Pembenahan Moral ala Revolusi Mental
Oleh : Mardatilla
(Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Bengkulu)
Zaman sekarang ini jaringan internet dan sosial media memang punya kekuatan lebih dalam menyampaikan pesan. Jadi sudah bukan hal baru lagi ketika sebagian besar masyarakat atau pemerintah sekali pun ikut menyampaikan pesan atau aspirasinya melalui media tersebut. Seperti baru-baru ini program komunikasi publik bernilai sekitar 140an miliar sudah diluncurkan oleh Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Program yang kini sudah berwujud menjadi sebuah website yang bertajuk revolusimental.go.id ini nyatanya berhasil direalisasikan setelah pengajuan dana pada bulan Februari lalu, seperti dilansir melalui Merdeka. Progam Revolusi Mental adalah salah satu program unggulan pemerintah saat ini. Program ini pula yang digadang-gadang oleh pemerintah bahwa mampu membenahi moralitas bangsa yang semakin parah. Namun, sejak pertama dipublikasikan hingga saat ini, Revolusi Mental masih mengundang banyak pertanyaan publik. Ketidak jelasan konsep program ini berbalik membuat rakyat skeptik dengan implementasinya.
Ini tentu membuat tanda tanya besar, mengapa berbagai upaya yang sudah dilakukan, tidak juga membuahkan hasil ke arah yang lebih baik, ini karena negeri ini belum lepas dari jeratan sekulerisme yang berdasarkan kerangka berpikir ideologi kapitalisme yang dianut dalam segala aspek kehidupan. Padahal sudah banyak diketahui dan dikupas habis kelemahan dan keburukan ideologi kapitalisme sebagai buah tangan manusia. Arus berfikir dan bersikap berdasarkan sekulerisme dan kapitalisme, akan membuahkan pola fikir dan sikap yang materialisme (mengukur segala sesuatu dengan materi semata), dan liberalisme (kebebasan dalam perilaku, berfikir, dan dalam segala aspek kehidupan). Sehingga semua itu akan memunculkan sikap dan gaya hidup hura-hura, konsumeristik, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas, individualistik, kebebasan yang salah arah dan lepas kendali, tampilan sebagai generasi permisif, dan lainnya
Bicara tentang krisis moral yang menimpa bangsa ini memang kita akui sudah sedemikian parah dan menjalar di berbagai lini. Kasus korupsi yang dilakukan golongan elite, kriminalitas yang semakin merajalela, hukum yang amburadul, kekerasan dan eksploitasi terhadap anak dan perempuan adalah sedikit contoh kerusakan moral yang diidap Indonesia. Jika ditelisik lebih dalam, sesungguhnya permisivisme budaya adalah buah dari sistem demokrasi-sekuler saat ini. Sistem ini menjunjung tinggi kebebasan. Dari sinilah problem sosial kemasyarakatan muncul dan maraknya kerusakan di berbagai tatanan kehidupan, termasuk dalam pola fikir dan pola sikap masyarakat. Memang benar, jika segala urusan dunia solusinya diserahkan pada hasil pemikiran manusia tanpa melibatkan hukum-hukum Allah didalamnya, maka tentu solusi tersebut tidak bisa menuntaskan masalah secara total. Sehingga yang terjadi adalah fenomena tambal sulam ataupun gali lubang, tutup lubang atas masalah yang ada. Maka dari itu jika ingin menjadikan seluruh elemen di negeri ini memiliki pola fikir dan pola sikap yang baik dan benar, maka haruslah menggalinya dari Islam. turunnya Islam menjadi penyempurna dari semua agama yang ada, dan untuk mengatur kehidupan secara paripurna. Islam menjelaskan aturan tentang politik dan negara. Demikian pula, Islam menjelaskan secara total bagaimana kaidah hukum, sosial, budaya, pendidikan, dll sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Jadi sangat disayangkan, jika kaum muslimin berpaling dari Islam, dan malah meniru total hal-hal diluar Islam, berkiblat dari Barat, hanya karena silau dengan kemajuannya yang semu.
Dari sini terlihat bahwa pembenahan moralitas ala revolusi mental yang di usung oleh pemerintah, tidak cukup untuk membenahi mental anak bangsa menjadi lebih baik, apalagi ini hanya menggunakan situs. Pembenahan ini membutuhkan penggantian sistem pengaturan. Sistem tersebut adalah sistem yang dapat memfilter, menggerakkan, dan menyelamatkan dari berbagai bentuk ancaman yang dapat menyebabkan kehancuran bangsa. Salah satu sistem yang dapat dijadikan pengganti adalah sistem Islam. Sistem Islam memiliki pengaturan di seluruh lini kehidupan berdasarkan aturan dari Dzat Yang Maha Tahu. Sistem ini telah terbukti mampu mengantarkan manusia hidup dalam naungan kemuliaan sebuah peradaban agung selama 1300 tahun. Maka sudah saatnya kita semua kembali pada tatanan kehidupan yang didasarkan pada syariah Islam yang akan menyelamatkan dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Sebab, hanya Islamlah dengan serangkaian sistemnya yang merupakan satu-satunya solusi bagi seluruh problem dan persoalan hidup manusia, termasuk pembenahan moral. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [VM]
Posting Komentar untuk "Pembenahan Moral ala Revolusi Mental"