Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjaga Rahasia Perisai Agung Pengemban Dakwah


Oleh : Ainun Dawaun Nufus (MHTI Kediri)

Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati janji, senantiasa memberi nasihat dan menunuaikan amanah. (Imam Syafi’i)

Islam menganjurkan setiap muslim agar menjaga rahasia saudaranya sehingga mereka hidup bermasyarakat dengan tenang, damai, dan jauh dari keresahan, kedengkian, maupun dendam. Karenanya setiap muslim dituntut untuk mampu membedakan mana perkataan atau urusan yang termasuk rahasia dan mana yang bukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika seseorang membicarakan sesuatu sambil memalingkan muka (ke kiri maupun ke kanan), maka pembicaraannya itu adalah amanah.” (HR Abu Dawud dan At-Tirimidzi)

Rahasia kaum mukmin maupun rahasia dakwah termasuk dalam kategori amanah. Oleh sebab itu, setiap muslim harus menghormatinya agar terwujud Izzul Islam wal muslimin. Rasulullah saw, menasehatkan pentingnya menjaga rahasia orang lain melalui sabda beliau,”Jika seseorang menyampaikan suatu ucapan [rahasia] kepadamu kemudian dia berpaling maka [ucapannya] itu merupakan amanat” [HR. Abu Dawud].

Musibah juga akan diberikan kepada orang-orang yang suka membuka rahasia, hingga bencana terjadi karena tersiarnya rahasia yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak amanah. Untuk itulah berhati-hati dalam bersikap dan bertutur apalagi berupa rahasia yang harus disimpan serapi mungkin.

Sungguh, saat ini kaum kuffar dan para penguasa zalim menyelimuti bumi. Sehingga tidak seorang pun dari mereka yang menegakkan syariah Islam. Dan tidak terdengar dari mereka perintah atau larangan yang dilakukan untuk memenangkan atau menolong dakwah Islam. Justru mereka sepakat untuk memerangi Islam dan para pengembannya. Sehingga tidak ada kebaikan yang bisa diharapkan dari mereka. Namun yang ada pada mereka adalah keburukan, makar dan tipu daya. Mereka terus melacak dan mencari-cari celah agar umat dipecah belah, hingga kekuasaan mereka langgeng.

Para penguasa di negeri-negeri muslim telah mengeluarkan diri mereka sendiri dari menjadi pewaris Nabi saw. Sehingga sudah tidak tersisa dari para pewaris Nabi saw. kecuali kaum Muslim, dan para pejuang untuk tegaknya syariah Allah di muka bumi, yaitu mereka yang secara terang-terangan melepaskan diri dari keburukan para penguasa, dan memimpin umat menuju perjuangan penegakan syariah Allah.

Sementara perjuangan ulama dan para tentara yang mencerminkan pusat-pusat kekuatan, mereka adalah pihak yang memiliki kekuatan untuk menghentikan para penguasa dalam rangka menolong Allah dan Rasul-Nya, serta menolong agama-Nya dan umat Islam. Sebab hanya inilah pewaris Rasulullah Muhammad saw yang masih tersisa. Oleh karena itu, hendaklah masing-masing pewaris yang masih tersisa ini mengambil setiap bagian dari harta peninggalannya. Kemudian masing-masing mereka melakukan hak dan kewajibannya hingga tegaknya negara Khilafah, yaitu negara yang akan menerapkan al-Qur’an dan as-Sunnah, dimana sudah tiba saatnya sekarang untuk ditegakkan. Ya Allah, jadikan kami di antara para tentara Khilafah, dan di antara mereka yang memperjuangkannya.

Terakhir, mari kita ingat pesan ulama yang mulia panutan umat, beliau Imam Syafi’i berpesan : “Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.” [VM]

Posting Komentar untuk "Menjaga Rahasia Perisai Agung Pengemban Dakwah"

close