KH. Hafidz Abdurrahman: Kebakaran Los Angeles Adalah Pengingat akan Kefanaan Dunia

 



Jakarta, Visi Muslim- Kebakaran besar yang melanda Los Angeles kembali menjadi sorotan dunia internasional. Kota ini bukan hanya dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kemakmuran tinggi di Amerika Serikat, tetapi juga sebagai rumah bagi para pesohor dunia dan pusat hiburan global, Hollywood. Wilayah ini juga terkenal karena keindahan alamnya yang memukau, mulai dari perbukitan hingga pantai-pantainya yang indah. Namun, di balik gemerlapnya, musibah ini mengingatkan banyak pihak tentang kerentanan duniawi.

KH. Hafidz Abdurrahman dalam unggahannya di Instagram pada Minggu (12/1) menyoroti musibah ini sebagai pelajaran penting bagi umat manusia. Menurut beliau, kebakaran yang melanda Los Angeles mengajarkan bahwa dunia ini sifatnya fana. “Inilah dunia yang fana. Segala yang kita miliki dapat hilang dalam sekejap mata,” tulisnya. Beliau menegaskan bahwa segala sesuatu di dunia hanyalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Menurut KH. Hafidz, segala bentuk harta, kemewahan, dan kemegahan yang dimiliki manusia hanyalah sementara. Ketika Allah mengambil titipan tersebut melalui musibah atau bencana, seperti kebakaran di Los Angeles, umat manusia seharusnya menerima dengan lapang dada. “Ketika Dia mengambilnya, kita harus menyerahkannya dengan ikhlas, karena semuanya adalah milik-Nya,” ujar beliau.

Kebakaran ini tidak hanya menjadi pengingat akan kefanaan dunia, tetapi juga refleksi bahwa manusia tidak boleh terlalu menggantungkan hidupnya pada harta duniawi. KH. Hafidz menyampaikan, jika manusia hidup hanya untuk mengejar dunia, maka kehilangan yang terjadi akan menimbulkan stres dan kekecewaan. “Dengan memahami bahwa semua yang kita miliki adalah titipan, kita akan merasa lebih ringan saat kehilangan,” imbuhnya.

Selain itu, beliau mengajak umat Islam untuk menjadikan dunia sebagai sarana beribadah kepada Allah. Harta yang dimiliki hendaknya digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan, berdakwah, atau memperjuangkan keadilan. Dengan cara ini, dunia yang sementara dapat diubah menjadi bekal abadi di akhirat.

KH. Hafidz juga menekankan pentingnya memahami bahwa segala sesuatu yang kita genggam bukanlah milik kita sepenuhnya. “Jangan pernah membayangkan apa yang kita genggam akan selamanya ada di tangan kita,” katanya. Menurut beliau, manusia harus menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki dapat hilang kapan saja sesuai kehendak Allah.

Lebih jauh, beliau mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada harta benda atau gemerlap dunia, melainkan pada ketenangan hati yang didapat melalui kepatuhan kepada Allah. Musibah seperti kebakaran ini, kata KH. Hafidz, seharusnya mengingatkan manusia untuk lebih fokus pada kehidupan akhirat yang abadi.

KH. Hafidz juga menyoroti bagaimana sebagian masyarakat dunia, termasuk umat Islam, masih tergoda oleh kehidupan duniawi yang penuh gemerlap. Musibah seperti kebakaran Los Angeles, menurut beliau, adalah pengingat bahwa kehidupan ini tidak abadi dan manusia harus selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.

Selain menjadi pelajaran spiritual, KH. Hafidz juga menyampaikan pentingnya solidaritas umat Islam terhadap sesama manusia yang tertimpa musibah. Meski musibah ini terjadi di Los Angeles, yang kerap diidentikkan dengan kemewahan, penderitaan yang dialami korban tetap menjadi bagian dari tanggung jawab moral umat manusia.

“Yang pasti hanyalah Dia,” tutup KH. Hafidz dalam refleksinya. Pandangan ini memberikan pesan mendalam bahwa kehidupan di dunia hanyalah perjalanan sementara. Umat Islam diajak untuk merenungi peristiwa ini sebagai pengingat agar tidak terjebak dalam keindahan dunia yang fana, melainkan fokus pada bekal menuju akhirat. [] Gesang 

Posting Komentar untuk "KH. Hafidz Abdurrahman: Kebakaran Los Angeles Adalah Pengingat akan Kefanaan Dunia"