Pemilu dalam Sistem Demokrasi Hanya Mengganti Wajah Penguasa, Bukan Nasib Rakyat
Terjemahan
Pernyataan Pers
Pemilu dalam Sistem Demokrasi Hanya Mengganti Wajah Penguasa, Bukan Nasib Rakyat
Hanya dalam sistem Islam, pemilu akan mencerminkan harapan dan aspirasi rakyat.
Di tengah perdebatan yang tiada henti dan tidak produktif tentang apakah reformasi harus dilakukan terlebih dahulu atau pemilu yang harus diutamakan, pemerintah sementara kembali menegaskan posisinya terkait persiapan pemilu lokal dan nasional. Kami ingin menegaskan bahwa di bawah sistem kapitalisme demokrasi Barat saat ini, reformasi konstitusi maupun "pemilu bebas dan adil" tidak akan mengubah nasib rakyat. Lebih dari itu, rakyat telah bosan dengan panggung pemilu yang hanya mengganti wajah penguasa, sementara mereka menuntut perubahan mendasar di bawah sistem penindasan saat ini.
Selain itu, kekuasaan sejati ada di tangan umat, yang akan dapat menyampaikan kehendak dan perwakilan mereka melalui proses pemilu.
Di bawah Khilafah, rakyat akan menikmati pengawasan terhadap penguasa dan keadilan sejati melalui majelis-majelis yang dipilih langsung, yaitu Majelis Wilayah. Majelis ini akan memilih sebuah majelis nasional, yang dikenal sebagai Majelis Umat, yang akan mengawasi penguasa dan memberikan nasihat pada tingkat negara. Non-Muslim dari kalangan dzimmi juga akan memilih perwakilan mereka di Majelis Wilayah, yang kemudian akan memilih anggota mereka di Majelis Umat.
Dalam pemilihan Khalifah, Mahkamah Mazhalim akan memverifikasi kualifikasi calon yang mengajukan pencalonan sebagai Khalifah dan hanya akan meloloskan kandidat yang memenuhi syarat. Selanjutnya, Majelis Umat akan menyaring daftar kandidat menjadi enam, lalu menjadi dua, sebagaimana yang telah disepakati oleh para sahabat. Dalam proses ini, Khalifah akan dipilih berdasarkan kepercayaan mayoritas pemilih Muslim. Jika lebih dari dua kandidat bersaing, pemenangnya mungkin mendapatkan kurang dari 30% suara, yang bukan merupakan mayoritas. Namun, jika hanya ada dua kandidat, pemenangnya akan selalu dipilih oleh mayoritas suara.
Dengan demikian, pemilu dalam sistem Khilafah akan membawa keadilan, stabilitas, dan harmoni bagi masyarakat. Akuntabilitas dan keadilan sejati hanya dapat ditemukan dalam sistem Khilafah. Maka, bangunlah dari ilusi "pemilu bebas dan adil" di bawah demokrasi, dan serukan pelaksanaan pemilu dalam naungan Khilafah Rasyidah ala Minhaj an-Nubuwwah.
"Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (TQS Yusuf: 40).
Media Office Hizbut Tahrir Wilayah Bangladesh
Posting Komentar untuk "Pemilu dalam Sistem Demokrasi Hanya Mengganti Wajah Penguasa, Bukan Nasib Rakyat"