Muhasabah Membawa Berkah

 

Gambar hanya ilustrasi 


Oleh: Ammylia Rostikasari, S.S. (Muslimah Peduli Umat)

Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana dalam sepekan ke depan pascabencana hidrometeorologi yang melanda daerah itu. Selain menetapkan status tanggap darurat, pemda juga sudah mendirikan posko tanggap darurat dan penanggulangan bencana di Pendopo Kabupaten Sukabumi (tirto.id/5/12/2024).

Dalam rentang waktu berdekatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat jumlah rumah yang direlokasi akibat bencana alam pergerakan tanah di daerah itu bertambah menjadi empat titik di empat kecamatan yakni Kecamatan Takokak, Kadupandak, Tanggeung dan Agrabinta.

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Kusmana Wijaya di Cianjur, Sabtu, menyampaikan awalnya lokasi terdampak bencana pergerakan tanah yang direlokasi hanya satu titik di Kecamatan Takokak, tetapi di kecamatan lain hal yang sama terus meluas (antara jabar.com/14/12/2024).

Innalilahi wa innailaihi rojiun. Bumi Pertiwi tengah dirundung bencana. Negeri yang elok rupanya, kini luluh lantah dikepung bencana. 

Adanya banjir juga pergerakan tanah, tidak bisa menjadikan curah hujan debet air yang tinggi sebagai pemicunya. Mengingat hujan itu  adalah satu di antara Rahmat dari Yang Maha Kuasa. Sementara manusia diberi akal untuk bisa memahami petunjuk-Nya dalam tata kelola alam tempat dia di atasnya.

Tidak dipungkiri, bencana yang terjadi di berbagai wilayah di negeri ini karena rusaknya hubungan manusi dengan alam semesta. Wilayah penghijauan disulap menjadi lahan bisnis, daerah resapan semakin minimalis sehingga berujung nasib miris.

Jika kita memahami, alam pun makhluk Allah Ta’ala. Ada bahasa yang hendak disampaikan saat kondisinya tidak berterima akibat kerakusan ulah manusia. Atas izin Allah Ta’ala banjir pun meluap, tanah pun bergerak seolah menunjukkan amarah.

Sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Pencipta, maka tindakan yang bijaksana dalam menyikapi bencana ini tentulah bergerak cepat untuk mengevakuasi sembari muhasabah semua pihak. Mengapa ini sampai terjadi?Mengapa bukan hanya di Sukabumi, tapi juga di Cianjur dan wilayah lainnya? Apakah sudah bijak dalam menentukan tata kelola alam?

Sungguh banyak pertanyaan yang harus segera ditemukan jawaban sahihnya. Karena setiap peristiwa yang terjadi tidak luput dari izin Allah Ta’ala. Kita selalu hamba hanya berkewajiban untuk menelaah dan muhasabah agar dilingkupi berkah. Yaitu ziadayul khoir , bertambahnya kebaikan kita karena senantiasa melibatkan Allah Ta’ala dalam menjalankan kehidupan, tak terkecuali saat menyikapi bencana ini. 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Surat Ar-Rum/30: 41).

Kita butuh muhasabah berjamaah. Dari mulai individu, masyarakat sampai pada jajaran penguasa. Kita butuh lebih intim melibatkan Allah Ta’ala dalam menjalin hubungan dengan alam juga makhluk Allah Ta’ala yang lainnya. Kita butuh kepemimpinan yang mempelopori kehidupan yang penuh dengan keberkahan, yaitu kepemimpinan yang menerapkan aturan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunah sebagaimana yang diteladankan Rasulullah Saw juga Khulafaur Rasyidin. Wallah’ alam Bishowab



Posting Komentar untuk "Muhasabah Membawa Berkah"