Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mario Dandy vs Putra Khalifah Umar



Oleh: Abu Mush'ab Al-Fatih Bala


Penganiyaan dan kekerasan di kalangan pemuda dan remaja semakin meningkat. Tindakan amoral dari dari pelaku yang miskin akhlak terhadap korban semakin menjadi-jadi dan meresahkan masyarakat. Masa muda dimanfaatkan bukan untuk mencetak prestasi emas tetapi untuk menunjukkan siapa yang paling 'hercules'.

Yang kuat menzhalimi yang lemah. Sekarang yang lagi viral adalah kasus penganiyaan Mario Dandy terhadap David hingga tak sadarkan diri. Hal itu menimbulkan reaksi keras dari penggiat media sosial.

Selain itu, yang menjadi perhatian lain, ayah Mario Dandy merupakan pejabat tinggi yaitu Rafael Alun Trisambodo. Sementara David merupakan anak petinggi GP Ansor. Masalah penganiyaan ini bahkan viral hingga luar negeri melalui media The Straits Time.

Harusnya anak muda kita menyalurkan semangat api nya pada pembangunan peradaban. Tidak dikacaukan dengan masalah percintaan, hedonisme, dan lain sebagainya yang berujung pada penganiayaan. Kasus demi kasus kekerasan terjadi karena derasnya pemahaman sekulerisme yang meracuni masyarakat khususnya para pemuda.

Agama dijauhkan dari kehidupan sehingga peran agama sebagai jalan hidup dihilangkan. Akibatnya materi dan kesenangan menjadi tujuan para pemuda. Meskipun harus menindas orang lain.

Kasus kekerasan yang melibatkan anak pejabat pada masa Islam juga pernah terjadi. Namun perbedaannya dengan zaman sekuler adalah adanya peran pejabat dalam menghukum anaknya sendiri demi menegakkan keadilan. Khalifah Umar bin Khattab, pada masa Khilafah Rasyidin, pernah menghukum anaknya yang terlibat miras.

Suatu hari, anak khalifah itu tertangkap basah sedang menenggak minuman keras bersama dengan kawan-kawannya di Mesir. Bahkan, mereka mabuk dan mengganggu ketentraman umum. Amr bin Ash yang mengetahui kasus itu segera memerintahkan aparatnya untuk menangkap mereka. Gubernur Mesir tersebut menghukum cambuk Abdurrahman, tetapi tidak di depan umum, melainkan di dalam rumahnya sendiri.

Tentu hal itu dilakukan supaya orang-orang umum tidak banyak yang menyadari bahwa si terhukum adalah anak seorang khalifah telah berbuat dosa. Khalifah Umar mengetahui hal ini dan menyurati Amr bin Ash ra, gubernurnya. Umar marah besar dan memerintahkan bawahannya memulangkan anaknya.

Anaknya yang bernama Abdurrahman diperintahkan untuk berjalan membungkuk dari Mesir ke Madinah. Sesampainya di Madinah, Umar memerintahkan algojo untuk memberikan hukuman cambuk. Umar pun memberikan hukuman kepada para penyalur miras dan menghentikan peredarannya di Mesir. Selain itu, Khalifah Umar pun pernah menghukum putranya Amr bin Ash dengan tongkat karena pemuda ini pernah menganiaya orang lain sebab merasa dirinya putra seorang gubernur.

Sikap tegas ini bukan pada Umar saja. Sebelumnya Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh teladan dengan tidak meloloskan Fatimah dari Bani Makzhum yang mencuri dari hukuman potong tangan. Bahkan Baginda SAW bersumpah jika putri kandungnya Fatimah binti Muhammad yang mencuri, maka Beliau SAW sebagai ayah akan memotong tangan anaknya sendiri.

Inilah yang hilang dalam masyarakat sekuler zaman kekinian. Ketika kasus itu melibatkan keluarga petinggi hukum menjadi tumpul. Dan menjadi sangat tajam mengiris kaum yang lemah.

Ketika ada pejabat yang menghukum anaknya sendiri (tentu melalui prosedur syariah tidak main hakim sendiri) maka ini menjadi contoh kepada khalayak ramai bahwa hukum adil tak pilih kasih. Maka siapa pun yang bersalah akan dihukum.

Mario Dandy memang lagi menempuh proses hukum. Namun kejadian kekerasan di tengah masyarakat bisa jadi akan terus berlanjut dan semakin banyak. Oleh karena itu, sistem sekuler harus diganti dengan sistem Islam. Agar para pemuda sejak kecil diajarkan aqidah dan akhlak yang mulia sehingga ketika dewasa mampu memajukan masyarakat dan negara.

Banyak pemuda yang berprestasi (termasuk yang anak pejabat) yang menolong agama seperti Muhammad Al Fatih, Shalahuddin Al Ayyubi, Khalid bin Walid ra. Yang menghabiskan waktu mudanya di medan jihad bukan menzhalimi atau menyiksa pemuda lainnya.

Bahkan mereka mampu merekrut banyak anak muda untuk menjadi Pejuang Islam. Para pemuda yang kuat ibadahnya dan serius dalam berjihad. Bukan anak muda patah hati, suka minuman keras dan menganiaya yang lain. 

Semoga Kekhilafahan Islam segera tegak kembali dengan mencetak kaum generasi muda baru. Generasi yang tidak terpengaruh budaya asing dan mampu mengharumkan negara di mata dunia[]. 

Posting Komentar untuk "Mario Dandy vs Putra Khalifah Umar"

close