Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia dalam Pusaran Perang Proxy Kaum Imperialis


Oleh  : Umar Syarifudin 
(Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri) 

Betapa gurihnya Indonesia di mata dunia, cantik dan menawan bumi Islam ini di mata AS, China, Rusia dan Eropa. Jika tidak bisa mengenali penjajahan yang sedang berlangsung serta membaca arah gerakan Negara-Negara adi kuasa ini untuk Indonesia, ke depannya kita masih sebagai bangsa hanya akan jadi bulan-bulanan Negara asing karena kita tidak bisa merdeka di darat, laut, maupun udara. Kita Negara besar, hanya dipelihara sebagai masyarakat konsumeris yang mengonsumsi produk Negara Imperialis. sumber daya alamnya habis digerus, setelah selesai barulah kita dimusnahkan. Demikianlah masa depan kita.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, "Perang masa kini adalah perang energi dan kedepan perang ekonomi perang berlatar belakang energi, pangan dan air letaknya disekitar equator dan ini semuanya akan menjadi tantangan karena semuanya akan mencari makan dan energi di negara-negara ASEAN." Demikian cuplikan presentasi Panglima TNI saat mengikuti Sidang ke-13 ACDFIM (Asean Chief of Defence Force Informal Meeting) tahun 2016 di Don Chan Palace Hotel, Vientiane, Laos, beberapa waktu lalu.

Konflik atau perang di belahan bumi saat ini seperti di Suriah, Libya, Yaman, Mesir, Irak, Kuwait, Iran, Sudan, Kongo, Nigeria, semuanya terjadi di Negara penghasil minyak dan terakhir adalah Ukraina negara penghasil minyak 10.000.000 barrel perhari. Inilah bukti konflik negara-negara kapitalis berlatar belakang energi.

AS merasa perlu memperluas dan mempertahankan basis tatanan globalnya, tak terkecuali di Indonesia. Sebagaimana laporan lembaga kajian AS, Center for a New American Security (CNAS), ada empat negara besar yang sedang berkembang dan memiliki posisi strategis dalam tatanan global, yakni Brazil, India, Turki, dan Indonesia.

Empat negara itu dinilai memiliki aset ekonomi besar dan sedang berkembang, berposisi strategis, dan punya komitmen terhadap demokratisasi. CNAS berpandangan bahwa empat negara itu akan bisa menentukan arah pergerakan politik dan ekonomi global. Indonesia berada di rangking 1, mendapat prioritas utama AS agar tetap di wilayah orbit dan genggaman Negara Adidaya sekaligus kampiun demokrasi ini. Melalui jargon demokrasi untuk mengelabuhi rakyat sebagai kedok bagi Rencana Kolonialis.

Potensi Ekonomi

Secara Riil, Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dengan SDA melimpah ruah, tak tertandingi oleh Negara manapun di dunia. Inilah yang membuat para penjajah menelan ludah berlomba-lomba mencaplok kekayaan alam negeri gemah ripah loh jinawi ini. Inilah geo-potensi SDA Indonesia :

• +/-40 jt ton lalu-lintas cargo/hari
• +/-21 juta barrel/hari lalu lintas minyak dari Timur Tengah ke Asia Pasifik (Tahun 2030 prediksi meningkat 2x lipat)
• Produksiikan dari wilayah Timur dapat meberikan konsumsi hampir separuh penduduk dunia— bila dikelola dengan benar
• Hutan sebagai paru-paru dunia —- potensi, tetapi bisa bahayakan pemanasan global (kontribusi Indonesia 2 % perusak hutan)
• Energi alternatif panas bumi, hydro, solar, angin dan biduel dari tumbuhan (jarak,sagu, tebu, ubi kayu dll) -à ethanol, alkohol dll
• Penghasil lada putih no. 1 dunia
• Penghasil Kayu Lapis No 1 di dunia
• Penghasil Puli dari buah Pala No. 1 di dunia
• LNG No. 1 di dunia
• Penghasil Lada Hitam No. 2 di dunia
• Penghasil Karet Alam No. 2 di dunia
• Penghasil Minyak Sawit (CPO) No. 2 di Dunia
• Penghasil Timah No. 2 di Dunia
• Penghasil Tembaga No. 3 di dunia
• Penghasil Kopi No. 4 di dunia
• Jumlah Penduduk No. 4 di dunia
• Penghasil karet Sintetik No 4 di dunia
• Penghasil Ikan No. 6 di dunia
• Penghasil Biji-bijian No. 6 di dunia
• Penghasil The No. 6 di dunia
• Penghasil Natural Gas No. 6 di Dunia
• Penghasil Emas No. 1 di dunia
• Penghasil  Batu-bara No. 9 di dunia
• Penghasil Minyak Bumi No. 11 di dunia
• Negara dengan luas No. 15 di dunia
• Penghasil Aspal
• Penghasil Bauxit
• Penghasil Nikel
• Penghasil Granit
• Penghasil Perak
• Penghasil Uranium
• Penghasil Marmer dan Mineral ikutan lainnya
• Pasirbesi kualitas Terbaik di dunia

Faktor inilah yang mengundang pihak asing ingin menguasai Indonesia, dengan strategi penguasaan secara tidak langsung yang dibungkus dengan cara mempengaruhi baik cara hidup maupun cara berpikir masyarakat melalui globalisasi komunikasi, media, kebudayaan, ekonomi, keuangan, sosial dan politik.

