Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sudahkah Kita Merdeka?


Oleh : Khoirun Nisa, S. Pd
(Guru di Pasuruan)

Gegap gempita peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di berbagai tempat di seluruh Indonesia sedemikian marak, meski tidak semua tempat melakukannya. Mulai dari lomba makan kerupuk sampai karnaval besar-besaran diadakan sebagai euforia merayakan kemerdekaan. Tetapi jika kita bertanya benarkah kita sudah benar-benar merdeka, serta mendapatkan kemerdekaan dan kesejahteraan sebagai hasil kemerdekaan? Sepertinya hal itu masih jauh dari kenyataan, karena  menilik hasil survey yang dilakukan lembaga survey Indonesia yang sudah terkenal menyatakan bahwa hasil jajak pendapat hanya 7 % yang setuju perwujudan sila ke-5 Pancasila (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) semakin dekat, sedangkan 93 % responden menjawab semakin jauh. Bahkan Ketua MPR Zulkifli Hasan, menilai berdasarkan hasil survey tersebut keadilan sosial masih jauh dirasakan oleh bangsa Indonesia. “Setelah 71 tahun kita merdeka ternyata keadilan sosial bagi sekuruh rakyat masih jauh,” tegas Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam ceramah sosialisasi Empat Pilar di depan 600 peserta, terdiri dari warga yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Bandung Barat, sabtu (18/6).

Lalu bagaimana peran negara dalam menciptakan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia? cukup mengagetkan hanya 5 % menjawab memadai dan 95 % menyatakan peran negara dalam mewujudkan keadilan sosial belum memadai. Berdasarkan hasil survey itu menunjukkan bahwa ternyata Indonesia masih jauh dari kata dan kondisi merdeka. Karena merdeka yang dikonotasikan dengan makna kesejahteraan masih jauh dirasakan oleh rakyat Indonesia dan hanya dirasakan oleh segelintir orang cuma 5 %, dan ternyata kesejahteraan hanya diperoleh oleh orang-orang tertentu saja. Kekayaan hanya berputar pada kurang lebih 10 orang saja sementara sisanya diperebutkan oleh 250 juta lebih penduduk Indonesia.

Sistem Kapitalis liberal yang diterapkan di negeri ini menjadikan kesenjangan sosial yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin. Rakyat terus merasakan kedzaliman dari tahun ke tahun mulai dari pengurangan sampai penghapusan subsidi BBM, subsidi listrik, orang sakit harus bayar sendiri bahkan tidak sakit pun harus membayar dengan dalih gotong royong lewat program BPJS. Bahkan pendapatan perkapita Indonesia pada tahun 2015 hanya menempati urutan ke-115 dari 185 negara yang ada di dunia, dengan jumlah US$ 3,362 pertahun. Angka itu cuma sepertiga dari Malaysia dan sepersepuluh dari Amerika . Padahal Indonesia adalah negara kaya dengan kekayaan berlimpah luar biasa baik di daratan dan lautan.

Indonesia masih jauh dari kesejahteraan karena adanya kapitalisasi sumber daya alam oleh negara yang diserahkan kepada asing/swasta. Semua yang terkait dengan hajat hidup orang banyak diswastanisasi atau dikelola asing menjadikan semua serba mahal dan dihapuskannya subsidi di berbagai bidang menjadikan rakyat semakin sengsara. Padahal seharusnya negaralah yang wajib memenuhi dan mensubsidi kebutuhan rakyat dengan memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Tapi yang terjadi sebaliknya sehingga kesejahteraan hanya dimiliki oleh mereka yang punya modal besar dan hanya dinikmati pihak asing. Kondisi ini tidak jauh beda dengan zaman penjajahan oleh Belanda dulu. Maka kesenjangan sosial dan kesejahteraan sosial pasti jauh seperti dalam hasil survey diatas. Hal ini terjadi karena Indonesia pada hakekatnya masih “dijajah”. Dulu penjajahan dengan menggunakan kekuatan senjata, saat ini penjajahan dilakukan dengan melalui kontrol dan menanamkan pengaruh atas ekonomi, politik, pemikiran, budaya, hukum, dan hankam atas wilayah yang dijajah. Dan ini adalah bentuk penjajahan gaya baru yang tidak disadari oleh bangsa yang dijajah. Dengan melihat kondisi negara kita hakekatnya kita masih dijajah, jadi kita belum merdeka secara hakiki.

Jika negara benar-benar memanfaatkan sumber daya alam yang ada, dimiliki oleh Negara, dikelola oleh Negara dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat pastilah kesejahteraan sosial itu bisa dirasakan oleh seluruh rakyat seperti yang diatur dalam sistem Islam. Sistem Islam menjadikan negara sebagai pelayan dan pengurus umat dalam semua bentuk kesejahteraan dengan menjadikannya sumber daya alam negara sebagai pembiayaan dan dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat semata, bukan untuk segelintir orang saja. Maka jika menginginkan kesejahteraan hakiki dan kemerdekaan hakiki bisa diraih jika kita menerapkan sistem islam untuk mengatur semua urusan umat/rakyat. Sistem Islam membebaskan manusia dari penghambaan selain kepada Sang Khaliq, Allah SWT. Karena Islam diturunkan oleh Allah SWT untuk menghilangkan segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, pendzaliman dan penghambaan terhadap manusia oleh manusia lainnya secara umum. Maka jika ingin benar-benar merdeka secara hakiki dan kesejahteraan benar-benar terwujud terapkan sistem islam secara menyeluruh di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. [VM]

Posting Komentar untuk "Sudahkah Kita Merdeka?"

close