Menyambut Muktamar Khilafah Dan Sikap Politik Masyarakat Islam
Pada bulan Mei-Juni ini Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berencana
menggelar event akbar berupa Muktamar Khilafah (MK) 2013 di berbagai
daerah di Indonesia. Acara ini diselenggarakan secara marathon di 31
Kota. Start pada 5 Mei bertempat di Kendari, Semarang, dan Yogyakarta.
Kemudian ditutup di Jakarta pada 2 Juni.
HTI begitu konsisten
dalam perjuangannya menegakkan syariah dan khilafah. Alasan pertamanya
ialah karena ini adalah konsekuensi iman. Dan alasan kedua karena HTI
telah menyadari betul bahwa krisis multidimensi yang terjadi di negri
ini hanya bisa diatasi dengan sistem yang datang dari Rabb penggenggam
alam semesta. Itulah sistem Islam dalam bingkai Khilafah. Penjelasan
sederhananya, Allah Swt sang pencipta manusia, kehidupan, dan alam
semesta, tentunya lebih tau apa yang dibutuhkan ciptaan-Nya.
Dalam
perjuangannya, HTI menempuh jalan perjuangan tanpa kekerasan (non
violence). Kepedulian HTI atas negara ini tak perlu diragukan lagi.
Bahkan pada saat TimTim hendak lepas dari Indonesia, HTI dalam majalah
dan seleberan-selebarannya telah memperingatkan Pemerintah tentang
skenario asing melalui UNAMET yang menghendaki Timtim lepas. Sampai
akhirnya TimTim lepas pun, HTI melaui Jubirnya, Ismail Yusanto, sempat
menyampaikan kepada media massa bahwa “HTI akan mengambil kembali TimTim
dan menggabungkannya dengan Indonesia walaupun butuh waktu 25 tahun”.
Tujuan
utama dihelatnya ajang spektakuler ini adalah dalam rangka melakukan
edukasi terhadap umat akan pentingnya syariah dan khilafah. Umat mesti
paham bahwa sistem sekulerisme inilah yang telah mengakibatkan Indonesia
terpuruk. Sedangkan sistem Islam merupakan satu-satunya solusi terbaik.
Secara
garis besar, HTI telah mengeluarkan master plan formula seperti apa
yang bakal digunakan untuk membangun Indonesia. Hal itu telah dituangkan
dalam “Manifesto HTI untuk Indonesia” yang telah dibukukan. Dalam buku
itu telah dijelaskan bagaimana strategi Islam mengatasi segala
problematika negri ini. Baik itu solusi masalah politik, ekonomi,
sosial, budaya, pendidikan, dsb.
Jadi aneh bin ajaib jika justru
ada segelintir pihak yang menyatakan bahwa HTI dengan perjuangan sistem
Islam merupakan ancaman bagi bangsa. Justru sebaliknya, sistem
sekulerisme-kapitalisme yang sekarang diterapkan inilah yang menjadi
ancaman. Terbukti dengan lepasnya TimTim. Pun akibat sistem ini,
kekayaan alam Indonesia banyak dikuasai asing. Penegakkan hukum carut
marut, kurupsi menggurita, dekadensi moral juga kian merajalela.
Sikap masyarakat terhadap sistem Islam dan Pentingnya MK
“Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS.
Al-maidah: 50)
Dapat dipetakan bahwa setidaknya ada beberapa model
sikap masyarakat terhadap sistem Islam (syariah dan khilafah) ini.
Diantaranya:
Pertama: Pejuang sistem Islam. Mereka adalah
orang-orang yang telah menyadari bahwa perjuangan penegakkan sistem
Islam adalah sebagai kewajiban. Mereka rela bersusah payah berjuang agar
sistem Islam itu tegak. Diselenggarakannya MK ini juga bisa sebagai
salah satu uslub untuk penguat keyakinan dan penambah motivasi mereka
dalam berjuang.
Kedua: Pendukung sistem Islam. Mereka adalah
masyarakat yang meyakini bahwa sistem Islam itu adalah sistem terbaik
dan yakin jika diterapkan mampu membuat negara semakin maju dan
sejahtera, tapi mereka belum sudi untuk ikut berjuang. Maka adanya MK
ini juga bisa sebagai pendorong dan pemberi motivasi mereka untuk ikut
berjuang.
