HTI: Masyarakat Bogor Menolak Kontes Miss World
Merespons akan diselenggarakannya kontes porno, Miss World pada 28 
September 2013 nanti HTI Kabupaten Bogor bersama komponen umat terus 
menyuarakan sikap penolakan. Setelah beberapa waktu sebelumnya bersama 
tokoh mendeklarasikan sikap tegas penolakan terhadap ajang porno 
tersebut, pada hari rabu (28/8) delegasi HTI mendatangi Kapolres 
Kabupaten Bogor untuk menyampaikan kembali penegasan sikap HTI bersama 
umat menolak kontes tersebut. “Kami datang kesini adalah dalam 
rangka menegaskan sikap kami dan menyampaikan aspirasi umat atas 
penolakan ajang kontes Miss Word yang akan berlangsung di Indonesia dan 
dalam rangkaian pelaksanaannya berada di Bogor,” jelas Gus Uwik, Ketua DPD 2 HTI Kota Bogor.
Lebih lanjut Gus Uwik menjelaskan bahwa sikap penolakan pelaksanaan 
kontes Miss Word bukan semata dari HTI saja. Namun hampir sebagian besar
 masyarakat Bogor menolak kontes porno tersebut. “Kami dari HTI 
telah bersilahturahmi ke para sesepuh bogor, para kyai dan ulama, para 
tokoh masyarakat dan masyarakat sendiri. Kesimpulan kami, mereka secara 
tegas menolak kontes tersebut. Bahkan mereka semua secara sukarela 
membubuhkan tanda tangan statement bersama penolakan kontes tersebut. 
Buktinya akan kami serahkan ke Bapak,” jelas Gus Uwik lagi.
Audiensi yang diterima langsung oleh Kapolres, Bapak Asep Syafrudin 
yang didampingi Wakapolres, KasatIntel dan yang lain ini berjalan dengan
 penuh kehangatan. Delegasi dari HTI diantaranya Ibnu Suyana [Ketua DPD2
 HTI Kab. Bogor], Gus Uwik [Ketua DPD 2 Kota Bogor], KH.Muhyidin 
[mewakili kalangan ulama], dan turut serta juga perwakilan muslimah 
Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.
Dalam kesempatan tersebut Ketua DPD 2 MHTI Bogor, Ibu Sri Wahyuni 
menyatakan bahwa MHTI menolak Miss World karena beberapa alasan. 
Diantaranya  Miss World 2013 termasuk kapitalisasi tubuh perempuan dan penghinaan terhadap umat islam. Islam dan agama yang lain pun menolaknya. “Apapun
 namanya, kontes kecantikan itu benang merahnya cuma satu: mencari 
perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi. Itu sudah menjadi 
ideologi kontes kecantikan sejak dulu. Bukan sekedar soal bikini dan 
umbar aurat tapi lebih kepada bagaimana ekploitasi ini terus berjalan,” jelasnya.
Selain itu, kontes kecantikan menjadikan perempuan dan tubuhnya 
sebagai barang dagangan di atas panggung, catwalk, majalah, koran, dan 
televisi. Kecantikan dan tubuh perempuan peserta kontes dijadikan alat 
promosi industri rating media, industri alat komestik, dan industri 
fashion. “Jadi kontes ini kita tolak karena kontes didasari pandangan eksploitatif dan moral destruktif dan perendahan martabat perempuan,” tegasnya lagi.
Oleh karena itu, MHTI menegaskan bahwa mendukung ajang ini sama saja 
dengan melanggengkan penjualan tubuh perempuan. Selain itu juga ikut 
berkontribusi dalam kampanye liberalisasi budaya dan tentu akan mendapat
 dosa karena telah membiarkan kontes tersebut berjalan.
Posisi Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, juga tren 
dewasa ini bahwa Indonesia menjadi ‘kiblat’ dunia islam. Bukan ‘kiblat 
prestasi’ tapi akan jadi ‘kiblat Liberalisasi’ rendahan. “Penerimaan
 Indonesia atas Miss World akan meneguhkan opini bahwa Islam tidak 
mempermasalahkan eksistensi perempuan melalui kontes kecantikan. Hal ini
 akan menjadi model bagi negeri-negeri muslim lain agar lebih toleran 
dan terbuka terhadap tipuan ¨kemajuan¨ kaum perempuan. Jadi, Indonesia 
akan menjadi kiblat liberalisme budaya! Naudzu billah..” tegasnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut KH Muhyidin menyampaikan salah satu ayat 
dalam Al Qur’an tentang kewajiban kaum Muslim menjadi penolong bagi 
Muslim lainnya dalam amar ma’ruf nahi munkar dan amal sholeh yang 
ganjarannya adalah akan mendapat kasih sayang Allah SWT. Hal itu 
disampaikan agar Kapolres Bogor tetap memiliki sikap teguh dan yakin 
yang selama ini masih mendengar keberatan masyarakat Bogor baik yang 
diwakili MUI, ormas Islam dan LSM yang menolak Miss World.
Diakhir perbincangan Gus Uwik mewakili delegasi HTI mengklarifikasi 
pemberitaan yang ada di media tentang sudah didapatkannya ijin 
penyelenggaraan Miss Word oleh Mabes Polri. ”Kedatangan kita juga 
sekaligus untuk tabayyun atau meminta klarifikasi tentang pemberitaan di
 media bahwa izin pelaksanaan Miss World 2013 di Bogor salah satunya, 
telah mendapat rekomendasi dari Mabes Polri, Kapolda Jabar dan 
sebelumnya dari Kapolres Bogor, padahal sejauh ini sikap MUI baik di 
Pusat maupun di Bogor, ormas Islam Bogor dan masyarakat Bogor yang 
agamis menolak rencana Miss World tersebut,” tanya Gus Uwik.
Menaggapi banyaknya masukan, Kapolres Bogor mengatakan bahwa posisi 
kepolisian adalah universal. Dirinya mengatakan memang panitia Miss 
World pernah datang untuk izin kegiatan, namun dia katakan agar 
melengkapi perijinan yang ada. ”Kalau mau adakan kegiatan di Bogor maka minta ijinlah ke yang punya Bogor (warga Bogor),” jelasnya.
Kepolisian Bogor menegaskan belum mengeluarkan rekomendasi untuk 
perijinan penyelenggaraan Miss Word. Bahkan Kapolres menyatakan 
rekomendasi dan pernyataan sikap bersama dari kalangan warga Bogor 
menolak Miss World akan dijadikan pertimbangannya untuk mengambil sikap 
dalam kewenangannya sebagai Kapolres. Selanjutnya beliau menyampaikan 
apresiasi kepada HTI yang selama melaksanakan kegiatan dakwahnya dapat 
menyampaikan nasihatnya kepada ummat dengan bijak, santun, sopan dan 
tidak dengan cara kekerasan. “Tentu tidak mungkin, kami merekomendasikan
 sesuatu yang bertolak belakang dengan realitas dilapangan. Kalau 
resistensi masyarakat kuat maka rekomendasi kita pun seperti itu,” 
jelasnya. [Mir] 
Posting Komentar untuk "HTI: Masyarakat Bogor Menolak Kontes Miss World"