Tiga Bayi Palestina Tewas Akibat Hipotermia di Gaza Selatan

 


Gaza, Visi Muslim- Tiga bayi Palestina dilaporkan meninggal dunia akibat hipotermia di kamp-kamp pengungsian di Gaza selatan. Kondisi ini terjadi saat suhu turun drastis, sementara blokade Israel terhadap pasokan makanan, air, dan kebutuhan musim dingin tetap berlanjut tanpa ada tanda-tanda pelonggaran.

Dr. Ahmed al-Farra, direktur bangsal anak-anak di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, menyampaikan kabar memilukan ini. Salah satu korban adalah seorang bayi perempuan berusia tiga minggu yang meninggal semalam di daerah al-Mawasi akibat cuaca dingin ekstrem yang melanda wilayah tersebut.

"Bayinya lahir sehat dan secara alami. Namun, suhu di tenda pengungsian yang sangat rendah menyebabkan penurunan drastis pada suhu tubuhnya hingga sistem tubuhnya tidak mampu lagi berfungsi, yang akhirnya berujung pada kematian," jelas Dr. al-Farra kepada Al Jazeera (26/12/2024).

Dr. al-Farra menambahkan bahwa peristiwa ini merupakan bukti nyata dari dampak perang yang tidak manusiawi terhadap warga Jalur Gaza, khususnya anak-anak. Ia menegaskan bahwa bayi tidak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam suhu ekstrem seperti ini.

"Konflik ini harus dihentikan sesegera mungkin agar keluarga-keluarga bisa kembali ke rumah mereka dan anak-anak tidak lagi menjadi korban," imbuhnya. Ia menyerukan penghentian blokade serta bantuan kemanusiaan yang mendesak untuk menyelamatkan nyawa penduduk Gaza.

Sebagian besar serangan Israel saat ini masih terfokus di wilayah utara Jalur Gaza, di mana operasi militer intensif terus berlangsung. Pasukan Israel menggunakan taktik pemusnahan yang telah menghancurkan rumah-rumah warga, infrastruktur sipil, dan permukiman penduduk selama lebih dari dua bulan terakhir.

Sementara itu, di Rumah Sakit Kamal Adwan, yang masih dihuni warga sipil dan tenaga medis, pengeboman terus terjadi di sekitar fasilitas tersebut. Keadaan semakin sulit bagi tim medis yang mencoba memberikan perawatan di tengah serangan yang tidak kunjung berhenti.

Situasi di wilayah tengah Gaza juga tegang, dengan warga terus mengamati keberadaan drone pengintai dan quadcopter milik Israel yang terbang di atas mereka. Kehadiran alat pengintai ini semakin menambah ketakutan di kalangan penduduk.

Masyarakat Gaza yang masih bertahan di kamp-kamp pengungsian terus berbagi kisah pilu tentang penderitaan yang mereka alami akibat konflik ini. Kehilangan anggota keluarga, tempat tinggal, dan masa depan menjadi kenyataan sehari-hari bagi mereka.

Ironisnya, serangan udara Israel bahkan menyasar zona-zona yang telah ditetapkan sebagai kawasan kemanusiaan yang seharusnya aman. Tidak ada tanda-tanda penghentian kekerasan, meskipun tekanan internasional terus meningkat untuk mengakhiri konflik ini.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, dengan jumlah korban terus bertambah dan kebutuhan dasar warga yang tidak terpenuhi. Dunia internasional diharapkan segera bertindak untuk menghentikan penderitaan ini dan memberikan perlindungan yang memadai bagi masyarakat Gaza. [] Gesang Raharjo 

Posting Komentar untuk "Tiga Bayi Palestina Tewas Akibat Hipotermia di Gaza Selatan"