Hizbut Tahrir Suriah Kecam Penculikan Wanita Muslim oleh Rezim Joulani
Setelah runtuhnya rezim tirani Bashar Assad di Suriah, pemerintahan Joulani yang awalnya membawa pesan kebebasan dan keadilan kini justru melakukan tindakan represif terhadap Muslim yang memprotes kebijakannya. Menanggapi situasi ini, Hizbut Tahrir Suriah mengeluarkan pernyataan resmi yang keras.
Pada Sabtu, 21 Desember 2024, Direktorat Keamanan Publik di Aleppo menculik sepuluh wanita Muslim. Mereka ditangkap saat melakukan demonstrasi damai untuk menuntut penerapan hukum Islam serta pembebasan suami, anak, dan kerabat mereka yang telah dipenjara oleh rezim Joulani di Idlib selama lebih dari satu setengah tahun.
Dalam pernyataannya, Hizbut Tahrir Suriah mempertanyakan tujuan revolusi Suriah, dengan berkata:
“Apakah revolusi kita muncul untuk tujuan ini? Apakah kita, yang telah mengorbankan jutaan syuhada dan kehilangan jutaan pengungsi, berjuang demi kelompok yang menculik wanita-wanita terhormat, meniru apa yang telah dilakukan rezim Assad selama puluhan tahun?”
“Yang Menuntut Sekularisme Dilindungi, Yang Menginginkan Syariat Dianiaya”
Pernyataan tersebut juga mengkritik standar ganda yang diterapkan oleh rezim Joulani. Mereka merujuk pada demonstrasi yang terjadi di Lapangan Umayyah, Damaskus, Kamis lalu, sehari sebelum kedatangan delegasi Amerika Serikat. Hizbut Tahrir menyoroti kontradiksi yang mencolok:
“Ketika wanita-wanita berpakaian terbuka menuntut sekularisme dan kebebasan, mereka tidak diganggu. Sebaliknya, ketika wanita-wanita mulia dan tulus menuntut penerapan syariat Allah serta pembebasan anak-anak mereka yang telah diculik selama lebih dari satu setengah tahun, mereka justru diculik. Ini adalah kezaliman yang tidak dapat diterima.”
Hizbut Tahrir juga menyerukan kepada rakyat Suriah untuk mengingat tujuan awal revolusi:
“Revolusi kita di Suriah dimulai karena pelanggaran kehormatan oleh Atif Najib terhadap wanita-wanita terhormat di Daraa. Namun kini, setelah jatuhnya rezim kriminal, kita justru melihat penculikan terhadap wanita-wanita mulia dalam operasi keamanan pertama rezim baru ini. Kita tidak boleh diam terhadap tindakan seperti ini, karena kehormatan adalah garis merah yang harus dipertahankan, bahkan dengan nyawa sekalipun.”
Pernyataan tersebut ditutup dengan peringatan tegas:
“Jangan diam terhadap kezaliman ini, karena diam hanya akan membawa kepahitan dan penyesalan yang tidak akan berguna. Kehormatan dan kesucian adalah amanah yang harus dijaga, apapun risikonya.” [] sumber: Köklü Değişim Medya
Posting Komentar untuk "Hizbut Tahrir Suriah Kecam Penculikan Wanita Muslim oleh Rezim Joulani"