John Kerry Mengklaim Ada Kemajuan Upaya Perdamaian Suriah


Para pemimpin dunia telah memperbarui seruan mereka untuk penghentian permusuhan di Suriah setelah pertemuan di Wina, Selasa (17/5). Mereka berharap bisa memulai kembali perundingan perdamaian yang bertujuan untuk menghentikan perang berkelanjutan di Suriah.

Pertemuan itu dipimpin oleh John Kerry, Menteri Luar Negeri AS; Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia; dan Staffan de Mistura, utusan khusus PBB untuk Suriah, serta para pemimpin lainnya dari 17 negara Kelompok Dukungan Internasional untuk Suriah (ISSG).

Mereka menegaskan dukungan untuk mengakhiri kekerasan dan kebutuhan untuk akses kemanusiaan langsung ke masyarakat dikepung. Sementara pihak yang terlibat tidak menetapkan tanggal untuk putaran perundingan damai berikutnya, Kerry mengatakan pertemuan di ibukota Austria merupakan langkah ke arah yang benar.

Amerika Serikat masih bersikeras bahwa Presiden Suriah Bashar Assad harus pergi sebagai bagian dari “kerangka kerja untuk transisi politik” dengan batas waktu 1 Agustus mendatang. Amerika tetap menghendaki penyelesaian secara politik.

“Semua pihak […] telah menyepakati kerangka dasar yang bersatu: terwujudnya Suriah non-sektarian yang mampu memilih masa depan melalui badan transisi,” kata Kerry.

Tetapi Assad yang didukung oleh militer Rusia dan Iran, telah menunjukkan belum ada tanda-tanda kesiapan ke arah itu. Pasukan pendukung Assad masih bertempur di darat. Ada sentimen di sini di Wina bahwa mungkin diperlukan beberapa waktu untuk menjembatani kesenjangan antara dua pemain kunci ini, seperti dilansir Al-Jazeera.

Pembicaraan damai yang ditengahi PBB di Jenewa berakhir bulan lalu tanpa kemajuan setelah delegasi oposisi walk out. Gelombang serangan oleh pasukan Assad dan sekutunya Rusia terus berlanjut, selain masalah pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dalam minggu terakhir, lebih dari 300 orang telah tewas dalam serangan udara pemerintah di provinsi Aleppo saja, sementara pertempuran mematikan juga telah berkecamuk di bagian lain dari Suriah, termasuk Idlib, Deir Az Zor dan pinggiran Damaskus.

Kesepakatan gencatan senjata sejak Februari lalu tidak mencakup kelompok-kelompok bersenjata seperti kelompok ISIS dan Jabhah Nusrah. Hal ini telah membuat perjanjian tidak efektif. Rezim dan sekutunya bebas melakukan serangan kepada ISIS dan Nusrah. Sementara itu beberapa faksi sering bekerja sama dengan Nusrah dalam serangan.

Sementara itu, pasukan rezim terus memblokade beberapa daerah yang dikuasai pemberontak di sekitar Damaskus. Blokade ini berdampak pada pengiriman bantuan kemanusiaan. Semua makanan dan bantuan medis yang dikelola PBB tidak bisa masuk. [VM]

Reporter: Salem
Sumber: Al-Jazeera/Kiblat

-------------------------------

Kerry Softens Deadline for Syria 'transition' Agreement

US Secretary of State John Kerry said Tuesday the August 1 date set for Syria's warring parties to agree the framework of a political transition is a "target" not a deadline.

Under the terms of the peace plan agreed by the UN Security Council, Bashar al-Assad's regime and his opposition had until August to agree the outlines of a political process.

But, speaking after a meeting of the International Syria Support Group, Kerry said: "The August date is not a drop date, it's a target date, and we all recognise that if we make significant progress and we're moving we will respect that process." [VM]

Sumber : Worldbulletin

Posting Komentar untuk "John Kerry Mengklaim Ada Kemajuan Upaya Perdamaian Suriah"