Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Wawancara] Revolusioner ‪Suriah‬ Menghendaki ‪Khilafah‬

 Wawancara dengan : Al-Ustadz Hisham al-Baba
(Ketua Maktab I’lami Hizbut Tahrir Suriah)
Bagaimana kondisi terakhir di Suriah?
>> Riwayat Assad sebentar lagi tamat.

Bagaimana dengan kondisi Mujahidin?
>> Mereka melakukan serangan balasan terhadap rezim yang melakukan pembunuhan terhadap rakyat yang notabene adalah Muslim. Umat Islam adalah umat yang satu, umat yang tidak bisa lagi dipisahkan antara umat dalam negeri Suriah ataupun di luar Suriah.

Kekuatan Mujahidin, apakah besar atau kecil?
>> Rezim yang ada itu tidak mempunyai kekuatan apa pun untuk mempertahankan dirinya, kecuali hanya berupaya mempertahankan kursinya saja. Adapun mujahidin sangat kuat karena memiliki kekuatan ruhiah untuk menegakkan Islam.
Namun, di Indonesia yang tampak adalah Assad masih kuat. Buktinya Mujahidin belum dapat mengalahkan Assad?
Para penguasa di negeri-negeri Islam adalah antek-anteknya Amerika. Mereka semua takut, revolusi di Suriah juga akan merembet ke negaranya. Sebaliknya, kaum Muslim di berbagai negeri Islam pada umumnya pro mujahidin dan rakyat Suriah.
Oleh karena itu para penguasa ini melalui berita-berita berupaya menyesatkan opini. Digambarkanlah seakan-akan rezim Assad kuat, padahal tidak.

Namun secara faktual, Mujahidin kan belum dapat menggulingkan Assad?
>> Secara fisik, hal itu terjadi lantaran sedikitnya persenjataan Mujahidin, sedikitnya amunisi, sedikitnya dana. Yang juga membuat Assad yang sudah sangat lemah itu masih bisa tetap bertahan lantaran dia mendapatkan bantuan dana dari Iran, senjata dari Rusia dan pasukan dari Hizbullah. Namun demikian, Assad tidak dapat mempertahankan semua daerah. Wilayah kekuasaannya sekarang kurang dari 30 persen. (Kemudian Hisham membuka tasnya dan mengeluarkan peta Suriah dan menunjukkan wilayah yang telah dikuasai Mujahidin yang mencapai lebih dari 70 persen di seluruh wilayah Suriah. Adapun yang masih dikuasai Assad kurang dari 30 persen, yakni Ibukota Damaskus dan wilayah perbatasannya, yakni Homs dan Qushair).

Di mana posisi opisisi bentukan Amerika?
>> Semuanya itu berada di luar Suriah.

Apakah peperangan ini juga bisa dikatakan peperangan rakyat Suni versus rezim Syiah?
>> Tidak, tidak. Assad itu bukan Syiah, tetapi ia berasal dari sekte kafir Nushairiyah, dan oleh penjajah Prancis kala itu dipopulerkan sebutan Alawi untuk menyebut mereka.

Alawi tetap disebut Syiah juga kan? Apakah ini akan menjadikan peperangan Suni versus Syiah yang akan meluas ke luar Suriah?
>> Itulah yang diinginkan Amerika. Seakan-akan kondisi yang ada itu peperangan antara Sunni-Syiah. Amerika menginginkan pepecahan di antara kaum Muslim.

Hizbullah kan Syiah, Iran juga Syiah?
>> Iya, tetapi Hizbullah itu melangkah di bawah instruksi Amerika, bukan karena kesyiahannya. Begitu juga dengan Iran. Mereka semua bertindak sesuai dengan skenario Amerika. Kami (rakyat Suriah) di sana itu ada Syiah, ada Sunni. Semuanya itu adalah musuh bagi rezim. Jadi, rakyat Suriah baik yang Sunni maupun yang Syiah menentang rezim Bashar Assad.