Ketiga: Pihak anti sistem Islam tulen. Mereka adalah
orang-orang yang telah tercekoki oleh pemikiran Sipilis (sekulerisme,
pluralisme, liberalisme), diantaranya ialah Jaringan Islam Liberal
(JIL). Jumlah mereka tidak banyak, tapi sayangnya mereka justru laris
tampil di depan publik khususnya media televisi. Adanya MK ini juga bisa
sebagai pemberian dakwah kepada mereka. Karena semua orang berhak
mendapatkan dakwah Islam. Atau minimal sebagai counter opini untuk
meluruskan dakwah Sipilis mereka yang membahayakan umat.
Keempat:
Massa mengambang. Pihak ini adalah masyarakat yang tidak paham sama
sekali dan juga masyarakat yang baru paham sedikit saja akan keindahan
sistem Islam. Semua itu dampak dari penyebaran paham sekulerisme
(memisahkan agama dari kehidupan). Mereka memahami Islam hanya sebatas
ibadah ritual dan spiritual saja. Padahal Islam adalah agama (ideologi)
yang sempurna. Mengatur urusan pribadi, masyarakat maupun Negara.
Pun
masyarakat yang salah presepsi terhadap sistem Islam. Sebagai contoh
menolak penerapan sistem Islam dengan alasan karena Indonesia adalah
negara majemuk. Padahal sistem Islam terbukti gemilang dalam mengatur
kemajemukan bangsa.
Sebagaimana terbukti pada massa Rasulullah Saw
hingga kekhilafahan Ustmani yang diruntuhkan Kemal At-Taturk Tahun
1924. Atau masyarakat yang masih menganggap bahwa sistem Islam dapat
ditegakkan dalam sistem kenegaraan dalam bentuk lain. Padahal sistem
Islam bisa tegak secara sempurna hanya dalam bingkai Khilafah. Karena
itu, diselenggarakan MK ini bisa sebagai upaya pemberian kesadaran
mereka atas pentingnya penerapan syariah dalam bingkai khilafah.
Itulah
mengapa edukasi penting untuk terus digelorakan. Bagaimanapun
masyarakat adalah kunci terjadinya sebuah perubahan. Termasuk didalamnya
pihak-pihak yang memiliki kekuatan riil di negri ini, seperti halnya
pihak militer yang notabene juga bagian dari masyarakat. Mereka semua
berhak mendapatkan dakwah Islam. Jika masyarakat menginginkan perubahan
ke arah Islam. Dengan Izin Allah, perubahan niscaya dapat dilakukan.
Sementara
itu dukungan masyarakat terhadap upaya penegakkan sistem Islam ini hari
demi hari semakin menguat. Bahkan juga diakui oleh Ketua Badan Pengurus
SETARA Institut, Hendardi, pada November 2011, yang membenarkan bahwa
dukungan umat pada khilafah terus mengalami penguatan.
Semoga
dengan digelarnya Muktamar Khilafah 1434 H/2013 M ini dukungan
masyarakat semakin menguat lagi. Sehingga dengan izin Allah Swt, sistem
syariah dan khilafah bisa segera tegak. Teruntuk Indonesia selamatkan
Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Menjadi Indonesia yang lebih
baik dan diridhoi Allah.
Rasul Saw bersabda: “Sesungguhnya awal
dari agama kalian adalah kenabian dan rahmat. Maka nanti akan ada
kenabian dan rahmat itu sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah
pada kalian. Kemudian Allah Yang Maha Mulia mencabut kenabian itu. Lalu
akan ada mulkan adhdhon. Kemudian akan ada penguasa diktator. Maka
terjadilah sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah pada kalian. Allah
kemudian melenyapkan semuanya, lalu menggantinya dengan kekhilafahan
yang mengikuti tuntunan kenabian” (HR. Ahmad).
Karena itu, mari sukseskan Muktamar Khilafah 2013. Saatnya menyongsong perubahan besar dunia menuju Khilafah. Allahu Akbar! [Ali Mustofa]
Posting Komentar untuk "Menyambut Muktamar Khilafah Dan Sikap Politik Masyarakat Islam"