Dua Hari dan Dua Malam
Oleh : H. Luthfi H.
عَن أنَسٍ بنِ مَالكٍ رَحِمَهُ الله تَعالى، قال: يَومَين و لَيلتَينِ لَم تَسمَع الخلاَئقُ بِمثلِها: يومَ تَأْتِيك البُشْرَى مِن الله تبارك و تعالى، إما بِعذابه و إما برحمتهِ. و يومَ تُعطَى كِتَابَهُ؛ إما بِشِمالِك و إما بيَمِينِك، و لَيلَةَ تَبِيت فِي القَبْرِ وَحدَكَ لَيلَةٌ لَمْ تَبِتْ مِثْلَها لَيلَةً صُبحتها يَوْمُ القيامةِ ليس بعدَها لَيلٌ.
من كتاب: جوامع الكلم و نفائس الحكم.
Dari Anas bin Malik --semoga Allah meridhoinya--; Dua hari dan dua malam yang kebanyakan makhluk belum pernah mendengar yang serupa dengan nya.
Hari di mana akan datang kepada engkau kabar dari Allah tabaraka wa ta'ala; boleh jadi kabar adzab darinya, dan boleh jadi kabar Rahmat darinya.
Dan hari dimana saat catatan amal kita diberikan, apakah akan diterima dengan tangan kiri (catatan amal buruk) atau kita terima dengan tangan kanan (catatan kebaikan).
Adapun dua malam itu adalah; Malam saat engkau melewatinya di dalam kubur, yang engkau akan lewati sendirian, tidak akan dilewati malam semisal dengan nya.
Dan yang kedua, adalah malam yang saat shubuh atau paginya adalah hari kiamat, yang tidak akan ada malam lagi sesudah itu.
-----000-----
Hari dan malam adalah keniscayaan dalam kehidupan. Manusia yang hidup pasti akan melewatinya. Dan Anas bin Malik --rahimahullah-- mengingatkan kita akan hari dan malam yang sangat berarti bagi kita, yang suatu saat nanti manusia pasti bertemu dengannya. Itu adalah dua hari dan dua malam yang akan menjadi masa depan kita. Hari dan malam itu begitu istimewa, tidak akan pernah terulang, yang manusia tidak pernah mengalami dan melihat malam dan hari yang serupa dengannya.
Hari-hari itu adalah hari yang ketika Allah SWT memberikan kabar hasil dari amal kita di dunia, dan segala catatan amal kita selama di dunia.
Dan catatan amal itu akan kita terima dengan tangan kanan jika itu adalah catatan kebaikan. Dan itu adalah hari yang baik bagi kita, dan kita akan berbahagia. Sebagaimana Firman Allah;
(فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ. إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ. فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ. فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ)
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacaan kitabmu (ini). Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi."
[Surat Al-Haqqah 19-22]
Namun jika catatan buruk yang diterima dengan tangan kiri, atau bahkan dilempar dari belakang, ini berarti rapot merah, maka hari itu adalah hari yang kelam dan petaka. Firman Allah;
(وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ. وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ. يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ. مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ. هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ)
"Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku".
[Surat Al-Haqqah 25-29]
Dan raport buruk itu juga ada yang dilempar ke punggung para pendurjana. Firman Allah;
(وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ. فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا. (وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا)
[Surat Al-Inshiqaq 10-12]
Adapun malam, identik dengan kegelapan. Malam pertama yang tidak ada semisalnya yang akan dilewati seorang muslim adalah gelapnya malam didalam kubur, dan malam kedua adalah malam akhir dari segala malam, yakni malam yang besoknya hari kiamat.
Alam kubur adalah episode pertama alam akhirat, sendiri, sepi, sunyi dan gelap. Lentera penerang alam kubur hanyalah amal salih, bukan harta, bukan pula jabatan.
إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِم
“Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi para penghuninya, dan sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyinarinya bagi mereka dengan shalatku terhadap mereka.” [HR. Bukhari, Muslim]
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah].
Kemudian malam kedua yang tidak akan ada yang semisalnya adalah saat seseorang dibangunkan --dari kuburnya-- esoknya terjadi kiamat. Ia terkejut dan merasa rugi akibat tidak adanya amal baik yang dia persiapkan. Firman Allah;
(قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ).
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
[Surat Yasin 52] [VM]
Posting Komentar untuk "Dua Hari dan Dua Malam"