Ustadz Munzir Abdullah: Penculikan Wanita di Homs dan Ancaman Terhadap Hukum Allah
Tripoli, Visi Muslim- Pada Minggu, 22 Desember 2024, Ustadz Munzir Abdullah pengamat politik dari Lebanon mengungkapkan peringatan serius terkait tindakan penculikan terhadap sembilan wanita di Homs, yang terjadi setelah mereka terlibat dalam demonstrasi di Lapangan Saadallah al-Jabri, Aleppo. Para wanita tersebut menuntut pembebasan keluarga mereka yang ditahan oleh kelompok al-Jolani di Idlib selama bertahun-tahun. Mereka juga menyerukan penerapan hukum Allah di Suriah. Penculikan ini dianggap sebagai tindakan yang sangat berbahaya dan tidak pernah terjadi dalam 14 tahun revolusi Suriah, yang mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia dan kehormatan umat.
Insiden ini dianggap sebagai preseden yang sangat serius, karena menunjukkan adanya ancaman besar terhadap hak-hak yang suci. Ustadz Munzir mengingatkan bahwa tindakan ini adalah contoh dari bagaimana kebebasan dan hak-hak umat manusia bisa diinjak-injak oleh kekuatan yang tidak bertanggung jawab. Dalam konteks ini, ia menegaskan pentingnya umat Islam untuk tetap waspada terhadap ancaman semacam ini yang semakin meningkat.
Selain itu, Ustadz Munzir menyoroti bahwa kejadian ini bertepatan dengan kebijakan amnesti yang diberikan kepada kelompok-kelompok yang telah melakukan kekerasan terhadap rakyat Suriah, seperti pembunuhan, penghancuran rumah-rumah, dan masjid-masjid. Tindakan ini sangat bertolak belakang dengan prinsip keadilan dan perjuangan untuk mempertahankan tanah, agama, dan kehormatan umat Islam. Kebijakan amnesti yang diberikan kepada mereka yang telah merusak negara ini dianggap sebagai penghinaan terhadap pengorbanan yang telah diberikan oleh umat Islam dalam mempertahankan kebebasan mereka.
Lebih lanjut, Ustadz Munzir menegaskan bahwa demonstrasi yang mendukung kebebasan perempuan, sekularisme, demokrasi, dan sistem pemerintahan selain hukum Allah, merupakan bentuk lain dari pengkhianatan terhadap nilai-nilai Islam. Ia menyoroti kenyataan bahwa banyak dari pemimpin demonstrasi tersebut adalah mereka yang dikenal terlibat dalam tindakan kekerasan pro-rezim Assad. Mereka yang menyerukan "hak-hak perempuan" dan kebebasan, sementara mengabaikan prinsip-prinsip syariat Islam, menurut Ustadz Munzir, tidak memiliki landasan moral dan spiritual yang benar.
Ustadz Munzir juga mengingatkan bahwa hampir dua juta syuhada telah mengorbankan nyawa mereka demi membela tanah air, agama, dan kehormatan umat. Oleh karena itu, ia bertanya dengan penuh keprihatinan, "Apakah umat Islam, para pejuang kebebasan, dan mujahidin yang telah berjuang mati-matian untuk mempertahankan nilai-nilai ini, akan membiarkan tindakan keji seperti ini terus terjadi?" Ia mengajak umat Islam untuk tetap teguh dalam memperjuangkan prinsip-prinsip agama dan menentang segala bentuk penindasan.
Akhirnya, Ustadz Munzir menegaskan bahwa umat Islam harus lebih berperan dalam menjaga prinsip-prinsip syariat dan tidak membiarkan pihak manapun yang bertentangan dengan hukum Allah untuk menguasai situasi. Keberhasilan revolusi dan perjuangan umat Islam terletak pada keteguhan mereka dalam mempertahankan ajaran Islam, dan dalam mengatasi ancaman yang ada dengan kebersamaan dan kekuatan iman. [] Banu Ngadiran
Posting Komentar untuk "Ustadz Munzir Abdullah: Penculikan Wanita di Homs dan Ancaman Terhadap Hukum Allah"