Deforestasi Dan Alih Fungsi Lahan Ala Kapitalis, Penyebab Banjir
Oleh: Azrina Fauziah (Aktivis Dakwah dan Pegiat Literasi)
Indonesia kini telah memasuki musim penghujan, hampir seluruh wilayah Indonesia kini diguyur hujan berintensitas tinggi. Hujan yang dulu menjadi sumber keberkahan karna membawa limpahan rizki air kini berubah 180 derajat menjadi sumber petaka bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Pasalnya curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir bahkan longsor dibeberapa wilayah seperti di kota Batu dan Malang pada Kamis lalu.
Dikutip dari kompas.com, musibah banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, menelan korban jiwa tujuh orang dan enam lainnya alami luka-luka. Sementara itu, berdasar data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, sebanyak 35 rumah rusak akibat bencana banjir bandang yang terjadi pada Kamis (4/11/2021).
Penyebab banjir di sejumlah kota di Indonesia bukan semata-mata terjadi karna intensitas hujan yang tinggi. Namun telah terjadi deforestasi, alih fungsi lahan dan pembangunan di zona hijau dimana harusnya pepohonan hutan tumbuh dan menjadi penopang. Dikutip dari tempo.co, banjir bandang di Kota Batu pada Kamis, 4 November 2021 diduga disebabkan oleh alih fungsi hutan lindung di lereng Gunung Arjuno. Sekitar 90 persen tutupan hutan lindung telah habis, hutan lindung berubah fungsi menjadi lahan pertanian dengan komoditas aneka sayuran seperti kol, wortel dan kentang.
Selain itu dilansir dari Malang Corruption Watch (MCW), hasil analisis dari BPS menyatakan bahwa menurunnya luas lahan pertanian disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi perumahan atau bangunan lain. Data dari LHPBPK 2020 menunjukkan infrastruktur penunjang wisata ialah 76 bangunan tanpa izin, 18 diantaranya baru mengajukan izin setelah bangunan berdiri dan beroperasi. 17 diantaranya bahkan berdiri di kawasan yang bukan peruntuknya seperti perumahan yang berdiri di kawasan pertanian atau wisata buatan yang berdiri diatas kawasan ruang terbuka hijau.
Deforestasi dan alih fungsi lahan menjadi faktor terbesar pemicu banjir bandang di Kota Batu dan sebagian wilayah Malang. Alih fungsi ini tidak lepas dari kebijakan Pemkot Batu yang memprioritaskan pariwisata. Meski Kota Batu untung dari majunya pariwisata namun tidak sebanding dengan kerusakan yang terjadi karna deforestasi dan pengalihan fungsi lahan. Inilah bukti sistem kerja kapitalisme, dimana penguasa lebih mendahulukan kepentingan pengusaha bukan lagi mementingkan urusan rakyat. Rakyat dalam sistem kapitalisme dinomorduakan bahkan dijadikan sapi perah dengan beberapa kebijakan yang menyengsarakan seperti pajak.
Sistem kapitalisme juga menafikkan adanya aturan agama sehingga menolak tegas intervensi aturan agama dalam kehidupan. Maka kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita diatur oleh aturan buatan manusia yang bersyahwat dan rakus dengan alam.
Hutan dalam pandangan Islam merupakan kepemilikan umum sehingga tidak diperbolehkan untuk dikuasai dan dimiliki oleh swasta. Rasulullah Saw bersabda, “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput (hutan), air, dan api.” (HR. Abu Dawud dab Ahmad).
Oleh karenanya, pembangunan dan pemanfaatannya hanya diperuntukkan untuk kemaslahatan rakyat bukan segelintir pemodal. Negara disini memiliki tugas mengelola hutan dan mengembalikan manfaatnya pada umat. negara tidak boleh memberikan hutan kepada swata apalagi mengubahnya menjadi kawasan pertanian dan perumahan meski mendatangkan keuntungan.
Tata kelola pembangunan kota akan dikelola negara dengan memperhatikan letak dan posisi yang tepat. Negara akan memiliki banyak pertimbangan ketika membangun suatu bangunan di daerah tertentu. Tidak akan ada lagi polemik pembebasan lahan karna negara akan memperhatikan biaya pengganti lahan yang layak sebab negara memperhatikan betul hak rakyatnya.
Sedangkan sektor pariwisata, Pembangunannya tidak sefantastis dalam sistem kapitalisme sebab Islam tidak memandang pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Pembangunan pariwisata dalam pandangan Islam semata untuk menunjukkan keagungan Allah Swt. Pembangunan wisata juga tidak akan merusak alam justru akan mementingkan kelestarian alam. Dengan demikian, kerusakan alam baik disebabkan deforestasi dan alih fungsi lahan dapat terhenti bila tata kelola kembali dengan mengadopsi cara pandang dan aturan Islam keseluruhan. Waallahu a’lam
Posting Komentar untuk "Deforestasi Dan Alih Fungsi Lahan Ala Kapitalis, Penyebab Banjir "