Ahmad Tibi Sebut Netanyahu sebagai "Diktator Terakhir Timur Tengah"

 




Jerusalem, Visi Muslim-Ahmad Tibi, anggota parlemen Palestina di Knesset, memicu perdebatan sengit pada 24 Desember 2024 dengan kritik pedasnya terhadap Perdana Menteri “Israel,” Benjamin Netanyahu. Dalam sesi tersebut, Tibi menyebut Netanyahu sebagai “diktator terakhir di Timur Tengah” setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Ucapannya segera menarik perhatian, mencerminkan ketegangan yang semakin dalam antara perwakilan Palestina dan pemerintah “Israel.”

Tibi dengan tegas menyatakan bahwa Netanyahu kini menjadi simbol otoritarianisme yang tersisa di kawasan Timur Tengah. “Sejak kejatuhan Bashar al-Assad, Anda adalah satu-satunya diktator yang masih berkuasa di Timur Tengah,” tegas Tibi. Pernyataan itu disampaikan dengan lantang di hadapan anggota parlemen lainnya, menciptakan suasana yang memanas di Knesset.

Ucapan tersebut mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap kebijakan Netanyahu yang dianggap semakin memperburuk konflik regional. Tibi, yang dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak Palestina, menggunakan momen itu untuk menyuarakan pandangannya terhadap langkah-langkah Netanyahu yang dinilai memperburuk situasi di kawasan.

Kritik ini juga menyoroti dinamika baru di Timur Tengah setelah berakhirnya era Bashar al-Assad di Suriah. Netanyahu kini menjadi satu-satunya pemimpin yang dianggap mewakili gaya kepemimpinan otoriter di kawasan, sebuah fakta yang memicu perdebatan di berbagai kalangan.

Pasca runtuhnya rezim Assad, Timur Tengah menghadapi babak baru yang diwarnai oleh pergeseran kekuasaan. Dalam situasi tersebut, “Israel” tetap menjadi pusat perhatian, baik karena kebijakan dalam negeri Netanyahu yang kontroversial maupun langkah-langkahnya di arena internasional.

Pernyataan Tibi menegaskan ketegangan yang terus meningkat antara rakyat Palestina dan pemerintah “Israel.” Ia mengkritik Netanyahu atas kebijakannya yang dianggap hanya memperparah ketidakadilan terhadap Palestina dan menghambat perdamaian di kawasan.

Situasi ini mencerminkan realitas politik Timur Tengah yang sedang bergolak. Dengan semakin langkanya pemimpin otoriter di kawasan, Netanyahu menjadi simbol yang terus diperdebatkan, baik di dalam negeri “Israel” maupun di panggung internasional.

Tibi tidak hanya menyampaikan kritiknya kepada Netanyahu, tetapi juga mengarahkan perhatian dunia pada isu-isu yang melibatkan kebijakan “Israel.” Ia menegaskan perlunya penyelesaian konflik yang telah berlangsung puluhan tahun untuk menciptakan stabilitas di kawasan.

Pernyataan Tibi juga menjadi pengingat akan pentingnya dialog dan diplomasi dalam mengatasi konflik Timur Tengah. Ia menyoroti kebutuhan untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Dengan kritiknya yang tajam, Tibi membuka ruang diskusi baru tentang peran Netanyahu dan pemerintahannya dalam memengaruhi politik Timur Tengah. Isu ini tidak hanya relevan bagi Palestina, tetapi juga bagi stabilitas kawasan secara keseluruhan. [] Banu Ngadiran 

Posting Komentar untuk "Ahmad Tibi Sebut Netanyahu sebagai "Diktator Terakhir Timur Tengah""