Rusia: Amerika Ancam Perdamaian di Timur Tengah
Rusia mengingatkan Amerika Serikat untuk tidak mengulangi kesalahan
serupa di Timur Tengah saat mencoba ikut campur urusan dalam negeri
Suriah.
Menurut Rusia, tindakan militer AS di Suriah akan mengancam usaha perdamaian dan berdampak buruk bagi situasi keamanan di Timur Tengah. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, peringatan tersebut merupakan respon kepada Amerika yang belakangan membuka kemungkinan untuk melakukan serangan bersenjata ke Suriah.
Rusia mencatat kesamaan antara laporan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menggunakan senjata kimia dengan intervensi militer Washington pada 2003 di Irak, pascatuduhan pemerintahan Presiden George W Bush, pemimpin Irak Saddam Hussein mempunyai senjata pemusnah massal.
"Kami sekali lagi mengingatkan dengan keras kepada Amerika Serikat untuk tidak mengulangi kesalahan pada masa lalu dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat melanggar hukum internasional," tulis Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dinukil AFP.
"Setiap tindakan militer sepihak tanpa persetujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa hanya akan menyebabkan situasi di Suriah semakin memburuk dan memperparah situasi keamanan di Timur Tengah yang saat ini sudah berbahaya," tulis kementerian Luar Negeri Rusia.
Moskow mengatakan, setiap tindakan militer dapat menghambat usaha bersama Amerika bersama Rusia mengadakan konferensi internasional untuk mengakhiri perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang.
"Ancaman penggunaan kekuatan militer kepada rezim Suriah akan mengirimkan pesan yang salah kepada kubu oposisi. Semua pendukung oposisi, yang mempunyai pengaruh terhadap mereka, harus segera berusaha menyatukan pendapat untuk kembali bernegosiasi," tulis Rusia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan penasihat keamanan, Sabtu (24/8) kemarin. Pertemuan itu untuk membicarakan respon terhadap laporan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Pasukan angkatan laut Amerika Serikat telah ditempatkan di laut Mediterania untuk bersiap jika perintah dari Washington datang. Kubu oposisi Suriah menuduh pasukan Bashar telah melepaskan gas beracun yang menewaskan ratusan orang --bahkan salah satu laporan menyebut sebanyak 1.300 orang tewas--. Sementara kubu pemerintah mengatakan pada Ahad mengizinkan tim ahli dari PBB untuk mengunjungi tempat tersebut.
Rusia, yang mencurigai serangan tersebut dilakukan gerilyawan oposisi, juga menuduh satu pihak sebelum adanya kesimpulan dari tim investigasi PBB akan menjadi 'kesalahan tragis'. [republika.co.id]
Menurut Rusia, tindakan militer AS di Suriah akan mengancam usaha perdamaian dan berdampak buruk bagi situasi keamanan di Timur Tengah. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, peringatan tersebut merupakan respon kepada Amerika yang belakangan membuka kemungkinan untuk melakukan serangan bersenjata ke Suriah.
Rusia mencatat kesamaan antara laporan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menggunakan senjata kimia dengan intervensi militer Washington pada 2003 di Irak, pascatuduhan pemerintahan Presiden George W Bush, pemimpin Irak Saddam Hussein mempunyai senjata pemusnah massal.
"Kami sekali lagi mengingatkan dengan keras kepada Amerika Serikat untuk tidak mengulangi kesalahan pada masa lalu dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat melanggar hukum internasional," tulis Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dinukil AFP.
"Setiap tindakan militer sepihak tanpa persetujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa hanya akan menyebabkan situasi di Suriah semakin memburuk dan memperparah situasi keamanan di Timur Tengah yang saat ini sudah berbahaya," tulis kementerian Luar Negeri Rusia.
Moskow mengatakan, setiap tindakan militer dapat menghambat usaha bersama Amerika bersama Rusia mengadakan konferensi internasional untuk mengakhiri perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang.
"Ancaman penggunaan kekuatan militer kepada rezim Suriah akan mengirimkan pesan yang salah kepada kubu oposisi. Semua pendukung oposisi, yang mempunyai pengaruh terhadap mereka, harus segera berusaha menyatukan pendapat untuk kembali bernegosiasi," tulis Rusia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan penasihat keamanan, Sabtu (24/8) kemarin. Pertemuan itu untuk membicarakan respon terhadap laporan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Pasukan angkatan laut Amerika Serikat telah ditempatkan di laut Mediterania untuk bersiap jika perintah dari Washington datang. Kubu oposisi Suriah menuduh pasukan Bashar telah melepaskan gas beracun yang menewaskan ratusan orang --bahkan salah satu laporan menyebut sebanyak 1.300 orang tewas--. Sementara kubu pemerintah mengatakan pada Ahad mengizinkan tim ahli dari PBB untuk mengunjungi tempat tersebut.
Rusia, yang mencurigai serangan tersebut dilakukan gerilyawan oposisi, juga menuduh satu pihak sebelum adanya kesimpulan dari tim investigasi PBB akan menjadi 'kesalahan tragis'. [republika.co.id]
Posting Komentar untuk "Rusia: Amerika Ancam Perdamaian di Timur Tengah"