Kata Kyai Said, Yang Tahlilan Pancasilanya Mantap. Kalau Tidak?
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj terus mendengungkan Islam Nusantara. Dia menyebut dalam politik sosial Islam Nusantara mengerucut menjadi nilai-nilai Pancasila. [Baca Juga : Ternyata Ide 'Islam Nusantara' Berbahaya']
“Pancasila ini hakikatnya adalah intisari Islam Nusantara,” kata Kyai Said dalam Halaqoh Kebangsaan yang digelar di Gedung PBNU Jakarta, Rabu (26/08).
Dia menyebutkan bahwa sila pertama Pancasila merupakan perwujudan dari tahlil. Selain itu, sila keempat tercermin dalam tradisi tahlilan sehingga nilai Pancasila ada di dalam tradisi itu. [Baca Juga : Islam Nusantara Ada Apa ?]
“Pokoknya yang tahlilan mantap sekali pancasilanya, kalau anti tahlilan kita ragukan Pancasila-nya,” ujarnya.
Ketua PBNU periode 2015-2020 yang kembali terpilih dalam muktamar Jombang lalu itu menerangkan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang melebur dengan budaya. Menurutnya Islam jenis itu menghargai tradisi warisan nenek moyang leluhur. [Baca Juga : Quo Vadis Islam Nusantara]
Dia menambahkan proses perubahan tradisi sesajen menjadi selamatan merupakan contoh Islam Nusantara. Sesajen, lanjut Said, yang awalnya dilakukan dalam rangka mengusir roh jahat, kemudian diubah menjadi tradisi makan bersama tetangga dan fakir miskin dalam kemasan tradisi selamatan.
Menurut Said, suatu tradisi merupakan bagian dari Islam Nusantara asalkan tidak bertabrakan dengan syariat Islam. Perbuatan yang dilarang Islam seperti munuman keras, hubungan bebas, dan makan babi tidak termasuk di dalamnya.
“Selain itu semua diterima oleh wali songo,” ujarnya. [Baca Juga : Felix Siauw : Dulu Wali Songo Meng-Islamkan Nusantara, Sekarang Kita Malah Sibuk Me-nusantarakan Islam]
Halaqoh Kebangsaan yang digelar PBNU kali ini mengusung tema “Pancasila Rumah Kita” itu merupakan kegiatan pertama yang digelar kepengurusan baru. Acara tersebut menghadirkan Romo Edi Purwanto dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pendeta Albertus Patty dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Biksu Dutawira Mhastavira dari Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) sebagai pembicara.
Sebagaimana diketahui, dalam Muktamar NU di Jombang beberapa waktu lalu, sejumlah ulama menolak penggunaan istilah Islam Nusantara. Pengurus Cabang NU Jember, KH. Misbahussalam, mengatakan ”Panitia Muktamar harus mengganti istilah Islam Nusantara dengan istilah yang tidak bertentangan dengan ideologi NU.” [Baca Juga : [Wawancara] KH Mushtafa Ali Murtadlo: Istilah “Islam Nusantara” Salah-Kaprah]
Penolakan serupa juga datang dari KH. Muhyiddin Abdusshomad, KH. Muhith Ghozali dan beberapa tokoh lainnya. [www.visimuslim.com]
Sumber : Kiblat, 26 Agustus 2015
Posting Komentar untuk "Kata Kyai Said, Yang Tahlilan Pancasilanya Mantap. Kalau Tidak?"