Nigeria Riwayatmu Kini
Oleh : Umar Syarifudin – Syabab HTI (pengamat Politik Internasional)
Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pekan ini menekankan dana darurat diperlukan buat bagian timur-laut Nigeria sebab rombongan kemanusiaan telah mengungkapkan tingkat kekurangan gizi parah dan kondisi seperti kemarau di negara bagian Borno. Situasi di Lembah Danau Chad telah menjadi topik pembahasan dalam dialog regional dan di Markas Besar PBB, New York. Sebanyak 3,8 juta orang saat ini menghadapi kondisi rawan pangan parah di seluruh Lembah tersebut, tempat puncak musim diperkirakan terjadi sekarang di banyak bagian.
Bencana kelaparan di Nigeria memasuki masa kritis. Konflik telah menambah parah dampak curah hujan yang tidak merata dan faktor lain lingkungan hidup yang menghambat produksi pangan yang bagus. Orang yang dipaksa meninggalkan rumah mereka termasuk yang paling parah terpengaruh oleh kekurangan pangan yang meningkat.
Di saat Nigeria kelaparan, Barat memastikan kuku-kuku kekuasaannya menancap kuat di leher Nigeria. Perusahaan minyak raksasa Inggris-Belanda, Shell, telah menyusupkan orang-orangnya ke beberapa kementerian kunci di Nigeria. Demikian salah satu kawat dari diplomat AS yang dibocorkan WikiLeaks tahun 2010. Di kawat itu, eksekutif puncak Shell di Nigeria mengatakan kepada para diplomat AS bahwa Shell telah memasukkan beberapa orangnya dan mengetahui setiap hal yang dilakukan di kementerian tersebut.
Terungkapnya kegiatan Shell di Nigeria mencerminkan betapa eratnya hubungan antara perusahaan minyak dengan para politisi di negeri yang mendapatkan miliaran dollar AS dari minyak, tetapi 70 persen rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan.
Terkait nasib umat Islam di Nigeria, Meskipun lebih dari separuh penduduknya memeluk Islam, dan juga memperhatikan penerapan syariah Islam secara terbatas di wilayah-wilayah utara, namun Barat dan antek-anteknya masih melakukan kekerasan dan kekejaman terhadap setiap bentuk seruan penerapan Islam yang sesungguhnya di wilayah-wilayah itu.
Para pengamat berpendapat bahwa apa yang terjadi di Nigeria tidak dapat dimasukkan ke dalam “konflik sektarian” dengan alasan apapun, terutama pembantaian yang dilakukan terhadap kaum Muslim, sebagai warga mayoritas. Ini merupakan sesuatu yang belum terjadi sebelumnya, di mana warga mayoritas tertindas di negeri mereka sendiri. Namun di Nigeria berbeda. Sehingga, meskipun keberadaan Islam sangat kuat di sembilan belas wilayah bagian utara yang dihuni oleh suku Hausa dan Fulani, di mana jumalah kaum Muslim di sana mencapai 95%, dan lebih dari 12 wilayah di bagian utara menerapkan syariah Islam, termasuk minoritas Muslim di selatan, tetapi Muslim Nigeria menderita kemiskinan dan marjinalisasi.
Siapa saja yang mencermati jumlah dan besarnya pembantaian yang dilakukan terhadap kaum Muslim oleh kelompok ekstrimis Kristen pada tahun 1990, 1994 dan 1995, maka sangat dipahami bahwa ia tidak dapat digambarkan sebagai sebuah konflik sektarian, dan juga dikuatkan dengan apa yang terjadi di tahun 2000, di mana orang Kristen dengan dibantu militer melakukan pembantaian (di Kaduna), akibatnya ribuan kaum Muslim meninggal, sementara ribuan dari mereka melarikan diri ke kota-kota sekitarnya, dan mereka membakar harta benda milik orang-orang kaya di antara kaum Muslim. Begitu juga apa yang terjadi di tahun 2004, 2010, dan 2011. Dan itulah yang diulang dan terus diulang di wilayah-wilayah dan waktu yang berbeda, sehingga mengakibatkan ribuan kaum Muslim meninggal.
Barat benar-benar berusaha memanfaatkan operasi kelompok “Boko Haram”-yang dalam bahasa Arab berarti “pendidikan Barat adalah haram”, di mana kelompok ini muncul untuk menyerukan boikot terhadap segala sesuatu yang berbau Barat, serta menyerukan penerapan syariah Islam-untuk menggambarkan persoalan itu sebagai perang sektarian, atau bahwa kelompok “teroris Muslim” adalah mereka yang melakukan pembantaian ini. Inilah yang tampak jelas dalam reaksi Barat apa yang sedang terjadi. Sementara Barat selalu menutup mata terhadap operasi pembantaian, penyiksaan, pembakaran orang dan harta benda jika itu dilakukan terhadap kaum Muslim. Dan Barat tampak begitu bereaksi dengan keras atas sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok “Boko Haram” dengan menyebutnya sebagai indikasi besarnya pertumbuhan “kekuatan kelompok fundamentalis” di Nigeria. Sehingga Barat menegaskan pentingnya untuk melawannya dengan keras dan tegas.
Mungkin ini yang memberi lampu hijau kepada pasukan pemerintah untuk melakukan genosida terhadap anggota kelompok tersebut. Di mana hal itu tampak dalam cuplikan film yang disiarkan oleh Al Jazeera pada tanggal 9 Februari 2010, bagaimana pasukan pemerintah dan militer Nigeria menerapkan eksekusi terhadap sejumlah penduduk sipil, bahkan ada dari mereka tidak bisa berjalan di atas kakinya. Mereka dengan darah dingin menembak setiap kepala dari warga sipil itu secara brutal, jauh dari norma dan hukum agama manapun. Apalagi pembantaian yang dilakukan terhadap kaum Muslim ini terus berlanjutan dengan keterlibatan polisi dan tentara. Semua ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa apa yang terjadi adalah perang tertutup terhadap Islam, dengan melibatkan lembaga-lembaga negara yang dikendalikan oleh kaum Kristen dan didukung oleh Barat, untuk melenyapkan Islam yang ada di negeri ini, di mana mayoritas penduduknya memeluk Islam. [VM]
Posting Komentar untuk "Nigeria Riwayatmu Kini "