.com, 23/7/2020). 

Kemenag merupakan pelaksana utama moderasi beragama. Menag Yaqut meminta jajarannya mempercepat implementasinya dalam berbagai program yang secara besar-besaran di lembaga pendidikan dan rumah ibadah. Dijabarkan dalam tema ceramah, khutbah, materi pendidikan keagamaan. Menag berharap, program berjalan dalam tahun 2021. Apalagi Pokja Moderasi Beragama Kemenag telah menyelesaikan roadmap moderasi beragama. Untuk memperkuatnya, Gus Yaqut juga mengusulkan perlunya penerbitan Perpres (kemenag.go.id, 9/4/2021). 

Dalam penggunaan umum, Islam moderat biasanya diversuskan dengan Islam radikal. Pengertian Islam moderat yang lazim dikenal sebagai corak pemahaman Islam yang menolak cara-cara kekerasan oleh kalangan lain yang menganut model Islam radikal.  

Paham moderasi beragama tersebut sudah sangat meresahkan umat Islam. Paham ini telah menjauhkan umat dari ajaran Islam kafah tanpa mereka sadari. Kerena jika paham ini dibiarkan di kalangan pemuda, maka dampaknya akan sangat membahayakan. 

Sejatinya, para pemuda harus mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan cara pandang Islam. Jangan gamang dengan gagasan moderasi beragama yang digaungkan oleh Menag beserta jajarannya. Para pemuda juga tidak boleh serta-merta menerima sepenuh hati tanpa menelusuri kebenaran paham tersebut. Hendaknya mereka berada dalam koridor pemikiran yang benar sesuai ajaran Islam.

Moderasi Beragama, Benarkah Positif dan Elegan?

Moderasi beragama diduga sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap Global War on Terrorism (GWoT), kampanye Barat yang dilancarkan pascaperistiwa WTC pada 11 September 2001. Sehingga umat Islam menjadi tertuduh. Berkembang istilah terorisme Islam, Islam radikal, yang dituding sebagai virus masyarakat. Lalu moderasi Islam digagas sebagai obat bagi radikalisme dan ekstremisme. Sepintas ide ini nampak positif dan elegan.

Tak sedikit yang beranggapan bahwa ide ini sejalan dengan Islam. Dirasa tepat karena pemahaman/praktik Islam yang ketat bertentangan dengan Islam. Namun tak ingin kebebasan melampaui batas hukum Islam.

Berbagai pernyataan para tokoh yang melecehkan Islam, menggugat syariat, dan memfitnah Khilafah tersebut adalah bagian dari proyek moderasi yang digaungkan di tengah umat Islam. Mereka memaksakan umat Islam memandang dengan kacamata Barat (kafir). 

Hal ini merupakan bagian dari penjajahan pemikiran Barat terhadap kaum muslim. Tujuannya tak lain agar umat berlepas diri dari ideologi Islam yang sahih. Kemudian mengikuti ideologi Barat, yakni kapitalisme sekuler. Karena itu, umat tidak boleh terkecoh oleh arus moderasi ini. Kita telah merasakan pahit dan rusaknya hidup di bawah cengkeraman kapitalisme. 

Kembali ke Sistem Islam

Penerapan Islam kafah dalam wadah Khilafah adalah solusi terbaik atas berbagai kerusakan hari ini. Umat membutuhkan penerapkan Islam kafah, bukan justru meninggalkannya atas nama moderasi Islam. Para pengusung moderasi Islam akan terus menyerang Islam, baik dari aspek akidah, syariat, maupun politiknya. Masifnya arus moderasi ini tak lepas dari peran penguasa global, yakni Amerika Serikat. Negeri Paman Sam tersebut berkepentingan untuk memenangkan pertarungan ideologi antara Islam dan kapitalisme yang diembannya. Oleh sebab itu, mereka akan terus berusaha sekuat tenaga menjauhkan umat Islam dari ideologinya.

Dengan demikian, sebagai negeri muslim terbesar, Indonesia akan menjadi perhatian utama dalam proyek ini. Maka dari itu, umat Islam harus tetap waspada dan senantiasa memegang erat Islam ideologis. Yakinlah bahwa makar para pembenci Islam akan pupus atas pertolongan Allah Swt. Jika kita menolong agama-Nya. 

Wallahu àlam bisshawwab 

Posting Komentar untuk "Bahaya Moderasi Bagi Umat Islam"