80% Muslim Uighur Hidup Tanpa Air

Sebuah proyek konservasi air yang dimulai 20 tahun yang lalu belum memberikan air minum bersih bagi penduduk Uighur daerah otonom

Sebuah proyek konservasi air di daerah terpencil Wilayah Otonom Uighur Cina di Xinjiang (XUAR) yang dimulai dua dekade lalu belum menghasilkan air minum bersih bagi wilayah itu, dimana hanya 750.000 orang memiliki akses mendapatkan air bersih.

Peta Wilayah Uighur
Menurut laporan bersama dari Kantor Konservasi Air Wilayah Barat Daya perfektur Hotan Xinjiang (dalam bahasa Cina, disebut Hetian) dan dan Departemen Konservasi Air, lebih dari satu juta dari dua juta penduduk Hotan – atau 80% – kekurangan air minum bersin, menurut website Taianshen  yang dilaporkan baru-baru ini.

Masalah ini diangkat dalam Rapat Ketiga Kongres Kedua Belas Rakyat XUAR pada tanggal 20 Januari, Taianshen.net melaporkan, sambil menambahkan bahwa perwakilan masyarakat itu menyalahkan kurangnya proyek air yang dirancang sesuai dengan statistik penduduk pada tahun 1995, ketika hal itu dimulai.

Warga Hotan mengatakan kepada Uighur Service RFA bahwa sebagian besar infrastruktur yang dibangun melalui proyek itu tidak memiliki stasiun-stasiun sanitasi dan air tidak disalurkan langsung dari waduk ke rumah-rumah penduduk di prefektur, sehingga menyebabkan warga rentan terhadap penyakit yang ditularkan melalui air dan kontaminan lainnya.

“Kami menggunakan pipa air di kabupaten Keriya (Yutian) –dan ini sudah  berlangsung demikian selama bertahun-tahun, setidaknya lima atau enam tahun,” kata seorang petani Uighur yang tidak mau disebut namanya dari kota Achal di kabupaten itu.

“Sumber air cukup jauh. Mereka membangun waduk dan air disalurkan langsung dari sana melalui pipa-pipa. Air itu belum dimurnikan atau didesinfeksi. Tidak ada fasilitas di sana dan ini adalah sebuah kota terpencil, jadi … jika ada penyakit yang ditularkan melalui air, kami akan mengalami masalah.”
Boerkou adalah seorang nomad yang tinggal di wilayah ini. Baik dia maupun istrinya adalah anggota etnis Mongolia. Mereka memiliki lebih dari 300 domba, 20 sapi dan tiga padang rumput. Setiap musim dingin dan musim semi, dia menggembalakan kawanan ternak di padang rumput Lembah Sungai Besar di dekat rumahnya. Padang rumput yang luas ini menyediakan cukup makanan dan air untuk domba dan sapi yang dia ternakkan, sementara istrinya mengurus pertanian – putri mereka belajar di perguruan tinggi di Provinsi Henan.

Pada pagi hari selama musim dingin, dia mengumpulkan air minum dari mata air di lembah.

Meskipun udara beku, airnya murni berasal dari mata air alami.

Setiap pagi pukul 11 pagi, dia melepaskan domba dan sapi. Dia naik keledai sambil menggembalakan ternak. Dia menikmati hidup ini. Dia tahu setiap sudut padang rumput: di mana bisa menemukan rumput terbaik, mata air yang paliing murni, di mana bersembunyi saat tiba-tiba ada angin dan hujan, dan kemana rute tercepat untuk kembali ke rumah.

Dilxat Raxit, seorang juru bicara Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Jerman (WUC), mengatakan proyek konservasi air tahun 1995 hanya bisa berbuat sedikit untuk memperbaiki kehidupan warga di prefektur Hotan itu.

“Adalah penipuan ketika China mengklaim bahwa proyek air bersih telah direalisasikan di wilayah Hotan,” katanya.

“Proyek ini hanya merubah satu hal-sekarang para petani membayar air yang dulunya mereka gunakan untuk minum secara gratis.” [www.visimuslim.com]

Sumber : worldbulletin.net, 16/2/2015

Posting Komentar untuk "80% Muslim Uighur Hidup Tanpa Air"