Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tugas Sekolah adalah Mendidik dan Membentuk Habit Siswa


Oleh : Sri Indrianti      
Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Tulungagung

Baru-baru ini kembali Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan pernyataan yang banyak menuai pro kontra. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melarang sekolah-sekolah negeri memaksa siswinya mengenakan jilbab.

Larangan itu disampaikannya saat memberi pengarahan kepada 1.700 kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan pejabat struktural eselon III serta IV di lingkungan Dinas Pendidikan DKI Jakarta di Gedung Yayasan Buddha Tzu Chi, Sabtu (4/6/2016). Menurut Ahok, larangan itu sudah pernah ia terapkan saat menjadi Bupati Belitung Timur pada 2006.

"Tempat saya itu 93 persen Muslim. Tiba-tiba, semua guru mewajibkan semua muridnya berkerudung. Padahal, kerudung itu kan panggilan iman," ujar Ahok. 

"Anda mengimani kalau kerudung itu sebagai sesuatu yang bisa menyelamatkan Anda, ya silakan, tetapi Anda tidak bisa memaksa semua anak pakai kerudung," kata dia. 

Ahok juga meminta agar larangan ini tidak kemudian dihubung-hubungkan dengan anggapan bahwa ia anti-terhadap agama Islam. (Kompas.com, 4/6/2016)

Menurut Jubir Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, Ahok itu harus mengerti dunia pendidikan yang salah satu tugasnya adalah melakukan pembiasaan. Agar kebiasaan tersebut terbentuk ya caranya dengan mewajibkan. Bahwa shalat, menutup aurat, pakai kerudung, shalat berjamaah pada akhirnya memerlukan kesadaran itu jelas, karena semua kewajiban agama itu memerlukan kesadaran dan keimanan.

“Tetapi dalam konteks pendidikan pembiasaan dengan peraturan merupakan hal yang sangat penting,” tegasnya.

Yang sudah dibiasakan pakai kerudung saja, ketika keluar sekolah dilepas apalagi enggak dibiasakan. Harusnya begitu logikanya. “Kalau ditarik lebih besar lagi, sudah dipenjara 10 atau 20 tahun saja korupsi masih merajalela, apakah karena itu koruptor tidak usah dihukum? Loginya kan begitu, ini aneh, gubernur yang paling aneh,” ungkapnya. (Hizbut-tahrir.or.id, 8/6/2016)

Sedangkan menurut Wakil Ketua PP Persis, Ustadz Jeje Zainudin, salah satu penyebab dan faktor pendukung rusaknya moralitas pelajar bangsa ini dikarenakan banyaknya peraturan yang permisif dari sekolah sebab takut disebut intoleran atau tidak pro HAM.

“Himbauan Ahok suatu kebodohan berfikir. Harusnya memberi masukan bagaimana sekolah semakin memperketat persoalan akhlak agama, mengingat kebejatan akhlak pelajar sudah sangat merajalela,” ujar Ustadz Jeje seperti dikutip di laman persis.or.id

Ustadz Jeje melanjutkan berjilbab itu kewajiban syariat bagi perempuan muslimah yang sudah dewasa,  baik di sekolah ataupun di luar sekolah jika berada di lingkungan publik yang bukan keluarga atau muhrimnya.

“Sebagaimana kewajiban yang lain seperti shalat dan puasa,  ia bukan hanya menuntut munculnya kesadaran  individu tapi harus diajarkan dan dididik,” tegas beliau.

Berkerudung merupakan salah satu kewajiban muslimah dalam berpakaian ketika berada di dalam kehidupan umum. Perintah ini tercantum di dalam surat An-nur ayat 31. Disamping kewajiban yang lainnya yaitu berjilbab dengan makna memakai baju yang menutupi tubuh. Dimana kewajiban berjilbab tercantum di dalam surat Al-ahzab ayat 59.

Tiap muslimah yang sudah baligh maka terkenai kewajiban memakai kerudung dan jilbab ketika keluar rumah atau berada di dalam kehidupan umum. Tidak perlu menunggu kesadaran dan panggilan hati. Untuk menumbuhkan kesadaran tentu membutuhkan yang namanya pembiasaan. Anak kecil yang sejak bayi sudah dibiasakan memakai kerudung maka dia akan meminta sendiri ketika keluar rumah harus memakai kerudung. Berbeda dengan yang tidak pernah dibiasakan memakai kerudung maka dia akan menangis memberontak ketika dipaksa memakai kerudung. Tetapi bukan kemudian berhenti sampai di sini. Harus dilakukan terus berulang-ulang maka pada akhirnya anak tersebut juga akan terbiasa. 

Begitupun dengan sekolah. Sekolah bukanlah hanya sebagai tempat untuk transfer ilmu dari guru ke murid. Sekolah adalah salah satu pihak yang berperan dalam proses pendidikan anak, selain orangtua dan lingkungan kehidupan. Keberadaan tiga pihak ini tidak bisa dipisahkan. Dengan adanya peraturan dari sekolah yang mewajibkan berkerudung ini sangatlah penting karena akan membentuk kebiasaan dari siswa muslimah. Walaupun masih harus menuntut kontrol dari orang tua dan masyarakat sekitar. 

Dalam Sistem Kapitalisme-sekulerisme seperti saat ini memang akan sangat sulit membentuk kesadaran dari para muslimah utamanya pelajar untuk konsisten memakai kerudung dan jilbab. Hal itu disebabkan gempuran Kapitalisme-Sekulerisme datang dari berbagai arah yang seringkali menyebabkan para pelajar muslimah goyah dalam berpendirian. Mulai dari teman-teman yang hedonis, media cetak dan elektronika yang senantiasa menyuguhkan gambaran perilaku remaja yang tidak islami, masyarakat yang cuek dengan sekitar, Orang tua yang hanya memberikan harta materi tanpa peduli dengan kehidupan anaknya yang menginjak usia remaja, dan lain-lain. 

Sungguh, beban berat ini semestinya semakin menyadarkan kita semua, bahwa tidak mungkin mewujudkan pendidikan yang ideal dalam sistem yang salah. Yang ideal pastinya hanya ada dalam sistem pendidikan Islam yang diperuntukkan bagi kebaikan hidup peradaban manusia di dunia. Tanpa sistem pendidikan Islam dalam sistem Khilafah kebangkitan umat hanya semu belaka. Keadaan ini pun tidak akan menyurutkan keyakinan dan optimisme kita dalam mendidik anak. Yang sangat penting adalah kondisi sekarang harusnya mendorong kita untuk semakin sungguh-sungguh dalam perjuangan untuk mengembalikan sistem Khilafah yang akan mewujudkan pendidikan ideal. [VM]

Posting Komentar untuk "Tugas Sekolah adalah Mendidik dan Membentuk Habit Siswa"

close