Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem: "Rakyat Lebanon Telah Bertahan dengan Pengorbanan dan Ketabahan"
Beirut, Visi Muslim- Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem, dalam pidato yang disiarkan pada Kamis, (5/12/2024) menyatakan bahwa rakyat Lebanon telah melewati 64 hari yang penuh dengan "pengorbanan, rasa sakit, syahid, dan luka-luka melalui kesabaran, keteguhan, dan kepercayaan kepada Tuhan."
Sheikh Qassem menyoroti tiga faktor utama yang menurutnya berkontribusi pada kemenangan Perlawanan Islam di Lebanon. Faktor pertama, katanya, adalah kehadiran para pejuang perlawanan yang "mengorbankan nyawa mereka di medan perang, tetap tangguh."
Faktor kedua adalah "darah para syuhada," dengan mantan pemimpin Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah, sebagai salah satu yang terdepan, yang "kesyahidannya mendorong para pejuang untuk terus berjuang."
Faktor ketiga adalah kemampuan perlawanan untuk kembali mengendalikan dan memimpin dalam pertempuran, yang "membantu mengelola 'Orang-orang Perkasa' dengan baik," kata Sheikh Qassem.
Ia menegaskan bahwa Hezbollah akan "terus bertahan dan menjadi semakin cemerlang."
Kesepakatan Gencatan Senjata
Terkait kesepakatan gencatan senjata, Sheikh Qassem menjelaskan bahwa Hezbollah menerima kesepakatan tersebut karena dianggap sebagai mekanisme eksekutif untuk Resolusi 1701.
"Kesepakatan yang kami sepakati adalah yang berkaitan dengan wilayah selatan Sungai Litani," jelasnya, seraya menambahkan bahwa semua hal lain yang terkait dengan Resolusi 1701 "memiliki mekanisme tersendiri," termasuk pemulihan perbatasan Lebanon dalam jangka waktu tertentu.
Sekretaris Jenderal itu juga mencatat bahwa Israel telah melakukan 60 pelanggaran terhadap gencatan senjata, dan ia menilai pemerintah Lebanon bertanggung jawab untuk memantau pelanggaran tersebut melalui komite pengawas yang diatur dalam perjanjian.
Adapun peran Hezbollah, ia menyatakan bahwa gerakan tersebut berencana mengevaluasi krisis dan perang dengan "mengambil pelajaran yang tepat dari pengalaman kami untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan di semua bidang." Ia menegaskan kembali bahwa "Israel tidak ada hubungannya dengan hubungan kami dengan pihak dalam negeri Lebanon dan Angkatan Darat."
Dalam pesannya kepada warga Lebanon yang mengungsi selama perang, Sheikh Qassem mengungkapkan rasa terima kasih atas pengorbanan mereka dan memberikan apresiasi kepada para tuan rumah yang menerima mereka dengan tangan terbuka, menggambarkan tindakan tersebut sebagai "model kewarganegaraan yang patut dicontoh di Lebanon."
"Terkait pengungsian, kami telah berkontribusi (membantu meringankan penderitaan keluarga) dengan menyediakan bantuan material kepada keluarga melalui komite sukarela meskipun dalam keadaan sulit," ujar Sheikh Qassem.
Terkait rekonstruksi, ia menegaskan bahwa tahap berikutnya dalam "perumahan dan rekonstruksi adalah janji yang dibuat oleh Sayyed Nasrallah; ini adalah komitmen yang akan kami pegang, dan karena itu kami menamai kampanye ini 'Janji dan Komitmen.'"
Berdiri Bersama Suriah
Mengenai eskalasi baru-baru ini di Suriah, Sheikh Qassem menyatakan bahwa agresi terhadap Suriah "didukung oleh AS dan Israel setelah ketidakmampuan mereka di Gaza dan kegagalan mereka dalam upaya menyingkirkan Suriah."
"Kami di Hezbollah akan berdiri bersama Suriah untuk menggagalkan tujuan agresi terhadapnya," tegasnya.
Dalam pesannya kepada negara-negara Arab, ia memperingatkan, "Ketahuilah bahwa setiap kemenangan bagi 'Israel' adalah kekalahan bagi kalian, bukan hanya untuk Palestina, Suriah, dan Lebanon, tetapi juga akan berdampak pada negara-negara kalian."
Ia menambahkan bahwa kelompok-kelompok militan bertujuan mengubah posisi Suriah dari mendukung Perlawanan menjadi sejajar dengan pendudukan Israel.
"Kami sekarang menghadapi proyek Israel yang sangat berbahaya terhadap Timur Tengah," katanya.
Wawancara Eksklusif
Sementara itu, seorang pemimpin kelompok bersenjata di Suriah menyatakan bahwa para militan dan Israel "berperang melawan musuh bersama," yaitu Iran.
Dalam wawancara eksklusif dengan saluran Israel i24NEWS, komandan yang diidentifikasi dengan alias 'Abu Abdo' menyatakan bahwa baik Israel maupun kelompok-kelompok ini bersatu dalam perang melawan Iran dan sekutunya, seperti Hezbollah dan pemerintah Suriah.
Ketika ditanya tentang peran Israel dan Amerika Serikat di Suriah, Abu Abdo menyatakan bahwa kelompok-kelompok militan mengharapkan "upaya bersama untuk mengeliminasi musuh dan mencapai stabilitas."
Ia menekankan pentingnya memanfaatkan apa yang disebutnya sebagai "kesempatan bersejarah," memperingatkan bahwa kegagalan untuk melakukannya dapat memperburuk situasi saat ini. Abu Abdo juga menyampaikan "rasa hormat kepada Israel dan Amerika Serikat." []
Posting Komentar untuk "Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem: "Rakyat Lebanon Telah Bertahan dengan Pengorbanan dan Ketabahan""