Gencatan Senjata yang Rapuh: Menghadapi Agresi dan Pengkhianatan Yahudi terhadap Gaza
بسم الله الرحمن الرحيم
(Terjemahan dari Bahasa Inggris)
(Kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza diumumkan di ibu kota Qatar, Doha, untuk dilaksanakan dalam 3 tahap:
Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari, dengan rincian sebagai berikut:
- Kedua pihak akan menghentikan sementara operasi militer, dan pasukan pendudukan ‘Israel’ akan mundur ke arah timur menjauh dari wilayah yang padat penduduk. Aktivitas udara militer dan pengintaian ‘Israel’ akan dihentikan sementara selama 10 jam sehari, serta 12 jam pada hari-hari pelepasan tahanan dan tawanan. ‘Israel’ secara bertahap akan mengurangi pasukannya di koridor Poros Philadelphi sesuai peta yang telah disepakati kedua belah pihak.
- Pada hari ketujuh setelah kesepakatan berlaku, kendaraan akan diizinkan kembali melintasi utara Poros Netzarim setelah melalui pemeriksaan oleh perusahaan swasta yang ditentukan oleh mediator dengan pihak ‘Israel’, berdasarkan mekanisme yang telah disepakati.
- Negosiasi tidak langsung antara kedua pihak mengenai pelaksanaan tahap kedua kesepakatan akan dimulai paling lambat hari ke-16 setelah kesepakatan mulai berlaku, dan kesepakatan harus tercapai sebelum akhir pekan kelima tahap pertama.
Tahap kedua akan berlangsung selama 42 hari, dengan rincian:
- Deklarasi kembalinya ketenangan berkelanjutan, yang mencakup penghentian permanen operasi militer dan aktivitas permusuhan serta dimulainya kembali pertukaran tahanan dan tawanan antara kedua belah pihak, termasuk semua pria ‘Israel’ yang masih hidup, dengan jumlah tahanan Palestina yang disepakati di penjara pendudukan. Selain itu, pasukan pendudukan Israel akan menarik diri sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Tahap ketiga akan berlangsung selama 42 hari, dengan rincian:
- Pertukaran jenazah dan sisa-sisa jasad korban yang ditahan oleh kedua belah pihak setelah ditemukan dan diidentifikasi. Dimulainya pelaksanaan rencana rekonstruksi Jalur Gaza selama 3 hingga 5 tahun, mencakup rumah-rumah, bangunan sipil, dan infrastruktur, serta kompensasi bagi semua yang terdampak di bawah pengawasan beberapa negara dan organisasi penjamin kesepakatan. Pembukaan semua perlintasan dan memperbolehkan pergerakan bebas orang dan barang.*)
Sumber: Agensi
Terlihat jelas bahwa tahap pertama merupakan inti dari kesepakatan ini dan penuh dengan potensi masalah. Setiap gangguan dalam pelaksanaannya dapat menghentikan tahap kedua dan ketiga: mulai dari penarikan dari daerah padat penduduk, penghentian sementara aktivitas udara, hingga pengurangan kekuatan udara, dan inspeksi kendaraan yang kembali. Setiap poin ini cukup untuk menggagalkan kelanjutan tahap berikutnya.
Wahai Kaum Muslimin:
Lihatlah situasi mereka di Lebanon setelah menandatangani kesepakatan pada 27/11/2024, lalu melanggarnya. Hal yang sama juga terjadi di Suriah dengan pelanggaran Perjanjian 1974. Bahkan mereka meningkatkan agresi dan pendudukan mereka di Dataran Tinggi Golan. Apakah mungkin membuat perjanjian dengan kaum yang eksistensinya didasarkan pada pendudukan tanah-tanah Muslim? Apakah mungkin menyetujui legalitas pendudukan mereka alih-alih menghancurkan entitas mereka?!
Wahai Kaum Muslimin:
Yahudi adalah kaum pendusta, pengkhianat, dan pembuat kerusakan. Mereka hanya dapat dihentikan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
Yahudi adalah kaum pendusta, pengkhianat, dan pembuat kerusakan. Tidak ada yang akan menghentikan mereka kecuali parit baru yang mencabut akar mereka, dan Khaybar yang akan kembali menghantam mereka sebagaimana menghancurkan kaum Tsamud. Ini adalah jalan mereka sejak mereka memutus tali Allah di zaman para nabi mereka. Tidak ada yang tersisa bagi mereka kecuali tali manusia, yang rapuh dan mudah putus jika kaum Muslimin bangkit untuk melawan mereka dari depan dan belakang.
Kemudian Tanah yang Diberkahi akan kembali menjadi milik Islam, sebagaimana Umar bin Khattab membukanya, Salahuddin membebaskannya, dan Abdul Hamid mempertahankannya.
Wahai Kaum Muslimin:
Dalam Kitab Allah (swt) dan Sunnah Rasul-Nya (saw), terdapat solusi untuk masalah kita, kehormatan bagi kaum Muslimin, dan kehinaan bagi musuh-musuh kita. Solusi ini jelas, menjunjung kebenaran, memuliakan orang yang berada di jalannya, mengalahkan kebatilan, dan menghinakan pengikutnya.
Solusi itu adalah kembalinya negara Islam, Khilafah Rasyidah, yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin yang saleh dan murni, di belakangnya kita berperang, dan dengannya kita dilindungi. Ia akan mengembalikan tanah Isra’ dan Mi’raj sebagai tanah yang bebas dan mulia, serta mengirim Yahudi dan setiap agresor ke dalam jurang kehinaan dunia dan siksa akhirat.
Namun, ketetapan Allah membutuhkan kerja keras dari kaum Muslimin. Allah tidak akan menurunkan para malaikat dari langit untuk menegakkan Khilafah sementara kita hanya berdiam diri. Sebaliknya, para malaikat akan turun sebagai bala bantuan kepada kaum Muslimin yang beriman, sabar, dan berjuang.
Wahai Kaum Muslimin:
Hizbut Tahrir, pelopor yang tidak pernah berbohong kepada umatnya, menyeru kalian untuk mendukungnya dan bekerja bersamanya dalam menegakkan kembali Khilafah Rasyidah, sehingga Islam dan umatnya dimuliakan, dan kekufuran serta para pelakunya dihinakan. Itulah kemenangan yang agung.
#أمير_حزب_التحرير
Posting Komentar untuk "Gencatan Senjata yang Rapuh: Menghadapi Agresi dan Pengkhianatan Yahudi terhadap Gaza"