Sekulerisme : Merampas Keindahan Dunia Anak


Diawal bulan juni ini, tepatnya tanggal 1 Juni masyarakat diseluruh dunia termasuk Indonesia memperingati hari anak-anak sedunia. Peringatan ini adalah wujud apresiasi dunia terhadap keberadaan anak-anak yang ada diseluruh dunia. Dengan adanya peringatan hari anak sedunia ini haruslah dijadikan sebagai momentum untuk kita agar lebih tahu makna dan hakikat keberadaan seorang anak. 

Anak adalah awal tumbuh kembang dari proses pembentukan sikap, karakter dan kepribadian individu. Anak adalah generasi awal dari pembentukan suatu masyarakat dan bangsa. Untuk itu diperlukan pola didik, pola asuh dan lingkungan yang baik agar dapat menciptakan generasi yang baik pula karena masyarakat dan bangsa yang baik hanya akan terbentuk dari generasi yang baik.

Sejatinya dunia anak adalah dunia yang penuh dengan kebahagiaan, keceriaan, penuh kasih sayang, penuh ekspresi dan imajinasi. Tapi yang terjadi pada saat sekarang ini justru malah sebaliknya. Di Indonesia khususnya, dunia anak sudah begitu terancam dengan berbagai macam kejahatan. Setiap detik hidup mereka senantiasa dihinggapi dan dihantui oleh rasa takut dan rasa tidak aman.

Kasus demi kasus kejahatan yang terjadi di negeri ini pun justru malah lebih banyak dialami oleh anak-anak. Kasus kekerasan dalam rumah tangga, kasus penganiayaan disekolah, kasus pembunuhan bahkan sampai pada kasus pemerkosaan pun dapat menimpa anak-anak yang pada akhirnya mereka tidak hanya menjadi korban tetapi bisa menjadi pelaku kejahatan dan kemaksiatan tersebut.

Seperti halnya beberapa kasus yang pernah terjadi di negeri ini. Kasus pemerkosaan yang dialami oleh seorang remaja putri berusia 14 tahun yang dilakukan oleh 14 orang pelaku yang beberapa diantaranya adalah anak dibawah umur. Anak-anak remaja yang gemar minum-minuman keras, kasus bullying yang terjadi dibeberapa sekolah yang pelakunya tidak hanya anak sekolah menengah atas (SMA) tetapi anak bau kencurpun yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) menjadi pelaku bullying. Dan masih banyak lagi kasus-kasus serupa yang senantiasa menghantui kehidupan anak-anak di negeri ini.

Bagaimana semua tindak kejahatan ini bisa terjadi dan berlangsung terus-menerus seolah-olah menjadi teror yang menakutkan bagi anak-anak ?

Semua ini bisa terjadi karena tidak diterapkannya pola didik Islami dalam keluarga, lingkungan yang memberikan contoh buruk terhadap anak, pendidikan sekolah yang tidak ditekankan pada syariat Islam, lemahnya pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat terutama anak-anak serta sanksi yang tidak tegas dari pemerintah terhadap pelaku kejahatan. Dan yang lebih utama lagi dari semua penyebab ini adalah karena negara menerapkan sistem hukum sekulerisme dan liberalisme yang jelas-jelas sudah menjadi akar dari segala bentuk kejahatan dan kemaksiatan yang menimpa anak-anak. Dengan langgengnya hukum sekulerisme dan liberalisme inilah dunia anak akan terancam dan terenggut kebahagiaannya.

Maka dari itu wajiblah bagi kita untuk menerapkan syariat Islam dan mengembalikan segala urusan hanya kepada hukum Allah SWT, karena hanya dengan menerapkan syariat Islamlah segala permasalahan ummat baik dalam bentuk kejahatan maupun kemaksiatan terhadap anak dapat diberantas sampai ke akar-akarnya. Dan syariat Islam hanya dapat diterapkan dan dilaksanakan secara sempurna dalam bentuk daulah khilafah Islamiyah sebagaimana yang dicontohkan oleh tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Wallahu ’alam bish-shawab. [VM]

Penulis : Lia SuIastri ( Ibu Rumah Tangga )

Posting Komentar untuk "Sekulerisme : Merampas Keindahan Dunia Anak"