Gelombang Protes di Libya Tolak Normalisasi dengan Israel

 



Tripoli, Visi Muslim- Ribuan warga di sejumlah kota besar Libya, seperti Tajoura, Bani Walid, Al-Zawiya, hingga ibu kota Tripoli, turun ke jalan pada Ahad (12/1). Demonstrasi ini merupakan bentuk penolakan keras terhadap segala upaya normalisasi hubungan antara Libya dan Israel.

Para pengunjuk rasa mengkritik keras pernyataan pemerintah yang belakangan menjadi sorotan, sekaligus menyerukan pentingnya menjaga kedaulatan nasional. Laporan dari Middle East Monitor (MEMO) mengungkapkan bahwa di Tripoli, massa memblokade Jalan Bivi yang menghubungkan ibu kota ke wilayah timur. Mereka membakar ban dan membangun barikade, sehingga mengganggu arus lalu lintas.

Aksi serupa terjadi di Misrata, kota asal Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibeh. Di alun-alun utama, warga menggelar long march sambil meneriakkan kecaman terhadap langkah pemerintah.

Gelombang protes ini dipicu oleh pernyataan Najla Al-Mangoush, mantan Menteri Luar Negeri Libya. Dalam wawancaranya dengan platform 360 Al Jazeera, ia mengakui bahwa pertemuannya dengan mantan Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, pada Agustus 2023, telah direncanakan sebelumnya oleh Pemerintah Persatuan Nasional Libya.

Menurut Al-Mangoush, pertemuan tersebut terjadi sebagai hasil koordinasi antara pemerintah Tripoli dan pihak Israel. "Bukan saya yang mengatur pertemuan itu. Pemerintah yang menentukan agendanya, dan saya hanya bertindak sebagai penyampai pesan," ujarnya.

Pertemuan itu menjadi yang pertama kali dalam sejarah kedua negara, mengingat Libya tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan secara resmi tidak mengakuinya. Al-Mangoush membela tindakannya dengan menegaskan bahwa diskusi tersebut fokus pada isu keamanan dan sumber daya Libya, bukan untuk membahas normalisasi hubungan.

Ia juga menekankan bahwa dalam pertemuan tersebut, dirinya menyampaikan dukungan terhadap Palestina. "Saya menegaskan kepada Cohen bahwa rakyat Libya menolak kebijakan Israel dan berdiri bersama perjuangan Palestina," tambahnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Dbeibeh mendapat kecaman tajam atas insiden ini. Para demonstran menuduhnya mengkhianati sikap tegas Libya terhadap Zionisme dan pendudukan Israel. Meski Dbeibeh telah menangguhkan Al-Mangoush sementara waktu dan menyatakan tidak mendukung normalisasi, ia menganggap protes tersebut sebagai hasil manipulasi lawan politiknya. [] Khusnul Khatimah 

Posting Komentar untuk "Gelombang Protes di Libya Tolak Normalisasi dengan Israel"