Bagaimana dengan posisi Hizbut Tahrir di Suriah?
>> Di tengah-tengah pergolakan revolusi Suriah, HT terus menggencarkan dakwah kepada mereka. Sebagai contoh, pada permulaan revolusi, rakyat Suriah itu menolak menggunakan Bendera Rasulullah saw. (Al-Liwa’ dan Ar-Raya).

Mengapa?
>> Karena berbagai saluran televisi tidak mau memberitakan demonstrasi yang membawa Bendera Rasulullah saw. Adapun sekarang, tidak ada bendera apa pun yang diangkat oleh rakyat Suriah dalam aksi di jalanan dan di daerah mana pun di seluruh Suriah, kecuali dengan mengibarkan bendera Ar-Raya dan Al-Liwa’.

Bagaimana respon para Mujahidin di Suriah terhadap seruan HT?
>> Setelah kepada mereka kami jelaskan rancangan Undang-Undang Dasar Negara Khilafah dan Manifesto Hizbut Tahrir untuk Syam, mereka setuju dan mendukung HT.
Ya dalam publikasi di Youtube, Anda tampak menerima sumpah dari belasan brigade Mujahidin.
Ya, yang dipublikasikan memang belasan, tetapi yang tidak dipublikasin jauh lebih banyak lagi.

Bagaimana pandangan HT terhadap jihad yang dikomandoi oleh para Mujahidin ini?
>> Hizbut Tahrir adalah partai politik, bukan partai militer. Di dalam struktur Hizbut Tahrir tidak ada bagian ataupun sayap militer. Akan tetapi, di Suriah ada banyak brigade dari kalangan Mujahidin yang telah mengadopsi konsep Khilafah yang ditawarkan Hizbut Tahrir, untuk mereka tegakkan ketika berhasil menggulingkan Assad.
Brigade yang setuju dengan konsep ini semakin hari semakin bertambah. Ketika mengetahui bahwa pasukan Mujahidin mau masuk ke Damaskus, Amerika langsung menginstruksikan Hizbullah mengirimkan pasukan, Rusia mengirimkan senjata dan Iran mengirimkan dana untuk mencegah Mujahidin masuk Damaskus.
Jadi, medan pertempurannya sekarang di perbatasan Damaskus, yakni Homs dan al-Qushair.

Bisa disebutkan nama brigade yang menonjol dalam pertempuran itu?
>> Brigade-brigade itu, sebagai contoh, brigade Anshar al-Khilafah. Pasukannya terus bertambah. Mereka juga bersumpah ketika dapat mengambil kekuasaan, mereka akan memberikan nushrah(pertolongan/penyerahan kekuasaan, red.) kepada Hizbut Tahrir.

Bagaimana dengan Jabhah Nusrah, yang diberitakan di Indonesia sebagai kelompok Mujahidin terbesar di Suriah?
>> Posisinya sama dengan brigade-brigade Mujahidin lainnya. Namun, Amerika memang sengaja menyebut-nyebut salah satunya, misal Jabhah Nusrah adalah teroris, Jabhah Nusrah adalah yang terbesar. Itu sebagai argumen Amerika agar dapat menghentikan revolusi ini.

Apakah Jabhah Nusrah juga mendukung Hizbut Tahrir?
>> Jabhah Nusrah yang ada di Suriah itu bukan satu kelompok. Di berbagai tempat itu berbeda-beda. Tidak sedikit daerah mengumumkan adanya Jabhah Nusrah, tetapi tidak ada kaitannya dengan kelompok Jabhah Nusrah lainnya.
Namun, Hizbut Tahrir memandang mereka tetap merupakan bagian dari kaum Muslim dan juga para Mujahidin yang memperjuangkan tegaknya Islam. Mereka juga berkata bahwa mereka akan menegakkan Khilafah Islam bersama Hizbut Tahrir.

Apakah aktivis HT Suriah juga berjihad atau hanya melakukan aktivitas politik?
>> Kita dalam kapasitas sebagai anggota Hizbut Tahrir melakukan aktivitas politik. Akan tetapi, para aktivis Hizbut Tahrir dalam kapasitasnya sebagai individu Muslim bisa jadi melakukan aktivitas jihad.

