Serangan Udara di Sanaa: Eskalasi Konflik Yaman-Israel
Sanaa, Visi Muslim- Pesawat tempur Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa, pada 27 Desember. Serangan tersebut menyasar Taman 21 September di distrik Maeen. Hingga kini, tidak ada dokumentasi visual terkait serangan tersebut yang dirilis, dan Komando Pusat AS (CENTCOM) belum mengklaim tanggung jawab.
Serangan ini terjadi sehari setelah Israel melancarkan serangan udara besar ke Sanaa dan provinsi pesisir Hodeidah. Langkah tersebut disebut sebagai balasan atas serangan drone dan rudal hipersonik yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman (YAF). Operasi militer YAF ini bertujuan mendukung rakyat Palestina yang sedang menghadapi agresi Israel di Gaza.
Dalam sebuah wawancara, juru bicara YAF, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengonfirmasi bahwa serangan drone dan rudal Yaman menargetkan Bandara Ben Gurion di Israel, sejumlah fasilitas vital di Tel Aviv, dan sebuah kapal di Laut Arab yang terhubung dengan Israel. "Ini adalah respons terhadap agresi yang terus dilakukan Israel terhadap Yaman dan Gaza," tegasnya.
Sementara itu, ribuan warga Yaman menggelar aksi solidaritas di berbagai kota, termasuk Sanaa, Saada, Hodeidah, Hajjah, dan Al-Mahwit. Para demonstran menyerukan dukungan penuh untuk Palestina dengan slogan, "Kami berdiri teguh bersama Gaza, kejayaan tanpa batas dan tanpa garis merah." Mereka juga meminta Angkatan Bersenjata Yaman meningkatkan serangan terhadap Israel.
Di sisi lain, serangan Israel ke wilayah Yaman pada 26 Desember, yang menyasar Bandara Internasional Sanaa, pelabuhan Laut Merah, dan pembangkit listrik, menyebabkan enam korban jiwa dan 40 lainnya luka-luka.
Dalam wawancara dengan Washington Post, seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengakui bahwa Ansarallah, kelompok yang berafiliasi dengan Houthi, memiliki kemampuan teknologi militer yang lebih maju dari yang diperkirakan. "Dukungan Iran memungkinkan Yaman mengambil langkah strategis dalam menghadapi Israel dan sekutu-sekutunya," ujarnya.
Para analis menilai bahwa konflik ini mencerminkan dinamika geopolitik yang lebih luas, di mana Yaman menjadi medan pertempuran antara Iran dan koalisi Barat. Serangan balasan YAF menunjukkan bahwa Yaman kini memiliki posisi penting dalam konflik regional, yang berpotensi memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Dengan situasi yang terus memanas, baik di Yaman maupun Gaza, para pengamat memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat menimbulkan dampak serius bagi stabilitas regional. [] Banu Ngadiran
Posting Komentar untuk "Serangan Udara di Sanaa: Eskalasi Konflik Yaman-Israel"