Sheikh Youssef Makharza Kritik Pengampunan Al-Jolani Terhadap Kejahatan Rezim

 



Yerusalem, Visi Muslim- Sheikh Youssef Makharza baru-baru ini mengungkapkan kritik tajam terhadap sikap pemimpin Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), Abu Muhammad al-Jolani, yang disebut memaafkan kejahatan-kejahatan berat yang dilakukan oleh para preman shabeeha dan pembunuh yang berafiliasi dengan rezim Bashar al-Assad. Alasan utama di balik pengampunan ini, menurut Makharza, adalah pandangan Al-Jolani bahwa Suriah sekarang adalah milik "semua orang," yang berarti siapa saja, termasuk mereka yang pernah terlibat dalam kejahatan rezim, harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dan sosial negara pasca-rezim.

Namun, sikap ini dinilai kontradiktif oleh Sheikh Makharza, yang menyatakan bahwa pengampunan terhadap kejahatan rezim sangat berbeda dengan bagaimana Al-Jolani memperlakukan mereka yang berjuang untuk mendirikan sistem pemerintahan Islam di Suriah. “Bagi mereka yang memperjuangkan dakwah Islam dan ingin mendirikan pemerintahan berdasarkan syariat, malah mereka yang dipenjara oleh Al-Jolani,” ungkap Makharza. Menurutnya, kejahatan rezim Assad jauh lebih berat daripada perbedaan pandangan politik yang mungkin dimiliki oleh para pejuang Islam.

Makharza menganggap bahwa kebijakan pengampunan terhadap pelaku kekejaman rezim Assad akan membawa dampak negatif bagi perjuangan di Suriah, terutama bagi mereka yang ingin melihat negara ini diatur dengan sistem yang sesuai dengan ajaran Islam. “Pengampunan terhadap mereka yang telah membantai rakyat Suriah tidak akan membantu dalam menciptakan sistem yang lebih baik,” ujar Makharza, yang menyarankan agar prioritas utama tetap pada pendirian negara yang berlandaskan syariat Islam.

Dia juga mengingatkan bahwa meskipun pengampunan merupakan hal yang penting dalam Islam, namun terdapat batasan dalam penerapannya. “Memaafkan adalah tindakan mulia, namun ketika itu dilakukan terhadap pihak yang telah menindas rakyat, mengabaikan kejahatan mereka, kita justru melemahkan posisi mereka yang berjuang untuk menegakkan Islam,” tambahnya. Sheikh Makharza menekankan bahwa perjuangan di Suriah harus berorientasi pada mendirikan sistem yang adil dan sesuai dengan tuntutan Islam.

Lebih lanjut, Makharza berpendapat bahwa tindakan Al-Jolani ini juga dapat mengarah pada kebingungannya di kalangan umat Islam, khususnya para pejuang mujahidin yang ingin melihat perubahan nyata. "Pengampunan yang diterima oleh mereka yang memiliki darah di tangan, sementara mereka yang berjuang untuk Islam dipenjara, merupakan kebijakan yang membingungkan dan berbahaya," ujar Makharza.

Selain itu, Sheikh Makharza menegaskan bahwa kebijakan politik harus mengutamakan prinsip keadilan Islam, yang bukan hanya menghukum pelaku kejahatan, tetapi juga mengutamakan penegakan hak-hak umat dan menjauhkan mereka dari ketidakadilan. Pengampunan yang tidak selektif, menurutnya, dapat merusak perjuangan yang telah dilakukan oleh para mujahidin dan membawa Suriah kembali ke kondisi yang tidak diinginkan.

Sebagai kesimpulan, Makharza mengingatkan bahwa perjuangan di Suriah harus tetap berfokus pada tujuan utama, yaitu mendirikan Khilafah Islamiyah yang benar-benar menegakkan syariat Islam. "Jangan biarkan pengorbanan para mujahidin dan rakyat Suriah sia-sia hanya karena adanya kebijakan yang tidak sejalan dengan tujuan mendirikan sistem Islam yang sejati," tutupnya, seraya berharap agar umat Islam di Suriah tetap istiqomah dalam perjuangan mereka. [] Banu Ngadiran 

Posting Komentar untuk "Sheikh Youssef Makharza Kritik Pengampunan Al-Jolani Terhadap Kejahatan Rezim"