Beginilah Radikalnya Santriwati Al-Ikhlas Lamongan


Secara mengejutkan, santriwati Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lamongan membeberkan “keradikalan” mereka di dalam pesantren. Hal itu dilakukan menyusul munculnya pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tentang 19 pesantren yang dituduh mengajarkan radikalisme, salah satunya Al-Ikhlas.

Dalam sebuah tulisan yang diterima Kiblat.net, seorang santriwati Al-Ikhlas mengaku telah mendengar adanya tuduhan yang dilakukan BNPT itu. Meskipun, selama ini mereka di pesantren tak memegang alat komunikasi seperti telepon seluler, tablet, dan laptop.

“Tapi informasi itu tetap sampai di telinga kami. Ya, maklum, dunia kan semakin maju,” ungkap tulisan yang tak mencantumkan identitas penulisannya itu. “Dan kabar-kabar terkini kita dapat, kalau pondok Al-Ikhlas Lamongan salah satu pondok yang dianggap radikal.”

Si penulis pun mempertanyakan makna kata radikal. “Emang radikal apa sih? Jangan-jangan kepanjangan dari RAhasia DI balik KALian.”

“Oke deh, kita buka rahasia di balik kami,” lanjutnya. Menurutnya dia perlu memaparkan apa yang mereka lakukan di pesantren, agar tidak lagi disebut radikal. Berikut pemaparan selengkapnya:

“Kita itu di pondok enak banget. Gimana enggak, sehari-hari bantuin ibu dapur masak buat makanan favorit, tahu fantasi. Kalau di rumah jarang-jarang banget mau bantu ibu masak. Tapi tetap dibantu lah. Namanya juga anak shalihah.

Terus tiap hari ada yang namanya lari pagi, nggak pernah alpha dan nggak pernah bosan. Meski, larinya hanya muter-muter pesantren, hehe.

Ada lagi yang namanya jaga malam. Fungsinya untuk membangunkan tahajud dan enggak telat shalat Subuh di masjid. Untuk mencegah keboringan, kami masak-masak, mencuci pakaian, main-mainan, pokoknya sepondok jadi milik kita pada malam hari. Tentunya juga sesuai dengan urutan jadwal.

Nah, itulah radikal kami. Simpel kan?”. [VM]

Reporter: Imam S.
Editor: M. Rudy
Sumber : Kiblat

Posting Komentar untuk "Beginilah Radikalnya Santriwati Al-Ikhlas Lamongan"