Gelombang Protes di Islamabad: Pendukung Imran Khan Tantang Pemerintah

Islamabad, VisiMuslim -Ratusan pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menerobos barikade polisi di Islamabad pada Selasa, 25 November 2024, dalam aksi protes yang menuntut pembebasannya. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, tetapi para pengunjuk rasa tetap berhasil mencapai alun-alun D-Chowk di pusat ibu kota.

Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan dilaporkan menewaskan empat petugas polisi dan melukai sejumlah lainnya. Di sisi lain, Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin Khan menuduh pihak berwenang menembakkan peluru tajam ke arah demonstran, menyebabkan tiga orang tewas dan banyak yang terluka. PTI membantah terlibat dalam serangan terhadap aparat keamanan.

"Itu tuduhan yang tidak berdasar. Kami telah menyerukan kepada para pendukung kami untuk tetap damai sejak awal. Namun, respons brutal dari aparat keamanan—dengan gas air mata dan peluru tajam—memaksa situasi ini menjadi berbahaya. Kami tidak ingin korban jiwa, tetapi bagaimana mungkin kami hanya diam ketika hak-hak dasar kami terus dirampas?" kata Ali Amin Gandapur, Ketua Menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, yang juga turut hadir di lokasi.

Unjuk rasa ini dimulai pada Minggu lalu, dengan ribuan pendukung PTI tiba di Islamabad sehari sebelumnya. Mereka merencanakan aksi duduk di D-Chowk hingga tuntutan mereka, termasuk pembebasan Imran Khan dan beberapa tokoh partai yang ditahan tanpa pengadilan, dipenuhi. Partai oposisi juga menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan pemerintahannya, yang mereka anggap tidak sah akibat dugaan kecurangan dalam pemilu Februari lalu.

Insiden kekerasan terjadi ketika sebuah kendaraan polisi diduga bertabrakan dengan kerumunan, menyebabkan kematian tiga aparat dan satu pengunjuk rasa. Namun, pemerintah membantah laporan ini, menyebut aksi protes itu sebagai bentuk ekstremisme yang sengaja menyasar pasukan keamanan.

"Ini bukan protes damai. Ini adalah ekstremisme," ujar kantor Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam pernyataan resmi.

Sementara itu, Bushra Bibi, istri Imran Khan, memimpin aksi protes bersama ribuan pendukung PTI. Ia menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur sebelum tuntutan mereka dipenuhi. "Kami tidak akan mundur. Ini adalah perjuangan untuk keadilan dan kebebasan, bukan hanya untuk suami saya, tetapi untuk semua rakyat Pakistan yang merasa tercekik di bawah pemerintahan ini. Kami akan bertahan di sini hingga seluruh tuntutan dipenuhi," tegas Bushra.

Situasi di Islamabad menjadi semakin tegang dengan pihak berwenang memblokade jalan utama, mengacaukan jaringan internet, dan melarang pertemuan publik. Ribuan aparat keamanan dikerahkan untuk mencegah meluasnya aksi protes.

"Kekerasan ini hanya memperlihatkan kegagalan pemerintah dalam menangani oposisi," kata Mushahid Hussain, seorang pengamat politik dan mantan senator partai Sharif. "Mereka mengulangi kesalahan masa lalu. Kekerasan hanya akan memperburuk situasi. Belajarlah dari pengalaman, kehendak rakyat tidak bisa dihancurkan dengan kekuatan," tambahnya.

Di sisi internasional, Amerika Serikat menyerukan semua pihak untuk menghindari kekerasan. "Kami mendukung hak rakyat Pakistan untuk berekspresi dan berkumpul secara damai. Namun, kami juga meminta pemerintah untuk memastikan tindakan mereka tetap dalam koridor hukum," ujar Matthew Miller, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.

Khan, yang menjabat sebagai perdana menteri dari 2018 hingga 2022, saat ini ditahan sejak Agustus 2023 atas tuduhan berbagai pelanggaran pidana. Mantan atlet kriket berusia 72 tahun ini membantah semua tuduhan tersebut, mengklaim bahwa kasus-kasus tersebut bermotif politik dan direkayasa oleh militer Pakistan. PBB pun telah menyerukan pembebasan Khan, menyebut penahanannya melanggar hukum internasional.

Namun, juru bicara pemerintah Pakistan membantah tuduhan ini. "Kasus terhadap Tuan Khan berada di tangan pengadilan, dan pemerintah sama sekali tidak ikut campur. Protes kekerasan bukanlah cara untuk menyelesaikan persoalan ini," katanya.

Konflik ini semakin memperburuk situasi politik Pakistan, menunjukkan ketegangan lama antara pemerintah sipil dan militer yang tetap memegang pengaruh besar di negara tersebut. [] Gesang Rahardjo

Posting Komentar untuk "Gelombang Protes di Islamabad: Pendukung Imran Khan Tantang Pemerintah"