Mengapa dikatakan “bisa jadi melakukan”, tidak dikatakan “melakukan” atau “tidak melakukan”?
>> Saya adalah aktivis Hizbut Tahrir. Saya juga adalah individu Muslim. Saya sebagai aktivis Hizbut Tahrir mengikuti metode Rasulullah saw. untuk menegakkan Khilafah, yaitu tanpa melakukan aktivitas fisik.
Akan tetapi, sebagai seorang Muslim, yang mendapati rezim yang ingin membunuh keluarga saya, saudara saya sesama Muslim, apa yang harus saya lakukan?

Apa?
>> Islam bukan hanya membolehkan tetapi mewajibkan saya untuk melakukan pembelaan. Karena itulah saya pun mengangkat senjata, bukan dalam kapasitas saya sebagai aktivis Hizbut Tahrir, tetapi sebagai seorang Muslim. Sebagai seorang Muslim, saya memiliki senjata yang siap saya gunakan kapan saja untuk membela kaum Muslimin. Namun, ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas Hizbut Tahrir.
Jadi, saya dan aktivis HT Suriah lainnya dalam kapasitas sebagai individu, masing-masing bergabung dengan brigade mana saja dalam berperang melawan rezim Assad, terutama brigade di tempat atau daerah tempat tinggal masing-masing.

Bagaimana dengan tawaran Amerika untuk solusi krisis Suriah, apakah diterima masyarakat?
>> Tidak! Karena masyarakat yang melakukan revolusi itu bukan sekadar ingin menggulingkan rezim, tetapi sekaligus untuk mengusir Amerika dari Suriah. Semua solusi yang ditawarkan Amerika pada hakikatnya adalah sekadar menggantikan rezim Assad dengan rezim baru yang akan menjadi antek Amerika.
Rakyat belajar dari kasus Mesir, Libia dan Yaman. Karena itu mereka tidak tergoda untuk masuk jebakan Amerika. Rakyat dengan tegas ingin mencabut rezim secara keseluruhan, mengusir Amerika dan menegakkan Khilafah.

Belajar dari Mujahidin Afganistan pasca mengalahkan Uni Sovyet, ketika Assad jatuh, apakah Mujahidin yang terdiri dari berbagai kelompok jihad ini akan berpecah dan akan ada perang saudara?
>> Kita itu beraktivitas untuk menyatukan pendapat kaum Muslim seputar Khilafah. Jadi, insya Allah, sesuai dengan janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah saw., mereka semua akan menyatu dalam naungan Khilafah. Oleh karena itu, Hizbut Tahrir berdakwah siang dan malam ke berbagai daerah di Suriah untuk memberikan penyadaran kepada kaum Muslim akan hal itu.

Terakhir, apakah Muktamar Khilafah di Indonesia berpengaruh terhadap rakyat Suriah?
>> Rakyat Suriah senantiasa mengikuti berita apa pun dari berbagai penjuru dunia yang berhubungan dengan Revolusi Suriah. Mereka di dalam demonstrasi-demonstrasinya juga kerap kali berteriak, “Di mana kalian, wahai kaum Muslim?” Itu karena mereka menyadari bahwa sesungguhnya kaum Muslim itu satu tubuh.
Oleh karena itu, apa yang dilakukan kaum Muslim di luar Suriah dapat memberikan kekuatan kepada kaum Muslim yang ada di Suriah.

Termasuk apa yang dilakukan aktivis Hizbut Tahrir di Indonesia?
>> Ya, benar, insya Allah. Keberadaan saya di Muktamar Khilafah ini dan selama di Indonesia akan mewujudkan ikatan yang kuat antara revolusi Syam dengan aktivis Hizbut Tahrir dan kaum Muslim yang ada di Indonesia. [visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "[Wawancara] Revolusioner ‪Suriah‬ Menghendaki ‪Khilafah‬"

close