Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dilema Di Natuna, Indonesia Dicaplok China?


Oleh : Agung Sumartono (*)

Ungkapan Indonesia dicaplok China sudah menjadi kenyataan, selain menguasai berbagai sektor ekonomi di negeri ini, kini china sudah berani main klaim wilayah di negeri ini. Untuk diketahui, sejak 2014, China telah memasukkan sebagian perairan Natuna Indonesia yang berada dalam wilayah Laut China Selatan ke dalam peta teritorialnya atau dikenal dengan sebutan nine-dashed line.

Klaim tersebut bukan main-main. Hal ini di buktikan dengan banyaknya kapal penangkap ikan china di perairan yang mereka klaim di Natuna. Padahal secara sah Natuna masih menjadi wilayah Indonesia. Kapal kapal penangkap ikan tersebut dijaga oleh kapal coastguard/petugas penjaga pantai China. Kejadian yang tidak mengenakkan baru baru ini adalah gagalnya petugas dari KKP menahan kapal penangkap ikan ilegal dari china yang di iselamatkan oleh kapal petugas penjaga pantai (coast guard) China di perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada Sabtu 19 Maret 2016.

Seperti diberitakan : Tim petugas pengawas pegawai negeri sipil (PPNS) dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP,) gagal menahan kapal berbendera China – Kway Fey 10078 – yang masuk secara ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada Sabtu 19 Maret 2016. Namun, mereka berhasil menangkap delapan awak kapal itu.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengatakan petugas pengawas yang menggunakan Kapal Pengawas (KP) Hiu 1 gagal menahan kapal pelaku illegal fishing tersebut lantaran diselamatkan oleh kapal penjaga pantai (coast guard) China.

Satu kapal coast guard China tiba-tiba mengejar dengan kecepatan 25 knots. Ketika mendekat, kapal coast guard China itu mengarahkan lampu sorot, kemudian menabrak kapal Kway Fey. Akibatnya kapal tangkapan itu rusak, dan tim petugas pun meninggalkan kapal tangkapan tersebut. (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/749925-ri-gagal-tahan-kapal-ilegal-asal-china-di-natuna dan http://batampos.co.id/2016/03/21/cina-lindungi-pencuri-ikan-di-natuna-nyaris-baku-tembak-dengan-satgas-kkp/). 

Kejadian ini  bukanlah yang pertama, pada bulan maret 2014 yang lalu Kapal Pengawas Hiu Macan 001 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan  berhasil menangkap Kapal Ikan China 58081 GT.150 dengan jumlah awak kapal 9 orang, namun ditengah jalan kapal ikan tersebut terpakasa dibebaskan setelah diancam oleh 2 kapal patroli China yang berukuran lebih besar dan bersenjatakan lebih lengkap. Salah satunya diidentifikasikan sebagai kapal patroli Nangfeng milik costguard China

Apakah China Layak di Jadikan Sahabat ?

China merupakan kapitalisme timur, sebagaimana negara kapitalis pasti berusaha untuk menguasai negara sasarannya. Apapun caranya walaupun harus mengklaim wilayah negara lain yang ujung-ujungnya adalah perang. Sejarah telah membuktikan bahwa China kerapkali terlibat perang masalah perbatasan, misalnya perang dengan India tahun 1962, perang dengan Uni Soviet pada tahun 1969, dan perang dengan Vietnam pada tahun 1979. Melihat track record tersebut sangat riskan bagi Indonesia apabila kebijakan pemerintah saat ini lebih condong ke China baik ekonomi maupun pengadaan alutsista militer. 

Bagaimana Melawan China ?

China merupakan salah satu negara dengan militer yang kuat, memiliki 1 milyar lebih SDM. Juga memiliki 2 juta lebih tentara dan didukung oleh anggaran militer yang besar membuat China semakin percaya diri untuk memaksakan kepentingannya di negara-negara yang kecil. Maka agar bisa mengalahkan China dibutuhkan negara besar juga. Indonesia adalah negeri muslim dan penduduknya merupakan bagian dari 1,6 milyar penduduk muslim dunia, maka apabila umat Islam bersatu dalam 1 negara (Khilafah) akan didapatkann potensi Militer, SDM, dan SDA yang sangat besar. Secara kuantitas jumlah tentara di Dunia Islam sangat besar. Bila terekrut 1% saja dari penduduknya yang 1,6 Milyar, akan didapat 16 juta tentara. dan ini lebih dari cukup untuk menghadapi militer china, dan dengan luas wilayah yang di miliki negara Khilafah maka secara otomatis china akan terkepung oleh pangkalan pangkalan militer yang tersebar di seluruh negeri negeri muslim. 

Oleh karena itu hanya dengan khilafah lah umat islam akan memiliki negara yang super power sehingga sanggup untuk menghadapi negara kapitalisme timur maupun kapitalisme barat. Walhasil, umat perlu waspada dengan segala makar, dan tipu daya negara imperialis dan segera mewujudkan persatuan umat dalam naugan Khilafah.

"Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan."[Muttafaq ‘Alaihi]. []

(*) Anggota Lajnah Siyasiyah HTI Jawa Timur

Posting Komentar untuk "Dilema Di Natuna, Indonesia Dicaplok China?"

close