Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Ada Apa dengan Pendidikan Negeri Ini?





Oleh: Sherly Agustina, M.Ag. (Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik)


Lagi, terjadi kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa. Penyebabnya pun beragam, mulai dari persoalan asmara, pinjol, perundungan, depresi, hingga tekanan dalam proses belajar di kampus. Terbaru, kasus bunuh diri Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS Anestesi Undip sekaligus dokter muda di RSUD Kardinah Tegal. Jasadnya ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya pada Senin (12/8).

Aulia bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat bius jenis Roculax. Aulia nekat mengakhiri hidupnya karena tak tahan dengan perundungan yang dialaminya selama menempuh pendidikan di Undip. Ditemukan sebuah diary yang diduga menjadi saksi penderitaan sebelum mengakhiri hidupnya. Kasus ini tentu kian menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Semarang, Jawa Tengah. Diketahui ada banyak kasus bunuh diri di beberapa kampus di Semarang. (Jawapos.com, 17-08-2024)

Sekularisme Gagal

Selain di kampus Semarang, ternyata kasus bunuh diri pun terjadi di beberapa kampus di kota lain di antaranya di kampus UGM dan IPB University. Sungguh miris, para mahasiswa dan mahasiswi yang diharapkan menjadi tulang punggung lahirnya peradaban emas tercoreng dengan banyaknya kasus bunuh diri. Di antara penyebab tersebut menggambarkan betapa lemah keimanan dan mental mahasiswa saat ini. Penyebabnya pun berkisar di permasalahan yang bersifat duniawi tanpa ada pegangan yang kuat dalam menghadapinya.

Dalam hidup, bukan kah setiap manusia akan mendapat ujian sesuai dengan kadar kemampuannya atau kapasitasnya? Lalu, mengapa keimanan dan mental generasi saat ini begitu rapuh? Sistem saat ini nyatanya tak mampu menopang keimanan dan mental yang kuat bagi para mahasiswa khususnya dalam menghadapi kompleksnya permasalahan. Pinjol yang muncul, akibat dari sistem kapitalisme itu sendiri. Kehidupan yang serba sulit, membuat manusia mengambil jalan instan untuk mendapatkan cuan. Masalah asmara yang mendera, karena agama tak menjadi pondasi dan arus kebebasan begitu dahsyat menyerbu generasi.

Begitu pun dengan maraknya perundungan akibat gaya hidup bebas (liberal), serta depresi yang dialami para mahasiswa karena lemahnya keimanan dan mental yang seharusnya berdiri di atas pondasi agama. Namun, dalam sekularisme agama hanya mengatur masalah privasi saja tanpa perlu dibawa dalam kehidupan. Akibatnya, para mahasiswa tak memiliki pondasi yang kuat dalam menghadapi kompleksnya masalah yang berat akibat diterapkannya sistem sekularisme ini. 

Maraknya kasus bunuh diri juga membuktikan bahwa sistem pendidikan saat ini yang berdiri di atas asas sekularisme gagal menghasilkan generasi yang kuat keimanan dan mentalnya. Mental mereka begitu rapuh dalam menghadapi permasalahan, padahal idealnya semakin bertambah usia pola pikir dan sikap semakin dewasa. Namun, dalam sistem saat ini bertambahnya usia tak menjamin kedewasaan karena tolok ukurnya bukan agama tapi kebebasan. 

Selain itu, pendidikan saat ini hanya bertumpu dalam ranah kognitif atau intelektual saja. Dalam kapitalisme, pencapain materi menjadi tolok ukur kesuksesan tanpa memperhatikan kecerdasan lain yaitu mental, spiritual, dan emosional. Sehingga lahir generasi yang rapuh dalam mengarungi kehidupan. Nyata, sekularisme gagal memberikan rasa aman dan nyaman pada mahasiswa dalam proses belajar.

Hanya Islam Harapan

Oleh karena itu, generasi saat ini harus segera diselamatkan. Dengan apa? Dengan aturan yang sesuai fitrah manusia yaitu Islam yang Allah turunkan untuk mengatur ciptaan-Nya. Islam sistem kehidupan yang sempurna, pengaturan sistem pendidikan pun sangat diperhatikan dengan detil. Sistem pendidikan yang dibangun atas dasar akidah, memancarkan aura kebaikan karena manusia dididik untuk taat pada Allah semata. Melakukan yang dibolehkan oleh syarak dan meninggalkan yang dilarang oleh syarak. 

Konsep pendidikan Islam membentuk generasi memiliki kepribadian Islam, di mana pola pikir dan pola sikap berstandar hanya pada Islam. Selain itu, out put yang dibentuk ialah agar memiliki tsaqafah Islam seperti para ulama di masa keemasan Islam. Islam pun sangat memperhatikan agar out put pendidikan memiliki dan menguasai skill kehidupan yang bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk umat dan kemajuan negara di kancah internasional. Tek heran, jika dahulu Islam pernah memimpin dunia dan menjadi mercusuar peradaban yang gemilang.

Pondasi akidah ditanamkan sejak dini pada anak terpatri hingga dewasa. Paham bahwa bunuh diri dilarang oleh Allah berdasarkan firman-Nya di dalam Al Qur'an surah An-Nisa ayat 29—30, "

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu, dan barangsiapa kesalahan demikian dengan hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ”

Serta hadis Rasulullah saw., diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka dia akan menusukkan senjata itu ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya, dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya sedikit demi sedikit di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari tebung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya." (HR. Muslim)

Sistem pendidikan dalam Islam, sangat kondusif untuk belajar tak ada budaya perundungan dan penekanan. Suasana yang dibentuk yaitu penuh dengan semangat menimba ilmu, berlomba dalam kebaikan, paham dunia tempat menanam amal salih sebanyak-banyaknya, dan paham apa yang dilakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semua ini akan terwujud jika pondasi akidah kuat sehingga bisa mengarungi kehidupan dunia sesuai perintah-Nya. Negara pun memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh rakyatnya baik itu ketika belajar, ibadah, bermuamalah, dan lainnya sehingga tidak akan ada pelajar atau mahasiswa yang bunuh diri karena alasan apa pun. 

Khatimah 

Maka, tak ada sistem kehidupan yang ideal dan sesuai fitrah manusia selain Islam. Tugas umat Islam saat ini ialah segera mewujudkannya dalam kehidupan agar manusia terjaga fitrahnya yaitu menghamba hanya pada-Nya agar selamat dunia akhirat. Hanya dari Islam, lahir generasi emas yang kuat yang akan mengulang kembali jejak peradaban gemilang di masa dahulu. Bukan generasi lemah akal dan mental, sehingga hopeless menghadapi kehidupan. Bersiap mewujudkannya? Allahua'lam bishawab. 

Posting Komentar untuk "Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Ada Apa dengan Pendidikan Negeri Ini?"

close