Penyingkiran Morsi Menunjukkan Mengapa Mesir Perlu Islam Yang Berkuasa, Bukan Hanya Muslim Yang Bekuasa
Presiden Morsi digulingkan oleh militer Mesir, kemudian Hakim Agung
Adly Mansour dilantik sebagai presiden sementara dan peta jalan politik
telah dibuat. Argumennya adalah bahwa pemerintah Morsi bersikap
eksklusif, tidak kompeten dan mengejar agenda Islam.
Meskipun demikian, bahkan hingga hari ini, sebagian pemimpin partai
Islam di Mesir berbicara mengenai pemulihan demokrasi sedangkan kelompok
sekuler ‘pro-demokrasi’ merayakan fakta bahwa mereka telah secara
sepihak menyingkirkan penguasa yang terpilih secara demokratis. Tidak
mengherankan, pemerintah Barat yang mengklaim sebagai kampiun demokrasi
berbaris mendukung penggulingan Morsi. Hal ini juga tidak mengherankan
karena mereka mendukung rezim Mubarak yang otoriter selama puluhan tahun
karena yang terpenting bagi mereka adalah mengamankan pengaruh dan
kepentingannya di dunia Muslim – dan bukan keyakinan yang mendalam bagi
beberapa prinsip.
Apakah ini merupakan kegagalan ‘Islam politik’? Apa pelajaran yang
bisa diperoleh? Bagaimana bisa terjadi perubahan yang nyata dan mendasar
di Mesir dan dunia Muslim pada umumnya?
Apa yang bisa dilakukan Morsi?
Setelah jatuhnya Mubarak, masyarakat Mesir terpecah pendapatnya
mengenai sistem apa yang harus memerintah negara. Daripada
berlarut-larut berusaha menjawab pertanyaan ini, fokus yang seharusnya
dilakukan adalah pada pemilihan politisi baru. Jadi dalam kenyataannya,
sistem sekuler yang dikendalikan Amerika sebagian besar masih tetap
utuh. Kaeum muslim memperoleh kekuasaan, namun Islam tidak memperoleh
kekuasaan. Selanjutnya, kita melihat krisis politik sebagai masyarakat
yang terpecah menjadi lebih terpolarisasi. Ini adalah konsekuensi alami
karena tidak menyelesaikan pertanyaan mendasar. Hal ini menunjukkan
kesalahan gagasan bahwa seseorang bisa secara bertahap meng-’Islamisasi’
sistem dengan cara mengambil kekuasaan dengan mengendalikan sistem yang
tidak Islami dan menerapkan Islam secara bertahap. Melalui militer, AS
memastikan bahwa sistem pemerintahan di Mesir secara efektif masih tetap
sama untuk melayani kepentingannya.
Apa yang bisa dilakukan Morsi bagi perekonomian? Bagaimana Islam dapat memberikan solusi atas masalah-masalah sosial-ekonomi?
Ketika berkuasa, pemerintah Morsi dihadapkan pada sejumlah tantangan –
salah satunya adalah keharusan menegakkan kekuasaan Islam dan pada saat
yang sama memberikan sebagian hasil praktis kepada rakyat, seperti
memperbaiki perekonomian. Salah satu kegagalan yang jelas adalah bahwa
pemerintah membiarkan prinsip-prinsip Islam seolah muncul bertentangan
dengan peningkatan kehidupan masyarakat. Dikotomi ini tidak seharusnya
terjadi. Prinsip-prinsip Islam tertentu seharusnya dijelaskan dan
kemudian digunakan untuk menangani masalah yang sebenarnya. Kegagalan
untuk memberikan solusi ekonomi memungkinkan terjadinya pertentangan ini
untuk memenangkan orang-orang yang melihat meroketnya harga pangan,
listrik dan kekurangan bahan bakar dan situasi ekonomi yang memburuk.
Sayangnya, dari sisi ekonomi, solusi yang diusulkan adalah kebijakan
ekonomi yang juga liberal: pinjaman dari IMF, lebih membicarakan
privatisasi dan peningkatkan industri pariwisata – yang menjadikan
negara ini rentan ketika asing memutuskan untuk menjauh seperti yang
terjadi sekarang .
Sebuah negara Islam Khilafah yang modern yang menerapkan
prinsip-prinsip Islam dapat menerapkan berbagai langkah. Misalnya, Mesir
tahun lalu mencoba untuk meminjam uang dari IMF untuk mendapatkan dana
yang diperlukan. Namun, mengingat bahwa sebagian besar dari pengeluaran
pemerintah sebenarnya dihabiskan untuk melayani dan membayar utang yang
ada yang berbasis riba, maka akan sangat tepat untuk menerapkan
prinsip-prinsip ekonomi Islam dan menghentikan pembayaran tersebut dan
segera menyediakan $ 3 milyar itu untuk dihabiskan pada pelayanan
penting. Bagi mereka yang memperdebatkan kemungkinan terjadinya
penurunan peringkat kredit Mesir, seseorang akan berpendapat bahwa
negara Khilafah akan menggunakan kebijakan Islam untuk tidak meminjam
dari pasar internasional dengan riba; memiliki mata uang yang didukung
penuh emas dan perak, dan menggunakan langkah-langkah Syariah
anti-penimbunan untuk memaksa modal Mesir agar beredar dalam
perekonomian.