Dari sisi jumlah penduduk, masyarakat Indonesia di dorong agar konsumtif atau  menjadi  pasar potensial dengan membelanjakan uangnya. Sementara, untuk menguasai sisi potensi sumber daya alamnya, didorong adanya aturan atau kebijakan investasi yang mengikuti atau berpihak kepada pasar bebas yang lebih banyak menguntungkan investor. Hari ini, pemerintah kita (1998-2015) tergelincir oleh Structural Adjusment Program (SAP)-nya Barat via IMF, yaitu privatisasi BUMN

Hegemoni

Bahwa niat menguasai suatu negara atau nafsu imperialisme AS dan Negara-negara kapitalis lainnya akan terus terjadi jika kita diam. Dengan berkembangnya strategi perang dan memikirkan resiko kehancuran saat ini perang dilakukan dengan skenario lain tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Skenario ini dilancarkan dengan memaksa elite suatu bangsa agar silau dan terpengaruh terhadap faham luar, yang pada akhirnya mengakibatkan suatu bangsa terpecah dan terkotak-kotak ke dalam tiga parameter yaitu;

Pertama: mayoritas masyarakat dibuat tidak tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi, hal ini terjadi pada masyarakat awam; kedua: sebagian masyarakat tahu namun tidak sadar atau tidak menyadari bahwa bangsa ini berada dalam jebakan, ini terjadi pada kaum intelektual dan yang ketiga: sebagian masyarakat tahu dan sadar apa yang sesungguhnya terjadi, namun akibat kerakusan, mereka justru bersedia berkhianat kepada negara bangsanya,  dengan bekerja sebagai agen asing atau sebagai komprador.

Di Indonesia skenario perang ini sebenarnya dimulai beberapa waktu sebelum krisis moneter 1997/1998, dimana krisis tersebut sangat cepat berubah menjadi krisis multidimensi yang dampaknya terus dirasakan sampai sekarang. Krisis yang berkepanjangan itu seharusnya harus menjadi peringatan sekaligus ujian bagi bangsa Indonesia karena terjadi melalui desakan keras dari kekuatan luar agar menerima faham yang dihembuskan dalam  kemasan liberalisme dan globalisasi, diawali dengan penggoyangan sektor moneter, kemudian meluas ke sektor ekonomi riil dan selanjutnya berkembang menjadi krisis kepercayaan dan krisis politik, serta krisis budaya. Kondisi yang tidak stabil tersebut justru disikapi oleh para elite politik dan beberapa kelompok kepentingan di dalam negeri untuk mengambil kesempatan demi kepentingan pribadi dan kelompok-kelompoknya (Oligarkhi ditingkat partai dan birokrasi), dengan mengabaikan kepentingan nasional dalam jangkauan jauh ke depan.

Tujuan perang proxy adalah :

Mengeliminir kemampuan negara sasaran agar tidak menjadi suatu potensi ancaman; Melemahkan kemampuan negara sasaran sehingga semakin tergantung dan lebih mudah ditekan; Penguasaan secara total negara sasaran. Adapun tahapannya sebagai berikut:

• Tahap  Infiltrasi.

Melakukan infiltrasi melalui bidang-bidang: Intelijen, Militer, Pendidikan, Ekonomi, Ideologi, Politik, SOSBUD / Kultur dan Agama, Bantuan-bantuan, Kerjasama di semua bidang dan Media / Informasi.

• Tahap Eksploitasi.

Melakukan ekploitasi dengan melemahkan dan menguasai bidang-bidang Intelijen, Angkatan Bersenjata, Ekonomi,Politik, Budaya dan Ideologi dimana semua ini adalah titik berat kekuatan suatu negara.

• Tahap Politik Adu Domba.

Menjalankan strategi adu domba, dilakukan untuk timbulkan kekacauan / kekerasan, konflikhorisontal (SARA), berikutnya bertujuan agar muncul keinginan memisahkan diri dari NKRI atau separatisme dimulai dengan eskalasi pemberontakan pada akhirnya terjadi pertikaian antar anak bangsa / perang saudara. Antar gerakan Islam diadu dan dibuat saling tuduh. 

