Bersatu di Bawah Panji Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rosuulullah
Oleh : Ainun Dawaun Nufus
(Muslimah HTI Kediri)
Masyarakat marah dengan : Skandal Panama Paper, Upaya sistematis Barat untuk Referendum papua, menguatnya hegemoni AS dan China, duka di Allepo, skandal para politisi, lonjakan kriminalitas, mahalnya harga-harga, dan seabrek kesulitan hidup dalam kubangan kapitalisme yang dipraktekkan nyata di negeri ini. Pemerintahan sekular ini tidak memperhatikan urusan Islam dan tidak mempedulikan para ulama. Pemerintah ini hanya mencari fatwa yang dimintanya agar dikeluarkan oleh ulama untuk mengikuti hawa nafsu dan kepentingan Amerika, dan berikutnya untuk membungkam mulut masyarakat.
Amerika cemas terhadap perkembangan Islam yang mengalami peningkatan di negeri ini, setelah penduduknya yang Muslim kembali kepada keislaman mereka, serta munculnya keinginan kuat mereka untuk hidup dalam naungan syariah agama mereka. Perpecahan di tengah masyarakat, yang terjadi berdasarkan kesukuan, nasionalisme, dan kepentingan politik yang berhaluan kanan-moderat, yang terbelah, antara pemerintah dan kelompok oposisi berdasarkan kepentingannya masing-masing dipelihara AS agar negeri ini makin tak berdaya.
Sebagai langkah solutif, Hizbut Tahrir konsisten menyebarkan seruan terbuka itu ke masyarakat di seluruh penjuru kota dan desa di Indonesia. Konsisten menyerukan kepada umat termasuk kepada semua ahlul quwah yang mukhlis tentang Khilafah sebagai kewajiban dan solusi hakiki. Dalam konteks ini hendaklah media massa juga menunaikan tugas syar’i mereka dengan cara melakukan hal yang sama, yakni memberitakan Hizbut Tahrir secara objektif, bukan malah menyesatkan publik. Hendaknya pemerintah memahami bahwa Hizbut Tahrir menolak kesepakatan atau kompromi apapun. Hendaknya mereka tahu bahwa berbagai upaya mereka memutarbalikan Hizb agar umat menjauh telah gagal, sebaliknya umat makin penasaran dan mendekat ke Hizb.
Hizbut Tahrir istiqomah mengajarkan kepada umat, bahwa sesungguhnya persatuan yang sejati adalah hanya dengan menciptakan ikatan yang sejati dari ideologi Islam. Ini adalah satu-satunya ikatan yang berlandaskan pemikiran yang rasional. Ikatan ini lahir dan mengatur setiap aspek kehidupan masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut, sistem Islam menuntun seseorang sebagai manusia seutuhnya, bukan seperti aqidah kapitalisme dan aqidah sosialisme yang bertentangan dengan fitrah manusia.
Sesungguhnya Hizbut Tahrir, apapaun yang sudah dideritanya dan yang masih terus saja terjadi, baik berasal dari pemerintah maupun yang lain, di berbagai negeri, tetap tidak akan menyebabkan Hizbut Tahrir mengadopsi metode lain, selain metode Rasul SAW. untuk meraih cita-citanya, yaitu melanjutkan kembali kehidupan Islam yang berjalan berdasarkan manhaj kenabian. Maka Hizbut Tahrir tidak akan pernah terseret arus di belakang fitnah sektarian. Hizbut Tahrir juga tidak akan pernah mengambil cara-cara fisik, apapun penderitaan yang menimpanya. Hizbut Tahrir tidak akan pernah bermanis muka, dengan menjilat penguasa. Hizbut Tahrir tidak akan pernah ikut serta dalam aktivitas politik yang dimotori oleh kaum Kafir agressor. Tidak ada tawar menawar dalam masalah agama Allah. Kami tidak akan menambah kecuali kami katakan: Cukuplah Allah sebagai penolong dalam kondisi apapun yang menimpa kami (hasbunaLlâh fî mâ ashâbanâ).
Kini, sudah tiba saatnya mengatakan kalimat kebenaran setelah selama ini diam. Telah tiba waktunya kita berjuang untuk menegakkan Daulah al-Khilafah al-Islamiyah ar-Rasyidah kedua yang pasti kembali setelah sekian lama menunggu. Dan mudah-mudahan yang menjadi pusat Dar al-Islam adalah Indonesia yang diberkahi oleh Allah, maka jadikan diri Anda memiliki bobot dalam detik-detik menentukan ini yang menanti lahirnya Daulah Islam.
Pada saat ini hendaknya kita satukan dan kumpulkan semua kelompok dan kekuatan politik di negeri ini, dan kita sadar betapa beratnya tugas untuk menyatukan masyarakat ini di bawah bendera yang sama. Ini akan menjadi kewajiban umat Islam yang utama untuk mempertimbangkan isu-isu genting ini dalam suatu perspektif yang benar, yakni perspektif Islam. kita telah melihat bahwa hanya Islamlah yang telah mampu menyatukan masyarakat beserta kekuatan mereka dalam jangka waktu tiga belas abad, ketika mereka hidup di bawah Daulah Islam yang satu.
Sementara ideologi Sosialis-Komunis nyata telah gagal mencapai hal ini dan memecah belah masyarakat sesuai dengan agama dan kebangsaan masing-masing. Ideologi Kapitalis juga tidak berbeda, dimana kaum minoritas dan sekte-sekte yang ada di dalamnya menolak mengakui satu sama lain karena mereka membawa pemikirian yang asing bagi mereka. Karena itu, kenapa kita tidak memikirkan kebesaran ideologi kita sendiri? [VM]
Posting Komentar untuk "Bersatu di Bawah Panji Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rosuulullah"