Kebijakan lain dapat mencakup:
* Pembatalan segera seluruh riba, dan penghapusan pound Mesir dan
keterikatannya dengan dolar. Pemberlakuan mata uang baru berdasarkan
standar emas – dan tanpa riba dan tanpa ada kaitan dengan dolar – akan
membantu melindungi perekonomian dari fluktuasi harga / inflasi yang
saat ini mempengaruhinya.
* Beban pajak segera berpindah kepada modal (sebagaimana diperintahkan Islam) daripada kepada pendapatan
* Suatu program untuk membangun perumahan berharga ekonomis dan
berkelanjutan bagi mereka saat menjadi tunawisma dan hidup di City of
the Dead (Necropolis – Kairo)
* Semua perjanjian internasional yang ditandatangani oleh rezim yang
tidak sah sebelumnya akan dianggap batal demi hukum, dan akan ditempuh
kebijakan luar negeri berdasarkan pemersatu dunia Islam, sehingga
memanfaatkan sumber daya yang luas dari umat Islam.
Apakah berpaling kepada Barat bisa memecahkan masalah?
Terdiri dari siapapun pemerintah baru, adalah mungkin untuk
memprediksi kebijakan-kebijakan yang akan dilakukannya. Hal ini karena,
apa yang terjadi di seluruh dunia Islam adalah sistem kapitalis yang
gagal yang dicontoh dan diambil dari Barat dan dipimpin oleh para elit
yang korup. Demokrasi dijual sebagai bentuk terbaik dari pemerintahan
dan cara terbaik untuk menjaga kaum minoritas – sementara banyak orang
di Barat yang melepaskan diri dari proses demokrasi mengatakan karena
demokrasi melayani kepentingan kaum elit dan pendukung bisnis mereka.
Meskipun demikian, banyak orang – termasuk sebagian aktivis Islam –
yang terus mengkampanyekan solusi ekonomi sekuler dan kapitalis
daripada mencari ide-ide Islam baru dan mencoba dan menguji solusi yang
dapat diterapkan di dunia saat ini. Solusi kapitalis telah gagal
sebagaimana dapat dilihat dari masyarakat Barat yang mengalami krisis
ekonomi dan sosial, dan hilangnya kepercayaan pada demokrasi dan pada
solusi ekonomi liberal.
Apa yang seharusnya dilakukan kelompok-kelompok Islam kedepan?
Sebagian Muslim dan aktivis Islam mengeluh bahwa ada banyak kaum
Muslim yang gembira dengan pelengseran Presiden Morsi, dengan menyebut
orang-orang itu sebagai orang-orang ‘jahil’ (bodoh). Kami harus akui
bahwa ada paradoks di Mesir dan sebagian dunia Muslim, banyak orang yang
cinta Islam, tetapi mereka tidak tahu bagaimana solusi Islam dapat
memecahkan masalah keseharian mereka. Disini mereka mencintai Islam,
tetapi melihat kepada solusi sekuler untuk memecahkan sebagian masalah
kehidupan. Mengapa hal ini mengejutkan? Apakah yang telah diceramahkan
di masjid-masjid selama puluhan tahun? Apakah sistem Khilafah lebih
dijelaskan sebagai sebuah catatan kaki dalam sejarah kita? Apakah
dijelaskan hadis-hadis Nabi (Saw) yang berkaitan dengan kekuasaan,
ekonomi dan hubungan luar negeri dan diterapkan pada realitas hari ini?
Tidak. Pada seluruh lapisan masyarakat, dan bahkan pada lembaga-lembaga
Islam yang terhormat, mereka mempromosikan Islam yang ‘sekuler’ Islam
yang terutama berkaitan dengan masalah-masalah individu. Jadi tadi
malam, Sheikh Al-Azhar berdiri dan mendukung roadmap politik yang
ditetapkan oleh Pemimpin Angkatan Darat Abdel Fattah al-Sisi namun tidak
menawarkan sistem Khilafah Islam sebagai alternatif.
Memang, sementara para aktivis sekuler secara terbuka memperdebatkan
solusi sekuler, kita temukan sebagian aktivis Islam mengatakan bukan
waktu yang tepat untuk membicarakan syari’at Allah (Swt) atau sistem
Khilafah dan apa solusi yang ditawarkannya kepada semua lapisan
masyarakat – tidak hanya kaum Muslim. Jadi bagaimana masyarakat akan
merasa melakukannya? Jika kita tidak mengungkap buruknya solusi
kapitalis atau demokrasi liberal, bagaimana orang akan melihat
kesalahannya?
Kemunduran sikap yang terakhir ini harus membangunkan seruan dan
menjadi pengingat bagi kita untuk dengan bergandengan tangan bekerja
lebih keras untuk meyakinkan masyarakat tentang tugas dan kelangsungan
hidup menerapkan solusi Islam dengan mendirikan kembali negara Khilafah
Islam.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.” [QS 16:89]
[Sumber: Khilafah.com (4/7)]
Posting Komentar untuk "Penyingkiran Morsi Menunjukkan Mengapa Mesir Perlu Islam Yang Berkuasa, Bukan Hanya Muslim Yang Bekuasa"