Menteri Luar Negeri Hakan Fidan: "HTS dan Perannya dalam Perkembangan Baru di Suriah"
Ankara, Visi Muslim– Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan, dalam wawancara dengan saluran France 24 pada Rabu 18 Desember 2024, memberikan pandangan mengenai situasi terkini di Suriah. Ia menyoroti pentingnya keterlibatan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) dengan kelompok Heyet Tahrir al-Sham (HTS).
Menjawab pertanyaan tentang pentingnya pertemuan delegasi tinggi AS dengan pemerintahan baru di Damaskus, Fidan menyatakan, "Menurut saya ini sangat penting. Sebelum pejabat Amerika, beberapa negara Eropa dan perwakilan organisasi internasional juga telah mengunjungi Damaskus. Kita melihat ada upaya menjalin kontak dengan pemerintahan baru di sana. Ini adalah perkembangan yang signifikan."
"YPG Harus Dibubarkan"
Ketika ditanya soal operasi terhadap YPG, Fidan menyebut YPG sebagai organisasi teroris yang sengaja diciptakan dari individu-individu yang berasal dari Turki, Irak, Suriah, dan sebagian dari Eropa. "Organisasi teroris buatan ini harus segera dibubarkan. Saat ini ada pemerintahan baru di Suriah, dan saya pikir mereka yang seharusnya menyelesaikan masalah ini. Integritas wilayah dan kedaulatan Suriah memaksa hal ini untuk dilakukan," tegasnya.
Fidan juga menekankan bahwa YPG harus bernegosiasi dengan Damaskus untuk menemukan solusi. "Sebab sekarang ada pemerintahan baru di Damaskus. YPG/PKK tidak lagi didukung oleh Rusia, Iran, dan rezim Assad," katanya.
Ia juga mengkritik peran sebelumnya dari Rusia, Iran, dan rezim Bashar Assad yang memberikan landasan bagi YPG, sementara AS dan beberapa negara Eropa mendukung kelompok tersebut. "Namun, kini landasan itu telah hilang. Ada realitas baru di Damaskus, dan saya berharap pemerintahan baru ini akan menangani masalah tersebut," tambahnya.
Ancaman Terhadap Turki
Fidan menegaskan bahwa Turki tidak akan mentolerir ancaman apa pun terhadap negaranya. "YPG/PKK tahu apa yang kami inginkan. Kami tidak ingin melihat ancaman apa pun terhadap negara kami, baik yang sudah ada maupun yang potensial," katanya.
Rencana Bertemu dengan Pemerintahan Baru di Damaskus
Ketika ditanya apakah ia berencana mengunjungi Damaskus dan bertemu dengan pemimpin HTS, Fidan menjawab, "Ya, saya berencana bertemu dengan pemerintahan baru di Damaskus." Pernyataan ini sejalan dengan pengumuman Presiden Recep Tayyip Erdoğan sebelumnya bahwa Fidan akan melakukan kunjungan ke Damaskus.
Soal mengapa HTS masih berada dalam daftar teroris Turki, Fidan menyebut hal itu terkait dengan keputusan PBB. "Kami mencantumkan mereka dalam daftar tersebut karena terkait dengan keputusan Dewan Keamanan PBB. Namun, sekarang ada perbedaan antara dimensi hukum dan realitas di lapangan," ujarnya.
Peran HTS dalam Melawan ISIS dan Al-Qaeda
Menjawab pertanyaan tentang hubungan HTS dengan kelompok teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda, Fidan mengakui bahwa HTS telah memberikan dukungan dalam berbagi intelijen melawan ISIS. "HTS telah menjalin kerja sama yang baik dengan kami dalam hal berbagi intelijen melawan ISIS, dan mereka sangat membantu kami," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa HTS telah bekerja sama dengan Turki selama bertahun-tahun dalam pengumpulan intelijen tentang kelompok-kelompok yang terkait dengan ISIS dan Al-Qaeda.
Nasib Pangkalan Rusia
Menanggapi pertanyaan tentang kepergian mendadak Rusia dan Iran dari Suriah tanpa tembakan, Fidan mengatakan, "Saya tidak akan menyebutnya sebagai kesepakatan." Ia memuji Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pemimpin yang strategis, yang mampu memahami apa yang penting dan berinvestasi dengan bijaksana. "Saya pikir Putin telah membuat perhitungan akhir tentang Suriah dan memutuskan untuk tidak melanjutkannya lebih jauh," katanya.
Ketika ditanya apakah ia mendukung keberadaan pangkalan militer Rusia di Suriah, Fidan menyatakan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya tergantung pada rakyat Suriah. "Jika mereka mencapai kesepakatan, itu adalah keputusan mereka. Namun, untuk saat ini, tampaknya Rusia sedang dalam proses merelokasi pasukannya. Kita akan lihat berapa banyak yang tetap berada di pangkalan Suriah setelah proses ini selesai," jelasnya.
Keberadaan Militer AS
Mengenai keberadaan militer AS di Suriah, Fidan mengungkapkan bahwa jumlah pasukan mereka telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Ia menuduh AS menggunakan alasan "melawan ISIS" untuk memperluas kehadirannya di Suriah.
"'Melawan ISIS' hanyalah alasan yang digunakan. Sebenarnya, yang mereka lakukan hanyalah menjaga tahanan ISIS di penjara. Sayangnya, teman-teman kami di Amerika dan Eropa menggunakan kelompok teroris lain untuk menjaga teroris ini tetap di penjara," kata Fidan.
Kesimpulan
Dalam wawancaranya, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan menyoroti realitas baru di Suriah dan pentingnya menjalin dialog dengan pemerintahan baru di Damaskus. Ia juga menegaskan posisi tegas Turki terhadap YPG dan pentingnya mengatasi ancaman teroris secara komprehensif. Pernyataan Fidan mencerminkan strategi Turki dalam menyesuaikan kebijakannya dengan dinamika baru di kawasan tersebut. [] Sumber: Köklü Değişim
Posting Komentar untuk "Menteri Luar Negeri Hakan Fidan: "HTS dan Perannya dalam Perkembangan Baru di Suriah""