• Tahap Cuci Otak.

Pada tahap brain wash atau cuci otak, mereka mempengaruhi paradigma berfikir masyarakat, yakni merubah paradigma Islam kaum muslimin dibonsai untuk berfikir kapitalis,  pragmatis, liberal, demokratis, pluralis dll., dengan jalan menyusupkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

• Tahap Invasi / pencapaian sasaran.

Ketika wawasan kebangsaan suatu negara sasaran hancur dan jati diri bangsa hilang, maka praktis negara sasaran sudah dengan kata lain dapat  dikuasai atau negara sasaran dalam penguasaan dan terjajah dalam berbagai aspek kehidupan. Berikutnya tinggal membentuk negara boneka yang diwakili oleh komperador asing.

Sadar ataupun tidak dari situasi dan kondisi saat ini,sesungguhnya sudah dan sedang berlangsung perang modern di wilayah Indonesia, dengan menjalankan strategi sesuai tahapan perang modern di atas; kapitalisme internasional yang dipimpin oleh negara maju dan sekutunya, berusaha mengkikis wawasan kebangsaan, berusaha memecah belah persatuan bangsa Indonesia agar lemah dan akhirnya mampu mempengaruhi berbagai kebijakan dan pelaksanaannya untuk tujuan akhir yakni menguasai mayoritas Sumber daya alamnya (SDA).

Banyak masyarakat Indonesia tidak menyadarinya bahwa saat ini sedang dijajah danmenjadi korban dari perang modern. Satu alasan pasti bahwa melakukan invasi fisik sangat tidak memungkinkan sehingga mereka merubah konsep dari konvensional menjadi non konvensional (perang modern). Perang modern, dengan biaya yang murah namun hasilnya sangat dahsyat karena dapat merusak sendi-sendi kekuatan negara sasaran.  

Selamatkan Indonesia

Skenario Barat berbuah disintegrasi, di barat, Aceh digerogoti GAM yang ingin lepas dari Indonesia; di timur, Papua bergejolak dengan OPM yang ingin lepas dari ibu Pertiwi; di selatan, Timor Leste sudah lepas dari bumi nusantara. Di utara konflik global di pacifik (pertarungan AS-China), AS memanfaatkan Indonesia agar pro-AS. Mengikuti jalan demokrasi Indonesia akan terus menjadi pusat jarahan Negara-negara tamak dan haus darah.

Ini adalah waktunya menolong negeri. Rezim Imperialis sebenarnya takut kepada kebangkitan Islam politik. karenanya Barat menyibukkan rakyat Indonesia terbelenggu dalam perpecahan dan larut dalam politik adu domba. Yang ditunggu rakyat dari aktivis-aktivis dakwah adalah pergerakan untuk menyelamatkan negara dengan menegakkan syariah Islam. 

Waktu penegakan Daulah Khilafah telah tiba. Ini adalah waktu menghapus kezaliman dan mencampakkan dosa dari umat Islam yang diam selama 92 tahun sejak negaranya dihancurkan dan kaum kafir menguasai mereka dan kekayaan mereka.

Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran perekonomian terbesar yang dipenuhi dengan kekayaan di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran negara terbesar di dunia dari sisi kemakmuran, kesejahteraan, keharmonisan hubungan manusiawi dan sosial diantara individu-individu rakyatnya yang bernaung di bawah suasana Islam yang dipenuhi keimanan dan jauh dari amoralitas dan keterpurukan. 

Penegakan kembali Khilafah berarti penghentian hegemoni imperialisme kapitalisme global yang rakus dan membuangnya ke keranjang sampah sejarah. Penegakan kembali Khilafah berarti perluasan keadilan Islam dan hukumnya sehingga orang zalim tidak lagi memiliki kemampuan berlaku zalim sesukanya dan orang kaya tidak akan bertambah kaya di atas penderitaan orang-orang miskin. Penegakan kembali Khilafah berarti manusia hidup dalam kehidupan yang dipenuhi keutamaan, keberkahan dan petunjuk Islam dengan suasana yang didominasi oleh keamanan dan ketenteraman.

Karena negeri-negeri Islam, yang di atasnya berdiri Khilafah, menempati pusat strategis paling penting di dunia, menguasai bagian terbesar dari kekayaan alam di dunia dan posisi geografinya yang berada di tengah-tengah menjadikannya sebagai pusat pertemuan jalur-jalur vital di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran negara besar baru yang memiliki pilar-pilar yang memungkinkannya dalam waktu sangat singkat untuk menduduki posisi negara adidaya di dunia. [VM]

Posting Komentar untuk " Indonesia dalam Pusaran Perang Proxy Kaum Imperialis"

close